SEMENJAK DAHLAN ISKAN MENJADI DIRUT, MAYORITAS ORANG PLN JADI “DUNGU” !
Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.
Dahlan Iskan ini orangnya Visioner dan pandai mencuci “otak” karyawan. Sosok “Neolib” seperti ini pasti sudah tahu road map PLN kedepan, yg dibuat IFIs (WB,ADB, IMF). Makanya begitu ybs naik tahta, segera itu juga gaji karyawan dinaikkan secara signifikan agar karyawan bisa membayar premi pensiun dng System DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Sehingga kalau kelak PLN bubar sudah tidak ada masalah ! Berbeda dng karyawan dan pensiunan sebelum Juli 2010.
Setelah itu dia bersemboyan bahwa “untuk mengelola PLN tidak perlu pakai UU”. Yang diikuti seluruh jajarannya, meskipun misal ada PP, Permen dst terkait biaya pasang listrik, misalnya, meskipun merugikan konsumen, tetap saja jalan terus. Dan “konyol” nya lagi langkah ybs diikuti Direksi PLN sampai saat ini.
Meskipun ada putusan MK yang melarang terjadinya privatisasi/penjualan PLN pada 2004, tetap saja ybs mendirikan pembangkit IPP milik pribadi yang menjual “stroom” nya ke PLN sekaligus dia (sebagai DIRUT PLN ) sebagai pembelinya alias “jeruk makan jeruk”.
Tidak itu saja, semenjak itu dia menjual ritail PLN yang besar2 dng System bulk/curah/”whole sale market” dan System Token terutama untuk kawasan Jawa-Bali. Sehingga akibat nya semenjak saat itu kondisi kelistrikan Jawa-Bali sebenarnya sudah Liberal dan listrik sudah melejit sekitar 4 – 5 kali lipat (evaluasi sidang MK 2003-2004) karena sudah terjadi kompetisi penuh (MBMS). Namun Pemerintah kemudian “menebus” MBMS System tersebut dengan subsidi listrik Rp 100,2 triliun pada 2010. Padahal saat masih “Single Buyer” System yaitu era Fahmi Mochtar, Eddie Widdiono dst, subsidi listrik hanya sekitar Rp 50 triliun/ tahun.
Dan “kedunguan” DI ini menular sampai sekarang. Yang mana mulai 2020 subsidi listrik sudah melonjak ke kisaran Rp 200 triliun ( Repelita Online 8 Nopember 2020).
Mulai era Dahlan Iskan perihal privatisasi PLN di alih kan ke issue mobil listrik , EBT, Battry Lithium, SPKLU, Digitalisasi dll. Dan diikuti Menteri BUMN dan Direksi PLN era sekarang !
Dan akhirnya penyakit “dungu” Dahlan Iskan ini menjadi “pandemi” keluarga besar PLN sampai saat ini, dengan komentar disana sini bahwa PLN baik2 saja ! Parahnya lagi Karyawan PLN sebagian besar (apalagi pensiunan) tidak tahu bahwa saat ini ada konsep RUU EBT yang dikirim ke Komisi VII DPR RI, yang isinya di “selundupkan” pasal “Power Wheeling System” guna “menghalalkan” MBMS ! (Informasi dari salah satu Anggota DPR RI Komisi VII).
Artinya semua ini menjadi indikasi kuat bahwa program HSH memang untuk menuju MBMS, dan Pemerintah tidak lagi memberikan subsidi kelistrikan yang makin hari makin mahal ! Semua konsekuensi kenaikan tarip listrik MBMS akan sepenuhnya di tanggung rakyat !
So…dimana NAWA CITA untuk Sektor Energy pak Presiden ??
ITULAH FAKTA KE “DUNGUAN” SEBAGIAN BESAR KELUARGA BESAR PLN PASCA “CUCI OTAK” VERSI DAHLAN ISKAN !