ENERGYWORLDINDONESIA – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menyayangkan sikap Direktur Utama PT Patra Driling Contractor (PDC), Teddyanus Rozarius dan Direktur Utama PT PGaSolution Erwin Simanjuntak yang tidak pantas dimana kedua petinggi BUMN itu bersikap tertutup alias bungkam atas informasi seputar proyek pipa Blok Rokan senilai Rp 3,4 triliun itu.
Mereka harus paham bahwa dalam mengelola anak usaha BUMN harusnya asas GCG (God Corporate Governance) dijunjung tinggi, karena anak usaha BUMN itu bukan lembaga intelijen.
“Kami sudah mengajukan permintaan informasi sesuai Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik terkait proyek tersebut pada 10 Mei 2021. Tapi sama sekali tidak ada jawaban hingga beberapa hari kemudian. Ini kan tidak pantas. Mereka ini kan BUMN. Apalagi mereka anak usaha PGN yang merupakan BUMN sekaligus perusahaan publik,” ungkap Yusri dalam rilisanya yang diterima Redaksi EnergyWorld.co.id, Ahad, 16 Mei 2012.
Secara terpisah juga redaksi telah mencoba mengkonfirmasi mengenai kasua Blok Rokan ini pada Ahad (16/5/2021) lewat saluran pribadi selulernya. Namun sampai berita ini dinaikan baik Teddyanus dan Erwin tak memberikan keterangan apa pun alias bungkam.
Sementara itu, terkait proyek pipa Blok Rokan, dalam suratnya tertanggal 10 Mei 2021, CERI mengungkapkan, sehubungan pernyataan Direktur Utama PT Pertagas Wiko Migantoro pada 31 Maret 2021, yang dikutip banyak media, bahwa pemasangan pipa 4 inci hingga pipa 24 inci di blok Rokan sepanjang 367 km, bernilai total investasi USD 300 juta, baru sekitar 55 persen.
Wiko mengungkapkan pekerjaan pemasangan pipa ruas utara yang meliputi Balam-Bangko-Dumai akan selesai pada kuartal ketiga tahun 2021. Sementara untuk ruas selatan meliputi Minas-Duri-Dumai akan selesai pada kuartal pertama tahun 2022.
Sebelumnya, ungkap Yusri, PT Pertagas sejak sekitar Mei 2020 telah menunjuk konsorsium PT PGASol dengan PT PDC sebagai kontraktor EPC untuk pemasangan pipa yang terdiri dari 12 segmen. Kemudian PGASol dan PDC dengan caranya sendiri-sendiri telah menjual semua pekerjaan itu pada kontraktor-kontraktor lainnya.
Jika semua pekerjaan dijual ke kontraktor kontraktor, tentu status mereka sebagai kontraktor EPC BUMN patut dipertanyakan kinerjanya dan apa tak ubah sebagai calo alias makelar saja ?
“Kami mendapat kabar dari banyak orang, dalam pemasangan pipa banyak terjadi kendala di lapangan bersifat tekns dan non teknis. Tampaknya mereka tidak cepat mengatasinya. Dan itu akan berpotensi tertunda dari jadwal on stream dari waktu yang sudah ditetapkan, yaitu terhitung 9 Agustus 2021 blok Rokan sudah dikendalikan penuh oleh PT Pertamina Hulu Rokan,” ungkap Yusri.
Lebih lanjut Yusri mengatakan, mengingat PDC adalah anak perusahaan PDSI ( Pertamina Driling Service Indonesia) yang bergerak di bidang kontraktor EPC, pihaknya ingin mendapat penjelasan berapa persen dari total volume pekerjaaan tersebut yang dikerjakan sendiri oleh PDC, dan apa jenis pekerjaannya.
Selain itu, Yusri mengatakan, pihaknya juga ingin mendapatkan informasi nama-nama perusahaan yang mendapatkan pekerjaan pemasangan pipa yang merupakan volume pekerjaan bagian tanggungjawab PT PDC.
“Pertanyaan tersebut kami ajukan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik,” ungkap Yusri, (laporan terlampir)
“Tapi ya, terimakasih atas sikap Dirut PT Patra Drililing Contractor dan PT PGASolution yang telah kompak tidak mau menjawab surat elektornik kami Hari Senin Tanggal 10 Mei 2021 ya,” ungkap Yusri.
