Home BUMN Di Mana Ditaruh Wajah Jokowi di Pertemuan G20 Desember 2022? Harusnya di...

Di Mana Ditaruh Wajah Jokowi di Pertemuan G20 Desember 2022? Harusnya di PLTA!

590
0
Salamuddin Daeng/EWINDO

OLEH Salamuddin Daeng

1. Perusahaan Listrik Negara (PLN) seharusnya bisa menyelamatkan wajah Jokowi dalam pertemuan G20 nanti. Mengapa karena dengan jalur listrik ini Indonesia bisa menunjukkan komitmen pada dunia terkait perubahan iklim climate change, penurunan emisi dan sekaligus menghentikan deforestasi. Syaratnya PLN harus dimerdekakan dari kekuasaan oligarki fosil oleh Presiden Jokowi sendiri.

2. Mengapa PLN? Indonesia memiliki potensi yang sangat besar bagi pengembangan energi terbarukan, sangat besar dan paling lengkap di dunia. Apa yang tidak dimiliki Indonesia? Semua sumber energi primer paling utama ada di negeri ini. Matahari bersinar sepanjang hari, sungai sungai masih mengalir deras, panas bumi, angin, sampah-sampah yang bisa diolah menjadi sumber bahan bakar dan lain sebagainya. Jadi tak seharusnya Jokowi malu pada dunia.

4. Indonesia bahkan bisa menyediakan 100 persen listrik dari bahan bakar energi baru terbarukan. Lalu mengapa harus bergantung pada bahan bakar fosil. Bayangkan saat ini 70 persen pembangkit listrik Indonesia berasal dari pembangkit Batubara. Ada apa? Mengapa harus memperkaya oligarki batubara, sementara masih banyak jalan penyediaan listrik yang lebih inclusive yang melibatkan masyarakat luas.

5. Bahkan Indonesia dapat menyediakan listrik dari sumber energi terbaharukan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA. Sumber energi yang paling murah hanya dengan modal air mengalir untuk memutar turbin. Mengapa harus mengangkut Batubara yang membuat lingkungan menjadi rusak, di hulu rusak, lingkungan tempat pembangkit juga rusak. Ini karena Indonesia disandera oleh pebisnis bahan bakar fosil batubara.

6. Bayangkan PLTA ini menyimpan potensi energi sangat besar. potensi energi air di Indonesia mencapai 94 GW, sedangkan pemanfaatannya kurang dari 10 persen. Sekarang baru mencapai 6,2 GW. Ini adalah masalah Jokowi secara sadar dan tidak sadar ditelikungi oleh pebisnis bahan bakar fosil. Mengapa dikatakan demikian? Karena
dia Jokowi sebagai Presiden telah memulai dengan satu hal paling ambisius sejak awal pemerintahannya yakni mega proyek listrik 35 ribu megawatt, tapi isinya pembangkit Batubara.

7. Sekarang Jokowi adalah Presidensi G20 dengan janji melakukan transisi energi sebagai strategi pokok pemulihan ekonomi global secara bersama sedunia. Bagaimana melaksanakan janji ini bagi dunia kalau di depan mata masih dikangkangi oligarki batubara dan oligarki sawit? Masih ada waktu kurang dari satu tahun untuk mengubah semua ini, memutus semua hubungan perlawanan dengan oligarki Batubara dan sawit.

8. Dunia telah menaruh mandat di atas pundak Indonesia, di atas pundak jokowi untuk mengelola komitmen dunia, terutama negara maju dalam kaitan dengan pembiayaan perubahan iklim senilai 100 miliar dolar setahun bagi negara berkembang. Dana besar untuk memperbaiki hutan, memperbaiki sungai, dan memulihkan pembangkit PLTA.

9. Presiden Jokowi dapat bersama PLN memulai suatu langkah penting mengakhiri ketergantungan pada batubara yang selama ini tidak hanya menguras keuangan PLN, namun juga akan menyandera rakyat dengan harga listrik yang makin tinggi. Seharusnya muka Presiden Jokowi ditaruh di PLTA milik PLN yang harus segera dipulihkan, dikembangkan sehingga menyuplai 100 persen listrik Indonesia. Hutan bagus energi pun bersih. Gak bisa ya Mas Sinuhun ? Masa sih mau membuat malu Presiden Jokowi di hadapan pemimpin dunia?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.