Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.
Berita Satu TV, Sabtu 3 April 2021, jam 19.10 wib memberitakan bahwa Bandara Internasional Kertajati saat ini MUBAZIR krn tdk pernah terpakai sebagaimana mestinya. Namanya juga Bandara Internasional, prototype nya spt Bandara Kulon Progo (Wates Yogya). Krn sepi maka Bandara dimaksud hanya akan dijadikan bengkel pesawat. Padahal bengkel pesawat di Airport Cengkareng sdh ada yaitu Garuda Maintenance Fasility (GMF). Terus…?
Terkesan Rezim ini melangkah membangun sesuatu tidak berdasarkan kebutuhan tetapi terlebih karena “Politik Pencitraan” ! Agar terlihat hebat, perkasa, “menggelegar”, ” Megalomanik” Sehingga hampir semua pembangunan infrastruktur dilakukan dng strategi EPC (Engineering Procurement Construction) dimana penunjukan Kontraktor Pelaksana satu paket dng Feasibility Study , AMDAL, Design , Procurement, Detail Engineering Design (DED) dan pelaksanaan konstruksi. Bahkan pendanaan pun, kontraktor bersangkutan yang menyediakan. Pelaksanaan model “serabutan” spt ini sudah menjadi kebiasaan Kontraktor China (sehingga bisa diterka bahkan dipastikan bahwa semuanya dari China) . Hasilnya pun untung2an. Bisa sempurna bisa juga sebaliknya.
Semua proyek yang “ujug2″(dadakan), bisa di chek semuanya pakai model ini. Misal , proyek KA Cepat Jkt-Bandung, proyek 35.000 MW, proyek Pindah Ibu Kota, proyek Tol dll.
Kegagalan demi kegagalan proyek pun susul menyusul. Mulai dari proyek pembangkit listrik 35.000 MW yang baru jadi 6.000 MW kemudian sdh distop Menteri BUMN. Kemudian Bandara Kertajati yang sepi. Mana lagi yang mau menyusul ? Indikasi nya proyek KA Cepat Jkt-Bandung pun akan sepi ! Ingat transportasi Jakarta – Bdg itu banyak alternatif. Kecuali kalau hanya untuk rekreasi !
Dan proyek pindah Ibu Kota pun belum tentu Presiden pengganti Jokowi mau menempati. Kecuali kalau Jokowi (dengan merubah Konstitusi dulu) kemudian diangkat menjadi Presiden tiga periode atau bahkan menjadi Presiden Seumur Hidup ? (semua tergantung MPR, dan ingat Anggota MPR itu manusia biasa).
Wallahua’lam bhi ash shawab !
JAKARTA, 4 APRIL 2021.
