ENERGYWORLD – Pabrik tenaga surya akan dibangun di Provinsi Timur Arab Saudi setelah Kementerian Investasi mencapai kesepakatan dengan GlassPoint yang berbasis di AS.
Fasilitas tersebut akan memiliki kapasitas untuk menghasilkan energi terbarukan yang cukup untuk menghasilkan 5.000 ton uap tenaga surya setiap hari, seperti yang disoroti dalam siaran pers.
Hal ini diharapkan dapat menetralisir 4 juta unit gas termal Inggris setiap tahunnya dan mengurangi jejak karbon sebanyak 200.000 ton. Selain itu, solusi yang dihasilkan di situs ini akan melayani proyek-proyek di domain seperti logam dan pertambangan, bahan bangunan, dan pasar industri lainnya. “Arab Saudi berkomitmen untuk memimpin kawasan dalam pembangunan ekonomi dan keberlanjutan. Kemitraan kami dengan GlassPoint menunjukkan kemajuan penting dalam melakukan keduanya sekaligus mendiversifikasi perekonomian kami, memperkuat rantai pasokan, dan memperdalam kepemimpinan teknologi tinggi,” kata Khalid Al-Falih, Menteri Investasi Saudi.
Kolaborasi ini sejalan dengan Inisiatif Ketahanan Rantai Pasokan Global (Global Supply Chain Resilience Initiative) yang dicanangkan oleh kementerian, yang berupaya meningkatkan pengaruh Kerajaan Arab Saudi di sektor-sektor penting dalam mengatasi perubahan iklim.
Asaad Al-Jomoai, direktur pelaksana inisiatif GSCR, menyatakan bahwa kemitraan ini akan semakin memperdalam posisi Kerajaan sebagai pemimpin dalam teknologi iklim. “Pabrik baru ini akan memainkan peran penting dalam membangun beberapa proyek pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia dan juga akan menciptakan pasar ekspor baru untuk memajukan proyek energi terbarukan di luar perbatasan kita,” tambah Al-Jomoai.
Selain itu, perjanjian ini menggarisbawahi langkah-langkah yang diambil untuk mewujudkan strategi diversifikasi ekonomi Visi Kerajaan 2030, dan tujuan Inisiatif Hijau Saudi yang bertujuan untuk membuka jalan bagi masa depan yang lebih berkelanjutan.
Rod MacGregor, CEO dan pendiri GlassPoint, mengatakan pabrik tersebut akan membantu Kerajaan Arab Saudi mencapai targetnya untuk menghasilkan 50 persen listriknya dari sumber terbarukan pada tahun 2030 dan mencapai emisi karbon nol pada tahun 2060. “Dengan membantu dekarbonisasi sektor industri, kami akan memperbaiki dampak iklim dari industri-industri yang sulit dikurangi di seluruh kawasan dan membantu memenuhi meningkatnya permintaan akan bahan-bahan rendah karbon,” tambahnya. EDY/EWINDO
sumber: arabnews.