ENERGYWORLD.CO.ID – Menurut data dari Badan Sumber Daya Alam dan Energi Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, atau METI. Jepang mengimpor sekitar 162 juta barel minyak mentah dari Arab Saudi selama lima bulan pertama tahun 2023. Ini mewakili 40,68 persen dari total impor minyak Jepang pada bulan-bulan tersebut. Kingdom adalah pemasok teratas, diikuti oleh UEA. Minyak Arab membantu memutar roda perekonomian Jepang
Dikutip dari Arabnews (Tokyo), pada Januari, impor minyak mentah Saudi sebesar 37,16 juta barel (43,9 persen) dari total, 33,16 juta barel (43,4 persen) pada Februari, 32,83 juta barel (42,2 persen) pada Maret, 30,45 juta barel (35,3 persen) pada April, dan 29,36 juta barel (38,6 persen) di bulan Mei.
Selama periode lima bulan itu, Jepang mengimpor 155,37 juta barel dari UEA, atau 38,38 persen dari total impor minyak mentahnya.
Pada periode yang sama, total impor minyak Jepang dari yang dikategorikan METI sebagai Timur Tengah sebesar 431,55 juta barel atau 96,26 persen dari total. Tetapi karena Jepang memboikot minyak Iran sesuai dengan sanksi AS dan Eropa, Timur Tengah, menurut daftar sumber minyak mentah METI untuk negara tersebut, hanya merujuk ke negara-negara Arab termasuk Arab Saudi, UEA, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, dan sejumlah kecil dari Aljazair.
Baru-baru ini, pada bulan Mei, Jepang mengimpor sekitar 76 juta barel minyak mentah, dimana 97 persen (73,68 juta barel) berasal dari negara-negara GCC.
Menurut METI, UEA adalah pemasok minyak mentah utama ke Jepang selama Mei dengan sekitar 33 juta barel, atau 43,4 persen dari total impornya.
Angka impor bulan Mei menunjukkan ketergantungan Jepang pada minyak Arab untuk menjaga agar roda ekonominya tetap berputar. Embargo Tokyo untuk mengimpor minyak dari Iran dan Rusia berlanjut pada Mei.
Angka tersebut terkait dengan jumlah minyak yang tiba di kilang, tangki, dan gudang di pelabuhan di Jepang selama Mei. Jepang menggunakan minyak untuk menghasilkan sekitar sepertiga dari kebutuhan energinya. EDY/EWI