ENERGYWORLDINDONESIA (ENERGYWORLD.CO.ID) — Sosoknya yang satu ini di dunia energi tanah air sudah tak asing lagi. Ia banyak melakukan perubahan dan terobosan yang sangat inovatif bahkan mampu menjadikan cara penghematan energi yang sangat efektif.
Adalah Gembong Primadjaja yang punya komitmen tinggi dalam hidupnya melakukan cara yang menarik yaitu memberi dan melakukan sesuatu yang baru. Gembong punya aktivitas yang luar biasa bahkan aktif di beberapa organisasi dalam berbagai macam sektor, Ia pernah menjadi Ketua Bidang Compressed Natural Gas di Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas 2011-2014, anggota Komite II Bidang Maritim di Komite II – Rembuk Nasional Jokowi 2016, menjadi Wakil Ketua Komite III Bidang Maritim di Komite III – Rembuk Nasional Jokowi 2017, anggota komite di Komite I – Harmoni Indonesia, Ketua Ikatan Alumni Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung 2011- 2015, dan menjadi Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung 2016-2020.
Namanya kini masuk bursa calon terkuat Ketua Umum IA ITB 2021-2025. Gembong dalam pemilu ITB yang akan digelar 27 Maret 2021 mendapat nomor urut 3 dari banyak calon yang berjumlah 8 calon.
Gembong Primadjaya masuk Teknik Mesin ITB angkatan 1986 dan lulus tahun 1992, kemudian ia melanjutkan Studi Masternya di Rutgers University, New Jersey USA tahun 1995 dengan gelar Master of Business.
Dalam kampanye di media sosial (IG @gemilangiaiTB) Gembong menuliskan visi untuk mewujudkan IA ITB menjadi medium dan kanal optimalisasi bagi potensi alumni ITB dalam berkarya, berkreasi dan berbagi bersama baik di Indonesia maupun dunia. Percaya pada spirit tersebut, Gembong berharap bahwa IA ITB dapat dijadikan sebagai pendorong dan menjadi panggung bagi karya, kreasi, kreatif, seni, dan produk teknologi baik oleh korporasi Indonesia maupun teknopreneur alumni ITB yang nantinya dapat memberikan manfaat bagi internal alumni ITB maupun masyarakat Indonesia.
Gembong juga memberikan makna “Kawanan Gajah Ganesha” IA ITB yang diharapkan dapat saling mendukung dan menjaga. Sementara di Gembong Primadjaja di media sosial FaceBook menuliskan bahwa dirinya minta dukungan mohon doa restu Kawan-kawan Alumni ITB yang dicintainya, meminta mohon doa restu dari kawan-kawan Alumni semua untuk maju menjadi Ketua Umum IA ITB. Saya menetapkan diri maju menjadi Calon Ketua Umum IA ITB setelah melalui proses yang cukup panjang bertahun-tahun berinteraksi mengenal bagaimana karakter IA ITB dan karakter Alumni ITB serta karakter ITB.
“Sejak lahir saya sdh berinteraksi dengan ITB karena kebetulan Orang Tua saya adalah Dosen ITB di Jurusan Pertambangan dan tinggal di kompleks tempat tinggal Dosen ITB.
Kebetulan yang sangat berharga inilah yang membuat pengenalan manusia-manusia dan gaya ITB seperti sudah melekat dalam diri keseharian saya,”tulisnya.
Harapan saya kalau ditulis dengan kata2 sebenarnya cukup sederhana untuk IA ITB, menjadikan IA ITB menjadi wadah pemersatu Alumni ITB dengan berbagai pandangan dan latar belakang. Kebersatuan yang ada akan menjadi roh untuk memajukan alumni ITB dan memajukan ITB menuju World Class University. Interaksi antar Alumni ITB yang sangat dinamis yang saya lihat sejak jaman dulu adalah interaksi yang penuh kehangatan dan kekeluargaan serta benar-benar gaya ITB yang egaliter. Mau alumni angkatan 50an sampai milenial saat ini, gayanya tidak banyak berubah, benar-benar gaya anak ITB. Kekuatan gaya interaksi inilah yang akan menjadi pondasi saya untuk mencapai harapan yang akan dicapai IA ITB nantinya.
Saya akan terus menulis dan menyapa kawan-kawan untuk menyampaikan apa yang akan kita capai kalau saya menjadi Ketua Umum IA ITB, semoga apa yang saya sampaikan membuat kawan-kawan mempunyai keteguhan hati untuk mendukung dan memilih saya menjadi Ketua Umum.
