OLEH Dr Memet Hakim, Ketua Wanhat APIB
(Tanggapan atas tulisan William Win Yang) Link: https://energyworld.co.id/2023/01/15/menyambut-krisis-2023-dengan-gembira/
Tulisan William Win Yang, dari KADIN Pusat, yang mengulas pernyataan Janet Louise Yellen, seorang ekonom senior Amerika Serikat (usia 76 tahun), jebolan: Universitas Yale (1971) sbb:
Menurut Janet Yellen dari Youtube CBS 13/01/2023, utang USA akan mencapai batas mentoknya. Kemudian ada berita lagi bahwa Joe Biden akan mulai di investigasi terkait pembocoran rahasia negara.
Menurut William ini merupakan “sinyal Pemerintah USA Kehabisan uang”, tapi menyentuh plafon kredit sebenarnya hal biasa. Jika semua baik-baik saja, Janet Yalen tidak perlu teriak, Janet kawatir. Ini artinya USA tidak punya uang untuk mencicil hutangnya yang kini mencapai US$.31 Trilyun itu. Sumber lainnya menyebutkan US $ 19.23 trilyun, tapi bagaimanapun itu jumlah yang sangat besar.
Menurut William ada 2 hal yang menarik perhatian yakni :
1. Pemerintah USA lewat Janet menteri Keuangannya harus minta persetujuan Parlemen yang saat ini dikuasai kubu lawan yakni partai Republik.
2. Joe Biden presiden USA dari partai Demokrat dituduh membocorkan rahasia negara.
Sebagai info tambahan USA merupakan negara ke-2 yang memiliki hutang terbanyak di dunia.
Ini analisisnya :
Apa yang akan dilakukan Parlemen USA ? Menyetujui menaikan plafon kredit atau justru menjegal Demokrat (Pemerintah) agar kehabisan uang ? Kemudian diharapkan negara kacau, dan menjadi alasan untuk menjatuhkan presiden ? Rasanya Republican akan senang sekali lawannya partai Demokrat ini di permalukan dan di hancurkan. Ini terindikasi dengan adanya surat permohonan untuk memeriksa presiden Biden atas tuduhan membocorkan rahasia negara.
Jika yang terjadi adalah Parlemen mengabulkan permintaan Yelen untuk naikan plafon utang, maka mungkin keadaan akan baik-baik saja. Tapi jika sebaliknya? Atau dikabulkan sebagian, maka pemerintahan Demokrat (USA) mengalami kesulitan. Dilain pihak pemerintah USA butuh uang sangat banyak. Artinya akan mereka lakukan adalah menarik uang dari seluruh dunia !!! Antara lain :
1. Suku bunga akan dinaikkan
2. Semua investasi di seluruh dunia akan ditarik sebisa mungkin, terutama yang tertanam di pasar modal
3. Piutang-piutang akan ditagih secepat mungkin
4. Utang mereka sendiri akan ditunda pembayarannya, di restrukturisasi, haircut (pengurangan nilai saham)
5. Proyek-proyek dalam negri mereka akan ditunda.
Nah sampai disini William menggambarkan betapa permusuhan Demokrat dan Republik ini sampai begitu parah. William mungkin lupa jika warga USA, kebangsaan adalah hal yang utama, apalagi etnis Yahudi yang dominan disana egonya sangat tinggi. Sesama Yahudi harus saling dukung. Mereka bisa saja berantem di dalam, tapi mereka mengutamakan urusan nasionalnya. Begitu pula dalam urusan LN, pengaruh mereka akan tetap dipertaruhkan.
Selain itu, untuk menarik dana, pemerintah USA, bisa saja menarik investor ke negaranya, menggenjot ekspor, dll sebelum langkah darurat diambil. Ramalan kemungkinan resesi di USA, mungkin ada pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia, tapi rasanya tidak mengganggu.
Dr. Fadhil Hasan dari Indef juga menyampaikan ada ramalan buruk ekonomi dunia pada 2023. IMF meramalkan 1/3 negara di dunia akan mengalami resesi. USA, Uni Eropa, Inggris, dan china telah mengalami resesi dari 5% ke 8%. Bahkan 4 negara mengalami pertumbuhan negatif USA -0.1 %, Inggris -0,2 %, Jerman -0,5 %.
Tapi Dr. M Nawir Messi ekonom senior Indef, melihat dari sisi moneter ada kecederungan global inflasi justru melandai walaupun inflasi di USA masih 6%, dan sangat jauh dari target tahunan yang 2%, tapi sudah turun dari 9 %. Rata-rata tingkat penganggguran terbuka juga relatif menurun sekitar 3,7%. Atas dasar kecenderungan itu muncul spekulasi suku bunga the fed juga yang akan melandai. Seandainya The Fed akan menaikkan suku bunga paling hanya 25-50 point saja, dibsndingkan sebelumnya sampai 75 point.
