Home Energy Pemerintah Putuskan Kontrak 11 Blok Migas Simpan Potensi MNK

Pemerintah Putuskan Kontrak 11 Blok Migas Simpan Potensi MNK

301
0

ENERGYWORLD – Pemerintah memutuskan untuk melakukan terminasi atau mengembalikan 50 kontrak kerja sama blok Minyak dan Gas (migas) ke negara. Sebelas blok di antaranya berasal dari blok migas non konvensional (MNK), biasanya dikenal sebagai Shale Gas maupun Coalbed Methane (CBM) yang telah lama dikembangkan.

“Dari 50 blok terminasi, sebetulnya ada 11 unconvensional atau minyak non konvensional yang kita kenal dengan shale gas oil atau yang sekarang lebih banyak itu sebenarnya yang Coal bed Methane (CBM) yang sudah lama dikembangkan,” terang Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (17/10/2023)

Pemanfaatan shale gas oil sendiri memerlukan teknologi khusus berupa seperti fracking atau fracturing, yang mahal dan menimbulkan risiko. Namun komoditas minyak ini yang membuat Amerika Serikat berubah dari importir minyak terbesar menjadi eksportir.

CBM atau gas metana sendiri merupakan sumber energi yang efisien dan bersih yang tersebar di Indonesia dan prospek untuk dikembangkan secara ekonomis. Nilai kalor metana murni adalah 35,9 MJ/m3, yang setara dengan nilai kalor dari 1,2 kg batubara standar, sehingga manfaat dari sumber energi CBM yang digunakan tidak hanya mengurangi risiko produksi batubara, tetapi juga memperoleh energi bersih dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Tutuka menambahkan bahwa sebanyak 11 WK migas non-konvensional yang dikembalikan ke negara tersebut sebenarnya telah dikembangkan sejak lama. Namun, dia menganggap kurang prospektif untuk melanjutkan ke tahap operasi. “Sudah lama dikembangkan, tapi ternyata banyak yang kurang prospektif, sehingga tidak dilanjutkan,” tambahnya.

Tutuka menjelaskan, berdasarkan pengalamannya, perhitungan tiap geologis akan berbeda-beda. Perhitungan geologis sebelumnya tidak ada secara kontekstual dari segi sistem petrol tapi di sisi yang lain bisa dikatakan ini masih prospektif.

Bisa kembali dikatakan tidak ada, tapi bisa juga besar. Masih perlu kita tunggu bagaimana tambahan data dari tim subservicenya melakukan penelitian,” jelasnya.

Harapannya, setelah dilakukan lagi kajian data oleh ahli yang memilki sisi pandang berbeda, dilelang lagi mampu meningkatkan produksi migas nasional di kemudian hari.

“Terminasi ini harapannya dikerjakan kembali dengan tenaga yang baru, pakar dari sisi pandang yang berbeda dengan tambahan data. Nah, kami sangat berharap ini bisa meningkatkan produksi di kemudian hari,” tutupnya. EDY/EWINDO
sumber: ESDM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.