ENERGYWORLDINDONESIA – ADA yang menarik dari akun Instagram @bersihkanindonesia yang menuliskan bahwa Uang kita digunakan untuk bisnis yang “membunuh” kita. Mimin sih jelas tidak rela, lanjutnya.
Opsi pindah bank sih mungkin jadi pilihan menarik, tapi membiarkan mereka bermain sesuka hati dengan memanfaatkan uang kita, hmm tiada kata ikhlas… Meski pun lebaran sudah dekat…
@Greenpeaceid dimana organisasi kampanye lingkungan internasional yang beraksi untuk menyelamatkan Bumi ini dengan aksi damai dan tanpa kekerasan ini ikut merilis gambar adik-kakak itu. (Adik-Kakak itu seperti kita tahu yang satu pejabat sekelas menteri strategis, BUMN dan yang satu pemilik tambang yang tak asing Adaro yang gedungnya menjulang di Jakarta).
“Aduh, Ayah! Mengapa tidak bilang terlebih dahulu bahwa akan diadakan pemotongan uang? Yaaa, uang tabungan kita tidak ada gunanya lagi! Untuk membeli mesin jahit sudah tidak bisa lagi, tidak ada harganya lagi?”.
Sepotong kalimat bernada sedikit penyesalan itu terlontar dari mulut Rahmi Hatta, istri Wakil Presiden saat itu, Mohammad Hatta. Ceritanya, Ibu Rahmi yang ingin membeli mesin jahit telah menabung sedikit demi sedikit dengan cara menyisihkan sebagian dari penghasilan yang diberikan Bung Hatta. Namun, ketika tabungannya telah cukup untuk membeli mesin jahit idamannya, tiba-tiba saja pemerintah waktu itu mengeluarkan kebijakan sanering (pemotongan nilai uang) dari Rp100 menjadi Rp1. Walhasil, nilai tabungan yang sudah dikumpulkan Rahmi menurun sehingga tidak cukup untuk membeli mesin jahit.
Padahal yang mengumumkan sanering itu adalah Bung Hatta, suaminya sendiri.
Lalu, apa yang disampaikan Bung Hatta kepada istrinya yang mempunyai panggilan akrab Yuke itu?
“Yuke, seandainya Kak Hatta mengatakan terlebih dahulu kepadamu, nanti pasti hal itu akan disampaikan kepada ibumu. Lalu, kalian berdua akan mempersiapkan diri, dan mungkin akan memberi tahu kawan-kawan dekat lainnya. Itu tidak baik!”
“Kepentingan negara tidak ada sangkut-pautnya dengan usaha memupuk kepentingan keluarga. Rahasia negara adalah tetap rahasia. Sungguh pun saya bisa percaya kepadamu, tetapi rahasia ini tidak patut dibocorkan kepada siapapun. Biarlah kita rugi sedikit, demi kepentingan seluruh negara. Kita coba menabung lagi, ya!”
Konten diatas dari gerakan @bersihkanindonesia ini bagi saya sebuah kritik keras dan tajam bagi sang menteri BUMN, dan yang aneh lagi permainan ini dimainkan dalam rangka #RevisiUUMinerba. Baik yang dilakukan #bersihkanindonesia dan greenpeaceid adalah satu bentuk pedulian yang kuat.
Sedikit catatan yang layak diketahui sebagai bentuk dimana kongklikong Adik-Kakak tersebut berikut catatanya dari data yang ada disampaikan gerakan @bersihkanindonesia
- Terdapat indikasi konflik kepentingan yang begitu kuat dibalik keputusan sejumlah Bank BUMN mendanai bisnis Kotor Batu bara PT ADARO ENERGY. Kelindan kepentingan ini lantas menyebabkan prinsip pendanaan berwawasan lingkungan jadi terabaikan.
- Ada tiga bank dalam keputusan problematik danai perusahaan kakak menBUMN dan ada dana pinjaman sekitar US$ 400 Juta atau setara 5,79 Trilyun masuk ke Adaro.
- Dibalik itu semua Andaro rupanya ada keistimewaan lain dari Presiden Joko Widodo melalui UU minerba itu dengan perpanjngan izin operasi pertambnagan secara otomatis. Padahal catatan JATAM 2020, ada banyak catatan pelanggaran oleh perusahaan adaro terhadap lingkungan dan masyarakat selama operasi.
Bagi saya poin diatas adalah yang terpenting bahwa kekuasaan menjadi lebih seenaknya dan merasa berkuasa adalh bisa apa saja. Jika semua ini terus beranjut selanjutnya apakah hal yang dilakukan oleh adik-kakak ini akan dibiarkan? Atau terus berlangsung dan merugikan banyak pihak, Bukankah itu satu bentuk kejahatan yang terstruktur. Bagaimanapun pola adik yang kuasa di BUMN sudah keterlaluan dan menjadikan kakak ini menikmati usahanya dengan cara mudah dan seperti jalur bebas saja.
Catatan kami coba tengok lagi kasus Rudi Rubiandini, bukankah boss Adaro ini yang pernah tercium suap ke kepala SKK MIgas itu dan sempat disebut-sebut terus lalu menguap nama boss Adaro itu? Silakan tanya Rudi yang lewat suruhannya di Singapur saat itu?
Atas semua itu kami juga ingin bukankan para raja batu hitam yang ada di Kalsel itu yang ternyata pemainnya mereka-mereka saja? Simak saja video dibawah ini:
Yang jelas uang 3 Bank BUMN itu adalah uang rakyat. Apakah rela uang Uang Kita Digunakan untuk Bisnis yang “membunuh” Kita? ***
AME/EWINDO