ENERGYWORLD.CO.ID – Raja pertambangan Guyana Nazar Mohamed telah menarik diri dari konsorsium yang disewa untuk membangun basis logistik senilai $300 juta untuk raksasa minyak Exxon Mobil Corp (XOM.N) di negara Amerika Selatan, kata mitranya pada Rabu. Reuters melaporkan pada bulan Juli, dengan mengutip berbagai sumber dan dokumen, bahwa Nazar Mohamed dan putranya Azruddin, pemilik Mohamed’s Enterprise, menghadapi penyelidikan kriminal oleh lembaga penegak hukum AS atas dugaan pencucian uang, perdagangan narkoba, dan penyelundupan emas. Keluarga Mohamed membantah melakukan kesalahan.
Kami dapat mengonfirmasi bahwa mitra lain memang telah mengakuisisi saham Tuan Mohamed dalam proyek tersebut,” kata grup NRG Holdings dalam sebuah pernyataan, namun menolak berkomentar lebih lanjut.
Nazar Mohamed dan Azruddin tidak segera menanggapi panggilan telepon dan email yang meminta komentar. Exxon menolak mengomentari kepergian Mohamed. Keputusan Mohamed untuk meninggalkan konsorsium dapat mengurangi komplikasi bagi perusahaan yang berbasis di Texas tersebut jika pihak berwenang AS memutuskan untuk menjatuhkan sanksi terhadap pasangan tersebut atau mengajukan dakwaan. Amerika Serikat biasanya mewajibkan perusahaan untuk menghentikan bisnis dengan individu yang terkena sanksi dalam waktu 30 hari.
Exxon dengan dua perusahaan minyak lainnya saat ini memproduksi sekitar 380.000 barel per hari di sana. Perusahaan-perusahaan tersebut berencana untuk meningkatkan produksinya menjadi 1,2 juta barel per hari pada tahun 2027, sebuah peningkatan besar-besaran yang akan membuat produksi Guyana lebih tinggi dibandingkan produksi banyak negara OPEC, termasuk negara tetangga Venezuela, saat ini.
Menyusul laporan Reuters pada bulan Juli, Exxon telah membuat keputusan internal untuk tetap netral terhadap keluarga Mohamed, menurut empat sumber yang mengetahui masalah tersebut. Para eksekutif perusahaan di Guyana, yang dipimpin oleh kepala negara Alistair Routledge, mengatakan kepada pejabat pemerintah Guyana dan anggota konsorsium pangkalan pantai lainnya bahwa mereka tidak akan memutuskan hubungan dengan keluarga Mohamed tanpa pemberitahuan resmi mengenai penyelidikan, kata sumber tersebut.
Ketika ditanya oleh Reuters tentang posisinya terhadap keluarga Mohamed, Exxon mengatakan kepada Reuters awal bulan ini: “Jika seorang anggota keluarga Mohamed dimasukkan dalam daftar sanksi AS, kami akan menilai kembali setiap kontrak yang melibatkan mereka sebagai hal yang biasa.”
Exxon sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di Guyana. NRG, yang mencakup dua keluarga bisnis Guyana lainnya yang dipimpin oleh Andron Alphonso dan Nicholas Deygoo-Boyer, adalah mitra di Vreed-en-Hoop Shorebase, Inc (VEHSI), perusahaan patungan yang disewa Exxon yang berbasis di Texas pada tahun 2022 untuk membangun basis tersebut. EDY/EWI
Sumber: reuters