Home Energy Pertamina Menandatangani Perjanjian dengan Mubadala Energy untuk Mengeksplorasi Proyek Panas Bumi

Pertamina Menandatangani Perjanjian dengan Mubadala Energy untuk Mengeksplorasi Proyek Panas Bumi

359
0

Indonesia menargetkan penambahan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3,3 gigawatt pada tahun 2030

ENERGYWORLD  – Pertamina Geothermal Energy, salah satu unit perusahaan energi negara Indonesia, Pertamina, telah menandatangani perjanjian dengan Chevron dan Mubadala Energy untuk mengeksplorasi proyek panas bumi di negara Asia Tenggara.

Perjanjian tersebut memberikan kerangka kerja “komprehensif” untuk melakukan studi bersama dalam pengembangan ladang panas bumi Kotamobagu di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Perjanjian tersebut sejalan dengan target Indonesia untuk menambah kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3,3 gigawatt pada tahun 2030.
Listrik panas bumi yang diproduksi di Kotamobagu dapat digunakan untuk menggerakkan rumah-rumah di Indonesia serta menghasilkan hidrogen atau amonia rendah karbon, kata perusahaan tersebut.

Dengan jejak jejak kami dalam menyediakan sumber daya energi strategis di Indonesia selama lebih dari satu dekade, kami sangat gembira dengan kemitraan ini,” kata Mansoor Al Hamed, CEO Mubadala Energy.

“Peluang untuk menjajaki proyek-proyek tersebut merupakan bagian dari komitmen Mubadala Energy untuk berperan aktif dalam transisi energi seiring dengan upaya kami untuk terus mendukung target net zero di Indonesia,” kata Al Hamed.
Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, berencana untuk menghasilkan setidaknya 51 persen total energinya dari sumber terbarukan pada tahun 2030.
Negara ini juga bertujuan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2060 atau lebih cepat, dengan energi terbarukan menyediakan hingga 85 persen bauran energi.
Energi panas bumi memanfaatkan panas yang dihasilkan di dalam inti bumi untuk menyediakan sumber energi yang konstan, tidak seperti tenaga surya atau angin, yang bersifat intermiten. Pembangkit listrik tenaga panas bumi juga mempunyai faktor kapasitas yang tinggi, yang berarti pembangkit listrik tersebut dapat beroperasi dengan daya maksimum untuk jangka waktu yang lebih lama.
“Kesepakatan kajian bersama kita kali ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan yang saling melengkapi dari pihak ketiga dalam pengembangan panas bumi di Kotamobagu,” kata Julfi Hadi, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy.
Pada bulan Juli, Mubadala Energy, unit minyak dan gas dari Perusahaan Investasi Mubadala Abu Dhabi, dan Pertamina menandatangani perjanjian untuk melakukan inisiatif penangkapan karbon di negara tersebut.
Perjanjian tersebut memberikan kerangka kerja untuk mengeksplorasi kegiatan penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS) untuk portofolio aset Pertamina dan Mubadala Energy yang ada di Indonesia.
Perusahaan-perusahaan tersebut juga diharapkan untuk melihat potensi investasi bersama dalam proyek-proyek hulu yang berupaya menggunakan aplikasi CCUS.
Awal tahun ini, perusahaan energi ramah lingkungan Abu Dhabi, Masdar, berinvestasi di Pertamina Geothermal Energy, menandai masuknya perusahaan tersebut ke dalam sektor energi panas bumi di negara Asia.
Country Manager Chevron di Indonesia Wahyu Budiarto mengatakan perusahaan energi Amerika ini akan menggunakan keahlian teknis dan teknologi barunya untuk mengeksplorasi sumber energi terbarukan di Indonesia.
Jakarta bersiap untuk mengumumkan pada Cop28 di Dubai tentang pensiun dini dari batubara, bahkan ketika negara ini sedang berjuang untuk menarik modal swasta yang cukup untuk melakukan transisi ramah lingkungan. EDY/EWINDO

sumber:  theinational.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.