ENERGYWORLD – Kerja sama yang telah terjalin selama ini membuat perusahaan-perusahaan serta individu-individu dari Selandia Baru mengerti secara penuh tantangan dan kesempatan yang ada di Indonesia dan ingin membantu mengembangkan sektor energi di Indonesia. Terutama, untuk mencapai target bauran energi pada 2025.
“Kerja sama Indonesia dengan Selandia Baru terkait energi terbarukan sudah terjalin sejak lama. Selandia Baru telah menjadi mitra industri geothermal di Indonesia selama 35 tahun, termasuk dalam pembangunan pembangkit Geothermal pertama di Kamojang. Hal ini sekaligus membangun fondasi industri geothermal di Indonesia,” kata Diana dalam acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 di JCC Senayan Jakarta.
Selain itu, kerja sama yang sudah terjalin selama ini juga membuat perusahaan Selandia Baru paham mengenai peraturan-peraturan yang ada di Indonesia dan mendukung penuh kerja sama dengan pemerintah di level nasional maupun lokal. Hal ini juga mencakup perlindungan terhadap lingkungan dan masyarakat lokal, agar pengelolaan sumber daya alam dapat menghasilkan sumber energi yang bersih, aman, dan berkelanjutan tanpa menimbulkan dampak negatif.
Pada 2016, Indonesia dan Selandia baru menandatangani perjanjian kerja sama dalam pelatihan geothermal. Perjanjian kerja sama ini meliputi pembuatan strategi untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan berbadai program implementasi lainnya dan didukung oleh pemerintah Selandia baru.
Program ini meliputi pelatihan baik dalam pekerjaan (on the job training) maupun di luar pekerjaan (off the job training) untuk perdagangan geothermal serta teknisi dan operator pembangkit di Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan teknisi serta operator yang terlatih dan mampu bekerja di sektor geothermal; lebih lanjutnya, program ini juga bertujuan untuk membangun sistem pelatihan yang mandiri di Indonesia pada masa depan.
“Sudah lama berjalan Geothermal bahkan sampai edukasi, kami juga mengandengn kampus soal Geothemal ini ada ITB, UGM. Kami juga studi sukses penjajakan studi banding untuk pandangan ke depan yaitu jero 2060 emisi yang saat ini baru tahap diatur untuk kembangkan di Flores,” tambahnya.
Salah satu organisasi yang telah membantu dalam program ini adalah Waikato Institute of Technology. Sejak 2018, institusi ini telah menjalin kerja sama berbagai lembaga pendidikan di Indonesia untuk memasukkan program pembelajaran berbasis pelatihan ke program studi. Selain itu, ada juga pelatihan bagi para staff operator geothermal sebagai bagian dari program pemerintah Selandia Baru.
Indonesia dan Selandia Baru sendiri untuk saat ini telah menjalin kerja sama melalui Kemitraan Komprehensif yang telah menelurkan Rencana Aksi untuk periode 2020 – 2024. Rencana Aksi ini meliputi bidang ekonomi dan perdagangan, energi terbarukan dan lingkungan, pendidikan, pariwisata, pembangunan, serta pertahanan.
Di bidang energi, kemitraan ini fokus untuk menjawab berbagai tantangan pembangunan berkelanjutan dan krisis iklim dengan melalui transisi energi terbarukan.
“Termasuk di dalamnya adalah berbagai program kerja sama dalam bentuk pelatihan, investasi dalam bidang energi terbarukan termasuk panas bumi, dan pembangunan dalam bidang energi terbarukan di Indonesia timur tadi,” pungkasnya. (YOS/EWINDO)