OLEH Tarmidzi Yusuf
Pegiat Dakwah dan Sosial
Jangan kaget. APG ditulisan ini bukan Agung Podomoro Group. Salahsatu naga dari sembilan naga yang sangat berpengaruh di bidang ekonomi dan politik di Indonesia.
APG disini maksudnya Anies, Prabowo dan Ganjar. Tiga tokoh yang memiliki elektabilitas tertinggi untuk Pilpres 2024.
Menurut hasil survei, ketiga tokoh tersebut menempati posisi tiga besar dengan elektabilitas tertinggi.
Jika hasil survei dijadikan acuan, setidaknya tiga tokoh tersebut berpeluang besar bertarung memperebutkan kursi kepresidenan pada Pilpres 2024.
Anies Rasyid Baswedan, sekarang Gubernur DKI Jakarta bersaing ketat dengan salah seorang yang berjasa mengantarkannya menjadi DKI-1, yaitu Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan saat ini. Karir politik Anies, mirip-mirip dengan Jokowi pada 2012 dan 2014. Bedanya, prestasi Anies makin moncer menjelang genap tahun keempat sebagai DKI-1 bulan Oktober nanti.
Selanjutnya, disusul Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang tak diundang di acara Puan Maharani baru-baru ini di Semarang (22/5). Sinyal Ganjar Pranowo tidak mendapatkan dukungan dari PDIP untuk Pilpres 2024? Bisa jadi.
Puan Maharani disebut-sebut bakal diusung oleh PDIP untuk Pilpres 2024. Menurut bisik-bisik tetangga, calon RI-2 mendampingi Prabowo Subianto. Tergantung realitas politik menjelang 2024 dan ‘permainan’ dua ‘partai bayangan’ yang sangat berkuasa, yaitu ‘partai’ cukong dan ‘partai’ jenderal merah. Dua ‘partai bayangan’ yang menguasai partai dan jagad politik Indonesia.
Diprediksi, Ganjar Pranowo bakal kesulitan mendapatkan tiket PDIP. Kecuali ada kejadian luar bisa. Misalnya, Megawati meninggal dunia (umur manusia tidak ada yang tahu) dan ‘prahara’ politik di PDIP. Tiba-tiba Ketua Umum PDIP berganti ke bukan trah Soekarno.
Jokowi mengikuti fenomena SBY ketika akan pensiun sebagai RI-1 pada 2013 silam. SBY sebelum pensiun sebagai Presiden, terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Secara mengejutkan diluar prediksi analis politik, Jokowi didapuk menjadi Ketua Umum PDIP menggantikan Megawati. Mungkin? Tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik Indonesia hari ini. Apalagi kalau kelompok tertentu terancam posisinya. Berbarengan dengan makin menguatnya peluang menang Anies Baswedan di 2024.
Bila skenario ini terjadi, rencana duet Prabowo – Puan pada Pilpres 2024 bakal gagal total. Prabowo Subianto akan menelan pil pahit kedua. ‘Dikhianati’ oleh rekayasa politik untuk yang kedua kalinya.
Sebaliknya, selama Megawati masih menjadi Ketua Umum PDIP, kecil kemungkinan Ganjar Pranowo bakal mendapat tiket dari PDIP. Sinyal giat Puan Maharani di Semarang menguatkan asumsi ini.
Fenomena Jokowi di tahun 2014 sulit akan berulang kembali pada sosok Ganjar Pranowo. Salahsatu alasannya, saat Megawati ‘diserobot’ pada pencalonan Jokowi di 2014 ‘menelan’ korban. Sebut saja yang menjadi korban Maruarar Sirait. Karir politik Maruarar Sirait tamat. Bahkan pernah disebut-sebut sebagai calon Menpora tapi tidak direstui Megawati. Sekarang melenggang ke senayan pun gagal.
Bisa jadi Ganjar Pranowo bakal ‘terkunci’ di Pilpres 2024. Kecuali Ganjar Pranowo diam-diam disiapkan oleh NasDem. Ada peluang diusung NasDem. Apalagi NasDem belum punya kader yang memiliki elektabilitas tinggi untuk Pilpres 2024.
Sinyal ini pernah publik lihat saat Megawati tidak menyalami bahkan buang muka saat melewati Surya Paloh pada pelantikan anggota DPR periode 2019 – 2024 akhir 2019.
Ketika itu, Surya Paloh bermanuver. Bisik-bisik pencalonan Anies Baswedan untuk Pilpres 2024.
Bandung, 12 Syawal 1442/24 Mei 2021