ENERGYWORLDINDONESIA – Beredar luas di sejumlah group WA bahwa rekaman orang nomor satu di perusahaan plat merah Garuda Indonesia, bahwa Direkrur Utaman-nya dengan gamblang dan jelas mengatakan Garuda Indonesia rugi 70 trilyun dan nasib kerugian itu tanggung jawab Irfan Setiaputra yang sudah lebih dari setahun menjabat sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau dikenal dengan Ari Askhara yang kesandung skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton di dalam pesawat Garuda.
Perjalanan Irfan Setiaputra
Nama Irfan muncul dan menjadi Dirut Garuda melalui RUPSLB, para pemegang saham PT Garuda Indonesia (Persero), telah memutuskan secara resmi untuk menunjuk Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama perusahaan maskapai penerbangan milik BUMN ini.
Jik kita melihat dari rekam jejaknya, Irfan yang saat dijadikan Dirut Garuda tengah menjabat sebagai CEO Sigfox Indonesia, pengelola jaringan Internet of Things (IoT) sejak Februari 2019 tersebut memang memiliki pengalaman yang mumpuni. Laki-laki kelahiran Jakarta 24 Oktober 1964 ini, setelah menamatkan kuliahnya di Fakultas Teknik Informatika ITB di tahun 1989 tercatat sudah melanglang buana di beberapa perusahaan bidang teknologi informatika yang ternama seperti IBM, LinkNet, dan Cisco.
Tidak hanya mencicipi karir di perusahaan swasta, Irfan juga pernah dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Utama perusahaan BUMN yaitu PT INTI pada Maret 2009 saat dibawah kepemimpinan Menteri BUMN Sofyan Djalil. Namun sayangnya saat Kementerian BUMN dipimpin oleh Dahlan Iskan, tepatnya pada Juli 2012, Irfan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dirut PT Inti dengan alasan gajinya terlalu kecil dibandingkan ketika bekerja di tempat sebelumnya. Kala itu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN yang menerima surat pengunduran diri Irfan.
“Saya ingin membereskan kondisi keuangan saya yang sudah menipis. Soalnya gaji saya di PT Inti turun di atas 50 persen dibanding gaji sebelum masuk perusahaan BUMN,” ujar Irfan waktu itu selepas konferensi pers di Kementerian BUMN Jakarta, Senin (30/7/2012)
Setelah mengundurkan diri dari BUMN tersebut Irfan kembali ke sector swasta. Ia sempat berkarier di PT Titan Mining Indonesia dari Agustus 2012 hingga Juni 2014. Kemudian menjadi CEO PT Cipta Kridatama pada rentang Juli 2014 hingga Mei 2017.
Di Mei 2015, Irfan sempat dipercaya menjadi COO ABM Investama Tbk PT (ABMM) hingga Mei 2016. Setelah itu ia juga dipercaya menjadi President Director & CEO Reswara Minergi Hartama pada Mei 2017 hingga Desember 2017, sampai yang terakhir ia menjabat sebagai CEO Sigfox Indonesia, sebelum dipercaya untuk menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) sampai kini.
Jika dilihat dari pengalaman tersebut, Irfan kali ini mungkin digaji sebagai Dirut Garuda Indonesia tidak lebih kecil dibandingkan dengan di Sigfox sehingga Irfan tidak perlu harus mengundurkan diri lagi seperti yang dilakukan saat menjadi Dirut PT Inti dahulu.
Apakah dengan ia kini pasang badan dan memaparkan semua bentuk kerugian di PT Garuda Indonesia itu bukan salah pemerintah dan lainnya tapi ia yang bertanggungjawab dan berani dirinyalah yang salah saja.
Dan apakah ia akan juga mengundurkan diri kerena rugi, dan kali ini bukan karena gaji kecil?
Irfan sebagai Dirut Garuda Indoensia juga berseru untuk semua itu bahkan dalam rekaman audio 17 menit 13 detik itu sudah menawarkan pensiun dini untuk sebagian karyawannya. Nah itu kita lihat nanti, apakah ini sebuah curhat atau pasang badan yang sebenarnya dari seorang Irfan Setiaputra…(AEN/EWINDO)