Yusri menegaskan, pihaknya mengajukan pertanyaan itu untuk mengkonfirmasi beredarnya informasi ada perusahaan yang tidak perform atau bahkan disub kontrakan lagi pekerjaannya.
“Tentu jika hal itu benar akan berpontensi mengganggu lifting minyak blok Rokan ketika pada 9 Agustus 2021 ketika akan dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Rokan.
Karena beredar nama nama perusahaan sebagai sub kontraktor BUMN tersebut adalah PT Wahana Samudra Kontrindo dan PT SAS Kencana Engineering, PT Arandra Citra Mandiri serta PT Rifanis.
Selain itu Yusri mengungkapkan, meskipun penuh kontroversi soal perlu atau tidaknnya mitra investasi itu pada proyek pipa itu, tetapi akhirnya Pertagas sudah memutuskan siapa sebagai mitra investasi proyek tersebut. Pertagas menyerahkan 25% atau setara USD 75 juta untuk dibiayai oleh PT Rukun Raharja Tbk dan 75% atau USD 225 juta oleh PT Pertagas sendiri.
“Padahal isi atau materi pertanyaan yang kami ajukan adalah sangat umum dan bukan sifatnya rahasia serta untuk kepentingan umun, jika menurut UU nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sangat diwajibkan harus dijawab oleh pejabat terkait. Namun, tentu menjadi pertanyaan mengapa informasi itu ditutup rapat? Apakah hal ini tidak mengundang kecurigaan publik bahwa proses pemilihan atau tender waktu tahun 2020 diduga bermasalah dilakukan oleh PT PDC dan PT PGASol?,” ungkap Yusri.
Inilah surat elektornik CERI yang dibuat Senin Tanggal 10 Mei 2021:
Surat elektronik
Kepada Yth
Direktur Utama
PT Patra Driling Contractor ( PDC)
Di tempat.
Dengan hormat,
Sehubungan pernyataan dirut Pertagas Wiko Migantoro pada 31 Maret 2021 dikutip banyak media bahwa pemasangan pipa 4′ hingga 24 ‘ di blok Rokan sepanjang 367 km bernilai total investasi USD 300 juta baru sekitar 55%, yakni untuk pemasangan pipa ruas utara yang meliputi Balam- Bangko- Dumai akan selesai pada kuartal 3 tahun 2021, sementara ruas selatan meliputi Minas -Duri -Dumai akan selesai pada kuartal 1 tahun 2022.
Sebelumnya, PT Pertagas sejak sekitar Mei 2020 telah menunjuk konsorsium PT PGaSol dengan PT PDC sebagai kontraktor EPC untuk pemasangan pipa terdiri dari 12 segmen, kemudian PGaSol dan PDC dengan caranya sendiri sendiri telah menjual semua pekerjaan itu pada kontraktor kontraktor.
Kami mendapat kabar dari banyak orang, dalam pemasangan pipa banyak terjadi kendala dilapangan bersifat tehnis dan non tehnis, tampaknya tidak cepat mengatasinya, dan itu akan berpotensi tertunda dari jadwal on stream dari waktu yang sudah ditetapkan, yaitu terhitung 9 Agustus 2021 blok Rokan sudah dikendalikan penuh oleh PT Pertamina Hulu Rokan.
Mengingat PDC adalah anak perusahaan PDSI yang bergerak didibidang kontraktor EPC, bisakah kami mendapat penjelasan berapa % dari total volume pekerjaaan tersebut yang dikerjakan sendiri oleh PDC, dan apa jenis pekerjaannya ?.
Selain itu, mohon kami mendapatkan informasi nama nama perusahaan yang mendapatkan pekerjaan pemasangan pipa yang merupakan volume pekerjaan bagian tanggung jawab PT PDC.
Demikian pertanyaan kami ajukan dan bisa dijelaskan selambat lambat Selasa 11 April 2021 jam 16.00 Wib untuk bahan rilis media kami.
Pertanyaan diatas kami ajukan berdasarkan UU nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Jakarta 10 Mei 2021,
Direktur Eksekutif CERI
Yusri Usman
Jika para pejabat BUMN atau anak usaha BUMN sering bungkam patut diduga ada masalah yang mencurigakan. Harusnya seputar proyek pipa Blok Rokan yang nilai Rp 3,4 triliun itu hendaknya terbuka. Jadi kita tunggu saja apa ini akan menjadi boom waktu?
(AME/EWINDO)