Oleh : Salamuddin Daeng, Ekonom AEPI
Penyebab yang mengejutkan
1. pemerintah USA mengeluarkan peringatan keras, dalam bentuk pelarangan bepergian ke Indonesia.
2. Banyak negara dan organisasi internasional mengkhawatirkan penanganan korona di Indonesia yang asal asalan.
3. Kebijakan pemda DKI merespon peringatan internasional dengan melakukan PSBB memulai dari awal kembali. Jadi upaya selama ini dianggap tidak membawa hasil dan sia sia.
Penyebab mendasar :
1. IHSG anjolok karena memang fundamental ekonomi lemah, pertumbuhan minus, target pajak dan PNBP tidak tercapai, nilai tukar buruk, investasi rendah, utang jatuh Tempo besar.
2. Tim ekonomi jokowi tumpang tindih, tidak singkron dan sarat kepentingan kelompok.
3. Tim ekonomi yang dibentuk dengan perppres yang diketuai Airlangga dan wakilnya Erik keluar dari protokol sebagaimana UU No 2 Tahun 2020. Tim ini dianggap banyak pihak tidak punya kekuatan regulasi dan kurang kredibel.
4. Kemampuan anggaran mengatasi pelemahan ekonomi sangat lemah. Kinerja anggaran sangat buruk.
5. Koordinasi pusat daerah sangat buruk dalam mengatasi corona dan pemulihan ekonomi.
KORONA sebagai PEMICU IHSG anjlok dan nilai tukar memburuk:
1. Ekonomi rentan pada perubahan status corona. Sementara korona makin mengganas. pemerintah abai dan kurang sigap.
2. Kemampuan pemerintah menangani korona lemah, simpang siur peraturan dan kebijakan serta tidak ada komando.
3. Kemampuan anggaran menangani korona tidak memadai. Anggaran tampaknya menjadi bancakan antar kelompok oligarki.
4. Masing masing oligarki mengejar jualan sendiri sendiri. Ada yang mau jualan vaksin, ada juga yang mau jualan obat. Ada juga yang mau jualan alat kesehatan. Tidak jelas fokus dan pentahapannya.