Oleh : Salamuddin Daeng
Ada tiga hal yang tampaknya akan dilakukan dirut baru PLN
1. Menaikkan tarif listrik. Ini murni desakan pemberi utang mengingat Cash Flow PLN yang terancam. Utang jatuh tempo tahun depan mengorbankan 2/3 dana cash yang dimiliki PLN. Sehingga pemberi utang bagi PLN hanya akan menyalurkan utang lagi jika tarif listrik dinaikkan. Kalau PLN tidak menaikkan tarif maka ranting utang makin merosot. Sekarang peringkat utang PLN hanya ditopang oleh keterkaitan kuat dengan dukungan pemerintah. Katanya pemerintah menjamin PLN kalau bangkrut. Itu kalau pemerintah punya uang.. Kalau kere seperti sekarang bagaimana cara menolong PLN?
2. Meningkatkan penjualan PLN. Ini praktis menantang hukum ekonomi dan dan situasi pandemi. Satu sisi tarif listrik akan dinaikkan tapi sisi lain harus menaikkan tarif. Mana mungkin. Ditengah situasi pandemi PLN hanya bisa menjual separuh listrik yang dihasilkan sendiri dan dibeli dari swasta. Keawiban PLN membeli listrik swasta telah menyedot sebagian besar uang PLN. Sementara sisi lain listrik yang dibeli kepada swasta tersebut tidak bisa dijual kembali karena permintaan listrik yang merosot. Sementara swasta terus membangun pembangkit.
3. Menjual PLN kepada swasta melalui sub holding. Baru baru ini menteri BUMN telah menerbitkan peraturan untuk melakukan sub holding PLN. Sebelumnya awal tahun lalu pemerintah telah melakukan sub holding Pertamina. Sub holding berarti anak anak perusahaan dipisah dari induknya. Anak perusahaan bukan BUMN lagi. Lalu setelah itu anak perusahaan di IPO atau di gadaikan untuk mendapatkan utang baru. Dulu sub holding semacam ini pernah diusahakan berkali kali melalui UU ketenagalistrikan. Namanya unbundling PLN atau memecah mecah unit usaha PLN.. Namun UU ini telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi yang menetapkan bahwa PLN tidak bisa di unbundling. Tapi mungkin kali ini Presiden dan anak buahnya lebih sakti.
Apakah ketiga cara ini bisa dilakukan? Kalau tidak bisa apa akibatnya bagi PLN? Intinya PLN harus cari uang yang banyak. Saya rasa presiden Jokowi bisa mencarikan PLN uang karena beliau tau uang ada dimana. Ada 10 ribu triliun uang Indonesia disimpan di luar negeri. Darahnya ada di kantong beliau. Selamat bekerja.***
