ENERGYWORLD.CO.ID – PT Freeport Indonesia (PTFI), hingga Mei 2023, telah merealisasikan investasi sebesar 2,2 miliar dolar AS (setara Rp33 triliun) dan menyerap 15 ribu tenaga kerja Indonesia dalam pembangunan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur.
Pembangunan smelter yang ditargetkan bisa beroperasi pada Mei 2024 itu menyerap dana 3 miliar dolar AS (setara Rp45 triliun).
“Melalui proyek smelter ini, kita lakukan hilirisasi untuk penciptaan nilai tambah. Kita ingin Indonesia yang tidak hanya dikenal karena sumber daya alamnya saja, tapi karena produknya,” kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikan Bahlil saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja ke Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6). Kemajuan pembangunan smelter itu akan mencapai 72 persen dan ditargetkan dapat selesai sebelum Mei 2024.Bahlil mengatakan hilirisasi, termasuk terhadap sumber daya mineral, menjadi kunci agar Indonesia dapat berubah dari negara berkembang menjadi negara maju.
“Sudah terbukti, hilirisasi sumber daya mampu meningkatkan pendapatan negara. Nikel contohnya, naik dari 3,3 miliar dolar AS menjadi 30 miliar dolar AS setelah kita stop ekspor bahan mentah nikel dan lakukan hilirisasi,” kata Bahlil.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta agar konstruksi smelter single line milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) Kabupaten Gresik, Jatim, dipercepat hingga 4 persen per bulan.
“Proyek ini diupayakan untuk bisa mendapatkan percepatan 4 persen per bulan. Nantinya bisa dilihat realisasi hingga akhir tahun,” kata Arifin saat meninjau perkembangan pembangunan smelter milik PTFI di Gresik.
Berdasarkan laporan yang dia terima, kata Arifin, hingga kuartal I atau akhir Maret 2023, progres pembangunan smelter tembaga telah mencapai 61,5 persen, dan percepatan hingga 4 persen per bulan menjadi tantangan bagi PTFI.
“Pemerintah berkomitmen membantu apa yang bisa dibantu untuk smelter, agar target Mei 2024 smelter beroperasi bisa terealisasi. Apalagi PTFI sudah melakukan beberapa penyesuaian mengenai progres pembangunan smelter,” katanya.
Secara rinci, kata dia, pembangunan Smelter Manyar Project milik PTFI memiliki progres 61,5 persen per akhir Maret 2023. Dalam pembangunannya, PTFI juga sudah mengerahkan biaya sebanyak 1,95 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp28,4 triliun. EDY/EWI