Menurut Wiliam selanjutnya, karena Amerika menarik uangnya dengan paksa dari seluruh dunia, termasuk dari Eropa, Asia, Australia, dan Timur Tengah, maka yang ikut menarik modalnya keluar nanti dari Indonesia, tidak hanya negara Amerika, tapi juga negara lain dimana ada uang Amerika di taruh disana.
1. Jadi saat investasi ini ditarik, efek pertama adalah pasar saham akan rontok.
2. Yang terkena dampak pertama adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan repo (Repurchase Agreement).
3. Kemudian perusahaan startup digital yang hidup dari bakar duit akan kehilangan sumber dananya.
4. Kalau dana yang ditarik itu masih belum cukup, mereka akan tarik lebih banyak lagi, yang membuat pasar saham jatuh, harga obligasi jatuh, dan bunga bank naik ke langit.
5. Dollar juga akan naik pastinya, karena semua aset surat berharga yang di jual itu akan ditukarkan dengan dollar dan dibawa kembali ke negri paman sam.
6. Pabrik-pabrik café-café, resto, dan lain-lain yang mengandalkan bahan baku yang diimport untuk sementara akan terpukul.
7. Harga-harga naik, sementara bisnis tidak jalan, ditambah kemungkinan perampingan oleh perusahaan.
8. Sektor pariwisata mungkin akan kembali terdampak hebat dari berkurangnya turis asing. Tapi kemungkinan turis dalam negri tetap ada.
Wah kalo membaca analisis William rasanya ngeri sekali, tapi perkiraannya terlalu jauh. Seandainya saja USA bangkrut, Indonesia tidak akan terseretlah. Kita masih punya komoditi andalan seperti sawit, nikel, batubara yang jika dikelola dengan baik bisa menghasilkan ribuan trilyun, besarnya diatas APBN. Belum lagi negara Indonesia ini basisnya kan di agraria bukan di Industri. Jadi dengan stop impor pangan saja, sudah separo rakyat Indonesia selamat. Jika ketahanan pangan kuat, artinya UKM yg umumnya kuliner akan tetap jalan. Kalaupun ada dampaknya paling yang terkait produk/franchise Amerika. Investasi asing di Indonesia umumnya berupa infrastruktur, jadi terbengkalaipun tidak bermasalah. Jadi artinya Indonesia masih aman.
Tapi bagaimanapun kita harus berterimakasih pada William ini yang telah mengingatkan kita semua, khususnya pemerintah. Pemerintah dalam menarik pajak kejamnya melebihi penjajah Belanda ini, harus segera mengurangi pajak terhadap rakyat kalangan menengah bawah dan membagi kuota apbn ke daerah supaya lebih besar, supaya roda ekonomi di daerah semakin lancar.
Bercermin dari APBN 2023, peredaran uang di pusat berkisar 72 %, sisanya di daerah yang begitu luas cuma 28 %. Komposisi ini harus dibalik, spy ada pemerataan kesejahteraan dan pemerataan kekuatan ekonomi.
Dibalik musibah tentu ada hikmah, seandai apa yang digambarkan terjadi, diharapkan banyak terobosan untuk tetap survive. Bagaimana krisis diubah menjadi peluang. Falsafah Sun Szu ini rasanya cocok diterapkan disini antara lain :
1. Permudah dana mengalir ke DN & persulit dana mengalir ke LN
2. Genjot kegiatan ekspor barang tambang seperti batubara, nikel, emas, bauxit, dll. jangan biarkan SDA hanya memperkaya beberapa gelintir orang dan negara. Terapkan Bea Keluar ran Pungutan Ekspor yang memadai
3. Persulit impor terutama komoditi pertanian dan barang kelontong.
4. Turunkan bunga pinjaman bagi UKM dan petani & nelayan.
5. Perbesar subsidi pupuk dan alat/mesin pertanian.
6. Stop impor tka, gunakan tenaga lokal. Ingat jutaan tka dg gaji 5-6 kali lipat tenaga lokal ini setiap bulannya mentali ke LN. Ini bisa mengurangi blooding yang terus menerus mengurangi daya tahan negara.
7. Koruptor dihukum mati, biar ada rasa jera.
Jadi tidak usah terlalu kuatir dengan adanya resesi di USA ini. Indonesia harus mandiri dan kuat.
Bandung, 16 Januari 2023