Oleh : Salamuddin Daeng
Ekonomi blangsak dihantam wabah kopid 19, dihantam badai krisis global, dihantam wabah korupsi.
Bandar pendukung sinuhun sekarat, usaha bangkrut, infrastruktur bangkrut, sektor properti amblas, sektor tambang sekarat, industri gulung tikar.
APBN sekarat, harga minyak amblas dihantam krisis, perusahaan batubara tak bisa lagi dapat utang, perang dagang dan perang virus,dan perang iklim menghabisi bandar energi fosil.
Sinuhun terancam oleh agenda transparasi global, karena memakai dana BI untuk menjadi ATM sinuhun dalam mendapatkan belanja APBN. Program ini dapat dikatogorikan tabu, melanggar etika keuangan, dan berpotensi menjadi bentuk kejahatan keuangan baru.
APBN Mengejar dana abadi dengan melego BUMN ke pasar keuangan dan ke negara negara lain, ternyata tidak laku. Para pemilik uang takut uang mereka, dana abadi mereka dimakan tuyul Indonesia.
BUMN tinggal tulang, penerimaan merosot dihantam krisis, perang curency, perang dagang, perang iklim dan perang virus.
Utang BUMN segedong, sudah 5 sampai 6 kali pendapatan sebelum pajak dan bunga. Hancur lebur terkena depresiasi.
BUMN energi gulung tikar jadi ajang bancakan mega proyek listrik, mega proyek kilang dan mega proyek gasifikasi batubara. BUMN non energi sudah hidup segan mati tak mau, BUMN perbankkan terancam gagal bayar utang dan kredit macet.
Tax amnesty Indonesia gagal, para bandar, oligarki kelas kakap, jadi buronan interpol, uang mereka menjadi obyek sitaan dalam tools transparansi. Sinuhun bisa ikut jadi buronan interpol kalau tidak menyita uang para bandar alias konglomerat busuk yang menyimpan uang dalam rekening rahasia.
Sinuhun terancam dipermalukan di internasional, tidak dikasi proyek dan uang belanja oleh Internasional karena gagal manjalankan agenda COP 21 paris untuk target penurunan emisi karbon. Tidak ada lagi bank besar yang mau menbiayai proyek dan tidak ada lagi lembaga keuangan yang mau kasih utang Indonesia.
Ngenes ya sinuhun 2021
