Oleh : Memet Hakim Pengamat Sosial, Wanhat APIB & APP TNI
ENERGYWORLD – Malam kemaren, 07.11.2023, pas 1 bulan perang antara Hamas dan Israel, korban tewas sampai hari ke 30 ini telah sekitar 10.000 korban jiwa termasuk 2.500 wanita dan lebih dari 4.000 anak-anak. Penduduk Gaza jumlahnya sekitar 2.3 juta orang, dan yang mengungsi ke bagian Selatan sekitar 1.5 juta orang. Hamas adalah partai kecil di Palestina yang menguasai Gaza yang luasnya sekitar 365 km2 (36.500 ha), kira-kira luasnya 2 x luas pulau Rempang atau separo dari luas kota DKI Jakarta.
Sebenarnya Hamas yang dibantu beberapa faksi lainnya seperti Hezbullah dan al Quds, Jihad Islam, dll., dan ini didukung oleh negara Rusia, Iran, Yordania dan Taliban sudah diatas angin. “Pihak Hamas sudah memperlihatkan tanda-tanda kemenangan, apalagi kabarnya baru 30 % pasukannya yang dikerahkan untuk menghadapi pasukan Israel plus pasukan cadangannya. Akan tetapi negara besar seperti Mesir masih mau jadi tawanan politik Israel, Arab Saudi masih mau menjadi tawanan politik Amerika, padahal pasukan milisi di Palestina saja dapat menghancurkan Israel.
Dunia sekarang telah melihat kejahatan, kekejaman, “kebohongan” Israel, sehingga dukungan bagi kemerdekaan Palestina tumbuh diberbagai belahan dunia, termasuk dinegara sekutunya seperti Amerika, Inggris dan Perancis. Negara penjajah seperti Israel hidup dari kebohongan dan penindasan terhadap Palestina.
Hamas menekan agar Israel agar mundur dan keluar dari seluruh tanah Palestina, termasuk dari Tepi barat yang mereka awasi sampai sekarang. Biarlah Israel pindah ke Amerika negara yang banyak bangsa Yahudinya, sehingga tidak membuat Palestina selalu tertindas.
Segerakan proklamirkan negara Palestina, sesuai spirit Bandung dimana Konferensi Asia Afrika ini berlangsung yakni pada bulan April 1955, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya (Wikipedia 2023).
“Bandung Spirit, Asia Afrika”, Sepuluh poin Proposal Negara Palestina Merdeka isinya sebagai berikut :
- Negara Palestina Merdeka seutuhnya segera membentuk UUD dan kabinet sementara dan tentara gabungan dari berbagai faksi. Syarat sebagai Negara telah terpenuhi seluruhnya yakni Rakyat, Wilayah, Pemerintahan yang berdaulat, Pengakuan dari Negara Lain.
- Palestina kembali ke sebelum Israel ada dan merdeka pada tahun 1948, jika Israel tetap ingin menjadi suatu negara atau negara bagian, agar pindah ke Amerika, dimana banyak bangsa Yahudi tinggal disana.
- Semua batas atau pagar pembatas yang dibuat oleh Israel agar dibongkar, tidak ada lagi perbedaan bangsa Yahudi, Arab, Palestina, Asia, Eropa yang tinggal disana.
- Negara Palestina harus dapat mengayomi dan melindungi seluruh bangsa yang ada di Palestina seperti bangsa Yahudi, Arab, Eropa, Asia yang tinggal disana.
- Negara Palestina harus dapat melindungi semua agama yang ada disana, walaupun mayoritas agama Islam.
- Pemerintahan dipimpin oleh bangsa Palestina, akan tetapi jika diperlukan ada perwakilan bangsa Yahudi ikut di dalam kabinet
- Seluruh asset Negara Israel menjadi Asset Negara Palestina, asset perorangan dan asset Perusahaan dapat diselesaikan secara bertahap.
- Masjidil Aqso dapat dikunjungi secara damai oleh berbagai penganut agama dari berbagai penduduk di dunia ini.
- Negara Palestina harus dapat bekerjasama dengan berbagai negara dengan baik
- Semua korban perang, harus diperhatikan, sehingga tidak ada perbedaan perlakuan seperti yang sering dipertontonkan oleh Negara Israel pada bangsa Palestina.
Semoga saja perang ini segera berakhir dengan di proklamirkannya negara Palestina yang berdaulat, tidak ada lagi Israel di dalamnya. Akan tetapi bangsa Yahudi boleh tinggal di Palestina bersama bangsa Palestina, Arab, Asia dan Eropa lainnya.***
Bandung, 8.11.2023