Pihak berwenang Rusia pada Jumat (26/11) merilis nama 51 orang yang diasumsikan tewas dalam ledakan metana yang menghancurkan di sebuah tambang batu bara di Siberia, jumlah kematian terbesar dalam kecelakaan tambang di negara itu sejak tahun 2010.
Daftar yang dirilis itu mencakup 46 pekerja tambang dan lima petugas penyelamat. Daftar itu dipublikaskan di internet oleh pemerintah kawasan Kemerovo di barat daya Siberia di mana lokasi tambang itu berada.
Pihak berwenang sebelumnya melaporkan 52 korban tewas, tetapi tim SAR Jumat pagi menemukan seorang penyintas, yang oleh para petugas digambarkan sebagai “keajaiban.”
Ini merupakan kecelakaan tambang paling mematikan dalam lima tahun terakhir di Rusia.
Pejabat-pejabat di kawasan itu telah menyatakan tiga hari berkabung, sementara Komite Penyelidik Rusia melancarkan penyidikan kriminal terhadap potensi pelanggaran keselamatan. Direktur tambang Listvyazhnaya dan dua manajer senior tambang itu telah ditahan.
Wilayah penghasil batu bara Kemerovo, sekitar 3.500 kilometer timur Moskow, selama bertahun-tahun telah mengalami kecelakaan pertambahan fatal. Tambang Listvyazhnaya adalah bagian dari SDS-Holding, milik Siberian Business Union. Pemiliknya belum menyampaikan pernyataan apapun.
Kementerian Urusan Darurat Rusia mengatakan ada sekitar 285 orang di dalam tambang batu bara itu ketika asap menyebar melalui lubang ventilasi. Pihak berwenang mengatakan 239 orang berhasil keluar mencapai permukaan.
Dilaporkan sebelumnya bahwa 11 penambang tewas karena terbakarnya debu batu bara di saluran udara atau ventilasi dan munculnya asap pada kedalaman 250 meter.
Menurut otoritas regional, 38 orang dirawat di rumah sakit dengan empat di antaranya dalam kondisi serius, sementara 13 orang lainnya menjalani pengobatan rawat jalan.
Terdapat 285 orang di bawah tanah ketika kecelakaan itu terjadi dan sebagian besar dari mereka berhasil diangkat keluar dari tambang.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan “belasungkawa terdalam” kepada para keluarga korban. Wilayah Kemerovo mengumumkan masa berkabung selama tiga hari mulai Jumat (26/11) hingga Minggu (28/11). | DBS/RAN