Home BUMN TOWER TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PLN SEKARANG MILIK SIAPA ?

TOWER TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PLN SEKARANG MILIK SIAPA ?

1145
0
Ilistrasi

Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.

Saat ini, untuk Jawa-Bali, ini pembangkit-pembangkit-nya 90% milik swasta Asing dan Aseng (yang di dalamnya ada Luhut BP Menko Maritim, Erick Tohir Menteri BUMN, JK Mantan Wapres, Dahlan Iskan Mantan Menteri BUMN dkk ). Sementara pembangkit PLN 17.000 MW “mangkrak” !

Sedang Ritail yang besar-besar seperti SCBD Soedirman JKT dalam bentuk Curah/”bulk”/Whole sale market sudah dimiliki oleh TW. Atau yang lain seperti Central Park, Meikarta dll oleh Taipan pemiliknya ! Sedang yang recehan dalam bentuk Token pabriknya dimiliki Dahlan Iskan dan taipan 9 Naga. Dan pemasarannya lewat Alfamart, dan gerai-gerai  kecil.

Ahmad Daryoko/ist

Ritail yang pasca bayar pun saat ini sudah mereka kuasai. Sehingga seluruh ritail PLN khususnya Jawa-Bali sudah mereka kuasai.

Bagaimana dengan jaringan Transmisi 500 KV dan 150 KV PLN yang berjejer dengan megahnya sepanjang P. Jawa ?

Para pejabat yang kami sebutkan diatas telah membentuk “Oligarkhi” dan meminta PLN menyerahkan jaringan Transmisi dan Distribusinya kepada mereka guna menyalurkan “stroom” dari pembangkit2 mereka ( yang telah berkolaborasi dengan Asing dan Aseng tersebut) ke konsumen !

Dengan demikian seluruh konsumen pun telah menjadi milik Oligarkhi tersebut karena Dahlan Iskan telah menjual ritail PLN seluruhnya saat yang bersangkutan menjadi DIRUT PLN.

Dengan kondisi diatas praktis PLN di Jawa – Bali hanya menjadi penjaga tower beserta kabel-kabel Transmisi dan Distribusi. Orang2 PLN tidak berani menolak kemauan boss nya karena takut di pecat !

Disinilah terjadinya penyelewengan kekuasaan itu ! NAWA CITA yang mestinya diartikan sebagai “kehadiran Negara ditengah rakyat guna melindungi rakyat” di salah artikan menjadi “kehadiran oknum pejabat untuk mengacak acak perusahaan milik rakyat guna kepentingan Oligarkhi !”

Maka jangan heran kalau tahun 2020 ini subsidi listrik membengkak menjadi Rp 200,8 triliun (Pelita Online , 8 Nopember 2020) dari yang biasanya hanya rata2 Rp 50 triliun pertahun (saat masih dikelola PLN sepenuhnya).

Artinya untuk tahun ini Oligarkhi diatas “menikmati” hasil mark up sekitar Rp 150 triliun yang bisa dibagi2 untuk keluarga, teman dan para pendukung rezim !

Bagaimana dengan tahun depan ? Tentunya lebih besar lagi dari Rp 200,8 triliun. Apalagi bila justru Pemerintah menurunkan tarip listrik guna menambah citra ( bahasa Solo nya “bombongan”).

Tapi ingat semuanya pasti menyandarkan hutang Luar Negeri. Dan kecenderungannya adalah ke China.

INILAH WUJUD KESEWENANG WENANGAN PARA PEJABAT DIATAS !!

YANG BERPOTENSI TARIP LISTRIK NAIK 5X LIPAT ATAU MENAMBAH HUTANG LN.

ATAU SENGAJA MEMBIARKAN DIJAJAH CHINA ? WALLAHUA’LAM !

HANYA TUHAN, JKW DAN JIE PING
YANG TAHU !!

MAGELANG, 17 NOPEMBER 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.