Kerugian Terparah Sejak 40 Tahun Terakhir
OLEH YUSRI USMAN | Direktur Eksekutif CERI
Sekarang untuk mengalihkan kerugian Rp 11, 13 Triliun, lagi di framing Pertamina akan menghapuskan BBM jenis Premium dan Pertalite.
Ini benar-benar sontoloyo, bagaimana mungkin Premium bisa dihapus total ? Karena disain kilang sejak dulu dibangun memang untuk memproduksi Premium dan solar dgn kualitas Euro 2.
Kalaupun proyek modernisasi kilang dalam program RDMP berjalan, baru kilang Balikpapan yang bisa digunakan pada tahun 2024 untuk memproduksi BBM kualitas Euro 4 dan 5, itupun kapasitasnya terbatas.
Disaat pandemi covid 19 yang telah melemahkan daya beli rakyat, adalah tak mungkin berani Pemerintah membuat kebijakan menghapus peredaraan Premium dan Pertalite, bisa berpotensi terjadi krisis politik.
Tonton Video berikut: https://youtu.be/hJPNOc37UhI
Kebijakan penghapusan Premum itu merupakan ranah Pemerintah, yaitu sesuai Peraturan Presiden nomor 34 tahun 2018 yang merupakan perubahan dari Perpres 191 tahun 2014, dan semuanya ditanda tangani Presiden Jokowi.
Wajar saja Dirut Pertamina tak mampu menjawab pertanyaaan anggota DPR ketika ditanya berapa proyeksi impor minyak mentah Pertamina mulai sekarang sampai dengan 2024.
Karena 6 dari direksinya, 5 anak kos dan hanya 1 orang dari Pertamina, yaitu Mulyono, dan parahnya lagi yang ke 5 itu tidak berlatar belakang pendidikan migas dan pengalaman dibidang migas.
Selain itu, hebatnya lagi didunia hanya ada perusahaan yang jumlah komisarisnya lebih banyak dari direksinya ya Pertamina, 7 komisarisnya mengawasi direksinya hanya 6.
Sejak pemerintahan Jokowi 6 tahun, struktur organisasi Pertamina sudah berubah 5 kali, dan dirutnya 4 kali, yaitu Dwi Sucipto ke Plt Yeni Handayani, kemudian ke Elia Masa Manik, dan Nicke Widyawati.
Selain memang kemampuan direksinya dibawah rata rata, diduga tumpulnya pengawasan terhadap Pertamina yang menyebabkan kerugian, ada juga peran dari oknum BPK dari wakil rakyat senayan terhadap Pertamina, karena kekenyangan dana CSR dan dapat cawe proyekproyek dan agen LPG, SPBBE dan SPBU.
Wajar publik saat ini menjagokan Pertamini daripada Pertamina yang konon kabarnya mau dijual melalui anak anak usahanya.***