ENERGYWORLD.CO.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyerahkan penghargaan “Award of Excellence in Energy Management” kepada PT Semen Tonasa, anak perusahaan BUMN PT Semen Indonesia Group (SIG), Tbk. pada pertemuan Clean Energy Ministerial (CEM) ke-14 di Goa, India, Jumat (21/7). Penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi tingkat internasional yang diberikan kepada pelaku industri yang berhasil meningkatkan efisiensi energi melalui penerapan manajemen energi sesuai standar ISO 50001.
Menteri ESDM menyampaikan penghargaan dan kebanggaan kepada PT Semen Tonasa dalam mendukung program konservasi energi dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca. Sejak 2009 Pemerintah telah mewajibkan pengguna energi lebih dari 6000 TOE untuk melakukan manajemen energi dan melaporkannya melalui sistem Pelaporan Online Manajemen Energi KESDM.
“Sejak tahun 2009, Pemerintah Indonesia telah mewajibkan industri dengan konsumsi energi besar di atas 6.000 ton setara minyak untuk melakukan wajib pengelolaan energi. Ini termasuk industri besi dan baja, semen, dan petrokimia. Setiap tahun kami memberikan Penghargaan Soebroto tentang Efisiensi Energi sebagai apresiasi atas praktik terbaik bagi mereka yang telah melaksanakan kegiatan pengelolaan energi di mana Semen Tonasa menjadi salah satu pemenangnya pada tahun 2022,” ujar Arifin.
Arifin menegaskan, bahwa sebagian besar negara di dunia telah membuat komitmen untuk menerapkan transisi energi bersih menuju Net Zero Emission (NZE) sebagai upaya mitigasi bahaya perubahan iklim.
“Salah satu cara untuk menerapkan efisiensi dan konservasi energi adalah melalui kampanye dan penghargaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” imbuhnya.
PT Semen Tonasa merupakan salah satu produsen semen yang memproduksi 7,4 juta ton semen per tahun. PT Semen Tonasa telah menerapkan sistem manajemen energi ISO 50001 sejak tahun 2019.
Beberapa langkah telah diterapkan untuk mengurangi konsumsi energi termasuk penggunaan teknologi digital seperti penerapan kecerdasan buatan; pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan bakar dan bahan baku alternatif; dan pemasangan panel surya.
“Melalui upaya tersebut, dapat menghemat energi setara dengan 4,4 juta giga joule dan mengurangi emisi karbon sebesar 436 ribu sekaligus menghemat biaya operasional sebesar 16 juta USD selama empat tahun terakhir dari 2019 hingga 2023,” pungkas Arifin. EDY/EWI
rchmatedy021@gmail.com