Home Energy Nikel Smelter Nikel KFI Pertama di Kaltim Senilai Rp30 Triliun

Smelter Nikel KFI Pertama di Kaltim Senilai Rp30 Triliun

92
0

ENERGYWORLD.CO.ID – Pabrik Smelter Nikel PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) merupakan pabrik smelter nikel yang pertama berdiri di Kalimantan Timur (Kaltim) dengan nilai investasi mencapai Rp 30 triliun.

<)Smelter nikel KFI berdiri di lokasi Pendingin, Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kaltim yang diperkirakan akan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 1.700 pekerja.

Dikutip dari nikel.co.id, Gubernur Kaltim, Isran Noor menyampaikan, menurut Manajemen PT KFI nantinya smelter nikel ini akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal dari Kaltim selain tenaga kerja dari China.

Dalam peresmian smelter PT KFI pada Selasa, (19/9/2023) lalu, dia mengutarakan, jika setiap tenaga kerja lokal bisa menjamin kehidupan anak istrinya yang berjumlah lima orang jika dikalikan dengan 1.700 itu sama saja mencukupi sekitar 30.000 orang.

“Perannya luar biasa, tentu pekerja juga mendapat kesejahteraan, kalau ini nanti bisa berproduksi penuh,” kata Isran ketika peresmian smelter PT KFI Kaltim, dikutip laman kaltara.tribunnews.

Menurutnya, para pekerja lokal harus belajar dari budaya kerja China sehingga mampu meningkatkan nilai dan kualitas diri dalam bekerja.

“Belajar! Jangan banyak tuntutan. Jangan budaya sebentar-sebentar demo, minta naikkan gaji,” ujar dia sambil berkelakar.

Sementara, hadir General Manager PT KFI, Mr Zhou Bo yang menyampaikan, bahwa smelter PT KFI ini sangat memperhatikan masalah lingkungan.

Hal ini diperkuat dengan Surat Keterangan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia yang diberikan kepada PT KFI.

Untuk saat ini, baru 2 line yang sudah bisa beroperasi dari 18 line smelter yang direncanakan untuk dibangun.

“Tentunya dibutuhkan kolaborasi dan dukungan bersama agar proyek ini bisa terselesaikan secepatnya,” kata Zhou Bo.

Dalam pemenuhan kebutuhan energi, PT KFI akan bekerja sama dengan PT PLN, Persero dan produk hasil smelter direncanakan akan diekspor ke China, Korea dan beberapa negara sesuai kesepakatan yang didapat.

“Bahan mentah nikel berasal dari beberapa kawasan di Sulawesi dan Maluku, serta Halmahera. Kami juga akan melihat peluang untuk memasok kebutuhan IKN,” ujarnya.

Pembangunan smelter nikel PT KFI adalah tindak lanjut pelaksanaan hilirisasi sumber daya alam, dalam hal ini nikel dan sesuai dengan amanat UU No 03 tahun 2020 tentang Perubahan atas UU No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Pembangunan smelter nikel itu, hasil dari kesepakatan kontrak (MoU) perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) dengan PLN sebesar 800 MW pada 31 Desember 2021 yang menandai berjalannya proyek smelter nikel PT KFI.

Sehingga lingkungan bisa lebih terjaga dengan baik. Selain itu, pada 25 Januari 2022, PT KFI telah mengucurkan dana sebesar Rp 5 triliun dan di kuartal ll 2023 juga sudah mengucur dana senilai Rp 2,7 triliun. EDY/EWI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.