ENERGYWORLD.CO.ID – Entah angin apa, beberapa hari belakangan, Mantan Manager Marketing and Analysis Development ISC (Integrated Suply Chain) Pertamina, Anizar Burlian, sangat rajin bolak-balik memberikan masukan ke Direktur Eksekutif CERI Yusri Usman soal harga saham perusahaan Maurel et Prom Prancis telah jatuh pada harga Euro 1.2 per lembar saham. Saham itu telah dibeli Pertamina pada tahun 2016 dan 2017 di harga Euro 4,2 per lembar saham.
Anizar mengatakan lebih lanjut dalam postingan melalui media whatsapp Yusri Usman, bahwa Pertamina terakhir pada tahun 2017 telah menguasai 142 juta saham atau 72,68% dari total saham di perusahaan tersebut. Dari hitungan yang dia berikan ke Yusri, ia menyebutkan kerugian Pertamina pada posisi 1 November 2020 adalah Euro 340 juta, atau setara dengan Rp 7,5 triliun.
Yusri mengatakan, berulang kali Anizar mensupport Yusri agar mau membuat rilis berita terkait ruginya Pertamina dalam membeli PI Investasi blok migas di luar negeri.
Namun Yusri mengatakan perlu didukung bukti baru yang akurat, koq bisa harga saham MP terjun bebas.
“Sebab, soal pembelian saham Maurel et Proum ini, sebelum dibeli pun saya sudah berdebat panjang via Wa dengan Direktur Pertamina Hulu, bahwa pada prinsipnya saya kurang sepakat kalau Pertamina ambil saham itu, karena bloknya terletak di tiga negara dan potensinya juga biasa saja. Malah saya pertanyakan mengapa Pertamina saat itu mundur dari rencana membeli PI ( Perticipating Interest) Litasol, anak usaha Luk Oil di West Qurna 2 Irak. Itukan produksi akan besar melebihi produksi Blok Rokan. Silahkan buka jejak digital saya berkomentar di media soal itu sejak 2016 dan 2017,” ungkap Yusri.
Selain itu, Yusri mengatakan ada yg aneh memang dalam pembelian PI di Maurel et Prom. Pertamina mengatakan setiap ekspansi dengan akuisisi blok migas diluar negeri untuk menambah pasokan minyak mentah. Namun untuk Mauel et Prom ini, Pertamina hanya dapat deviden kalau untung, namun minyaknya sudah terlanjur terikat kontrak panjang dengan pihak Total. Jadi, ibarat beli sawah, tapi padinya sudah si ijon tengkulak. Termasuk pembelian saham setelah tahap pertama, dilakukan dengan tender offer, fair valuenya hanya Euro 2,7 tapi dibeli Pertamina Euro 4,2 , sehingga dicurigai ditahap inilah terjadi ada dugaan permainan oleh pemburu rente yang sudah disiapkan.
Diceritakan Yusri lagi, karena pada Minggu 1 November 2020 malam, Anizar gagal meyakinkannya karena tidak bisa memberikan bukti yang kuat, Senin pagi Anizar mencoba meyakinkan Yusri dengan mangatakan infonya disini ada keterlibatan Hendro atau Luhut, Abud,DD, DS dan BS.
Kemudian, Yusri tidak kenal dengan nama nama disebut itu, karena tidak lengkap dan tidak dijelaskan apa jabatan nya, dan apa bukti buktinya. Yusri juga mengatakan kepada Anizar, mana bisa sembarang menuduh orang tanpa bukti. “Bisa bahaya kita, akhirnya dia mengatakan bahwa Bayu pegang data,” tutur Yusri menceritakan apa yang ia sampaikan ke Anizar.
Pada selasa dini hari setelah Yusri mendapat kiriman konsep berita yang akan ditayang pada Selasa oleh Urbanews, Yusri saat itu juga memforwadkan berita itu ke Bayu. Bayu lantas langsung menghubungi Yusri sekitar jam 01.12 WIB. Mereka terlibat pembicaraan panjang sekitar 10 menit.
“Bayu mengatakan tenang saja Pak Yusri, saya punya bukti kuat dan sudah pernah dimintakan keterangan dari penyidik dan sudah merupakan keahlian saya mengkaji prospek bawah permukaan. Dan Bayu malah kaget ternyata penyidik punya bukti lebih banyak dari yang dia diperkirakan. Makanya dia bilang sabar saja, sebentar lagi juga proses MP sudah jalan. Nanti selanjutnya soal transaksi PI blok migas Aljazair dan PI Murphy di blok migas Malaysia. Pokoknya dalam cerita singkat Bayu, ini sudah seperti berburu didalam kandang, bukan dikebun binatang lagi, artinya tutup mata saja, pasti banyak yang kecekelah,” kata Yusri menuturkan logat Jawa Bayu kepadanya.
Akhirnya, lanjut Yusri, karena sudah ngantuk, ia dan Bayu menutup pembicaraan. “Hanya saja, sambil memejamkan mata, muncul bayangan dalam otak Yusri bahwa dalam kasus mitra investasi pipa blok Rokan, kalau pihak terkait tidak membatalkan porsi mitra yang 25% itu alias tak perlu ada mitra, kok saya punya keyakinan, paska 2024 akan banyak pejabat dari Holding Pertamina, PGN dan Pertagas harus rajin mondar-mandir ke gedung bundar atau kantor kuningan untuk isi absensi,” ungkap Yusri.
Oleh karena itu, kata Yusri, ia perlu memberikan apresiasi dan mendukung penuh upaya dan niat baik Anizar dan Bayu dengan semangat untuk membongkar dugaan permainan di dalam pembelian PI blok migas di luarnegeri dan proyek lainnya. Sehingga ke depan mudah-mudahan muncul lagi orang dari Pertamina yang berani bersuara lantang untuk memperbaiki proses bisnis perusahaan Pertamina agar lebih baik.(URBANNEWS)