Perntayaan ini pun ia sampaikan juga di depan para milineial ITB yang dalam sebuah syuting edisi khusus Don Adam Channel terungkap bahwa perjalanan seorang Gembong adalah perjalanan penuh khimat dan terus mencoba meski sempat jatuh. Namun khikmahnya terasa saat ini dan berhasil. “Itulah perjuangan saya pernah jatuh pernah mendapat saat ini pencapaian terus saya dalah perjuangan yang tak henti memberi dukungan pada semua dan perjalanan hidup ini,” jelas Gembong Senin (8/2/2021) malam dibilangan Jakarta Selatan.
Yang menarik saat bincang dengan milinial IA-ITB Gembong juga piawai mengimbangi para milineial yang kritis, perntanyaan demi pernyaan dijawab cepat dan jitu. Mulai dari dunia energi umum, energi terbarujan, soal ekonomi dan sejumlah hal yang menarik tentang isu-isu terbaru.
Gembong Primadjaja Calon Ketum IA ITB Gembong lahir di Bandung, 6 Mei 1968 sebagai salah satu kandidat, rekam jejak Gembong sangatlah mumpuni dan jelas pada aktifitas organisasi IA ITB beberapa tahun kebelakang. Konsistensinya untuk menggaungkan Program Indonesianisme ada sejak dirinya menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Mesin ITB 2011-2015 yang kemudian dilanjutkan saat menjadi Sekjen IA ITB 2016-2020.
Selama menjabat Sekjen IA ITB, Gembong pernah tercatat sejumlah event pagelaran Indonesianisme Summit dimulai sejak tahun 2017, 2018, dan 2019. Pada acara yang diadakannya saat itu bahkan dihadiri dan diberikan pemaparan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekertaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pariwisata Arief Yahya. Dalam pagelaran itu pula yang luar biasa ia berhasil mewujudkan kerja sama dengan perusahaan start up milik alumni dan menampilkan produk teknologi kreasi Anak Bangsa yang juga memamerkan produk prototype. Gembong juga pada Indonesia Technical Forum (I-Tech), acaranya bekerja sama dengan Metro TV dan menayangkan tamu undangan dari para tokoh teknologi serta para Menteri terkait seperti Menteri Bappenas saat itu yakni Bambang Brodjonegoro dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Tidak cukup hanya disitu, Gembong Primadjaja juga merupakan seorang penggiat dalam pembinaan sepak bola muda. Dirinya ialah seorang manajer dari klub sepakbola Saswco asal Kota Bandung yang merupakan salah satu anggota klub internal Persib Bandung dan bermain di kompetisi Internal Persib. Gembong kemudian sukses membawa klub dengan beberapa pemain berbakat ini mengikuti kejuaraan Tim Nasional Pelajar U-13 pada perhelatan Turnamen Internasional di Barcelona tahun 2014.
Dalam Pemilu IA-ITB ke 10 tahun ini Gembong yang menjabat sebagai Sekjen ITB dengan tekad kuat dirinya kemudian memutuskan untuk maju sebagai salah satu kandidat ketua IA ITB karena Gembong punya program yang sudah digagas sebelumnya berkesinambungan dan berjalan lebih baik.
Dirinya juga ingin menjadikan alumni ITB dapat lebih berkontribusi pada kampus serta dapat lebih mengabdi kepada negeri. Gembong juga dikenal salah satu tokoh dalam kontruksi dan dunia migas dan pernah menjabat sejumlah posisi penting. Kiprahnya di bidang konstruksi, perkapalan dan pengembangan terminal LNG dimulai pada tahun 2011. Gembong membantu merencanakan berbagai kebijakan pengembangan infrastruktur gas bumi di Indonesia. Hingga saat ini, berbagai posisi strategis yang telah dijabat olehnya antara lain; Sekretaris Tim Percepatan Konversi BBM ke BBG di Kementrian Energi Sumberdaya dan Mineral (ESDM), Staff Senior Pengembangan Infrastruktur di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas 2015-2016, Direktur PT Pelindo Energi Logistik 2014-2017, Staf Senior Distribusi LNG dan Pembangkitan Listrik di Kementrian Koordinator Bidang Maritim, Staf Senior Direktur Utama PT Indonesia Power, Wakil Direktur Utama PT Perta Daya Gas, Director Pagoda Lines Pte Ltd.

Dia tidak memperdulikan kotornya debu yang melekat di wajah dan tubuhnya. Dia tidak memperdulikan ributnya suara truk-truk yang lewat di jalan kotor itu. Dia tidak memperdulikan betapa sederhananya menu makanan warung itu. Lelaki itu mengerti, ada dua kata yang tidak bisa berjalan bersama, “Nyaman” dan “Maju”. Kalau kita mau nyaman, ya memang kita tidak akan maju-maju. Kalau kita memang mau maju, ya memang perjalanan hidup kita tidak akan nyaman.
Padahal beberapa tahun sebelumnya, dalam usia 29 tahun, dia menerima sebuah order pekerjaan senilai 50 juta dollar untuk mengerjakan sebuah project di Newmont. Project itu berhasil diselesaikan dengan baik. Namun memang kita tahu, badai kehidupan seringkali membuat kita terangkat ke atas, dan kadang juga ada badai yang menghempas yang membuat kita terpuruk ke dasar laut yang paling dalam, tulisnya.
“Krisis ekonomi tahun 1999 menghempaskan kehidupan lelaki ke lobang kegagalan yang tragis. Mimpi yang tadinya dirajut pelan-pelan dengan penuh harapan, ternyata hancur berkeping-keping. Pada saat seperti itu mungkin banyak yang akan menyerah, putus asa, mungkin mencari pekerjaan lain, atau bahkan frustasi. Tapi lelaki itu tidak menyerah, dengan sisa uang di tangannya dia merantau ke Kalimantan… dan memulai dari bawah, belajar lagi semua, dan mengais-ngais ilmu dan rezeki pelan-pelan.
Kisah ini terjadi di desa Stagen, Kota Baru, Kalimantan, dia memulai lagi kehidupannya. Bekerja serabutan, dari mengecat Gedung, memperbaiki kerusakan di Pelabuhan, sampai membuat desain gambar. Pelan-pelan tanda-tanda keberhasilan mulai tampak. Perusahaan yang didirikannya mulai bertumbuh pesat. Bahkan dia sempat membuka perusahaan trading oil dan gas di Singapura. Lelaki itu adalah sosok Gembong Primadjaja. Dimana ia sempat menjadi Direktur Utama di BUMN, sekarang Lelaki itu focus pada beberapa bidang usaha yang ditekuninya di Bandung, bersama istri dan 6 orang anaknya (3 anak kandung, dan 3 anak yatim keponakannya yang diperlakukan seperti anaknya sendiri).
Gembong Primadjaja kini fokusnya sudah beralih dari mencari kesuksesan untuk dirinya sendiri menjadi bagaimana menebar manfaat bagi sesama alumni (From Success to Significance…).
“Saya mengenal banyak orang sukses. Tetapi ada satu hal yang Kang Gembong punya, semangat juang, untuk selalu bangkit dari kegagalan-kegagalannya, sampai akhirnya dia mencapai keberhasilan yang sekarang,” kata Pambudi dalam tulisan itu.
Ditambahkannya bahwa Kang Gembong mengerjakan banyak hal yang tidak mudah, tetapi usahanya keras dan tidak pernah menyerah. Ia seorang leader, sering kali leadership bukan hanya bertumpu pada kompetensi dan kepintaran seseorang (dan itulah mengapa prestasi kehidupan dan kemajuan karier kita seringkali tidak bergantung pada tingginya nilai IP kita di Universitas) . Selain kompetensi, kita memerlukan kekuatan karakter, ketangguhan, ketegaran, dan kepribadian yang tangguh: Passion, Purpose, Persistence! “Dan saat ini Ikatan Alumni ITB, memerlukan seorang leader dengan strong characters seperti itu,” tulisanya.
Dan semua ada di Gembong tentunya. Jadi nama Gembong yang penuh seemangat komitmen dan kuatnya inovasi dalam dirinya menjadi harapan IA-ITB akan bisa jadi dipastikan akan dimiliki pemimpin baru yaitu Gembong Primadjaja yang punya kekuatan yang akan membawa dia menduduki kursi pertarungan Pemilu IA-ITB 2021-2025. Dialah salah satu calon terkuat yang mumpuni. “Jangan lupa pilih saja nomor 3,”pesannya malam itu. Bravo!! (Aend/ewindo)