Home Energy ABB Dukung Pasokan Listrik Andal PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara

ABB Dukung Pasokan Listrik Andal PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara

278
0

ENERGYWORLD – Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Cirata diharapkan mampu menghasilkan energi ramah lingkungan berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) untuk didistribusikan ke sekitar 50.000 rumah • ABB Switchgear UniGear ZS1 dilengkapi dengan proteksi relai Relion® transmisi sinyal listrik • Proyek ini bertujuan menghindari lebih dari 200.000 ton emisi karbon dioksida setiap tahunnya, serta memberikan kontribusi yang berarti dalam memenuhi target energi terbarukan Indonesia sebesar 23% pada tahun 2025

ABB, sebuah perusahaan global di bidang elektrifikasi dan otomatisasi menghadirkan solusi distribusi listrik berteknologi terdepan. Kehadiran ABB bertujuan mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Asia Tenggara mendistribusikan pasokan energi Andal dan ramah lingkungan ke sekitar 50.000 rumah. PLTS terapung seluas 250 hektar yang terletak di Waduk Cirata Jawa Barat ini, diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Proyek ini serupa dengan berbagai proyek instalasi energi surya terapung di dunia yang dibangun di atas pembangkit listrik tenaga air dengan tujuan menghasilkan pasokan listrik yang andal, efisien, dan bersih. Langkah ini sejalan dengan hasil studi jurnal Nature yang mengkalkulasi besaran energi listrik yang dihasilkan dari penggunaan 10 persen PLTA yang ada di seluruh dunia melalui panel surya terapung setara dengan tenaga listrik berbahan bakar fosil yang ada di seluruh dunia. Sejalan dengan hal itu, Pemerintah mengintegrasikan peningkatan porsi energi terbarukan ke dalam sistem ketenagalistrikan sebagai hal yang krusial dalam mendukung pencapaian target energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Proyek PLTS Terapung Cirata merupakan kolaborasi antara pemerintah Indonesia, melalui PT PLN Nusantara Power dengan Masdar, sebuah grup energi terbarukan yang berbasis di Abu Dhabi. Dengan menggandeng tenaga ahli lokal, ABB berhasil menginstalasi, menguji, dan mengoperasikan <span;> switchgear <span;> berinsulasi udara primer (AIS) tegangan menengah (MV) pada tahap pertama proyek tersebut yang memiliki kapasitas 192-megawatt peak (MWp), atau hampir 30 kali lipat dari kapasitas Ladang Tenaga Surya Terapung terbesar di Eropa, yaitu waduk Alqueva, Portugal.
<span;>Ditambah lagi, jangkar dan tambatan yang digunakan di Bendungan Cirata, yang mencapai kedalaman 100 meter, merupakan yang terdalam di dunia. Keberadaan PLTS terapung ini diharapkan dapat menghindari 214.000 ton emisi karbon dioksida setiap tahunnya.

“Kami bangga dapat menjadi bagian dari proyek ini, yang tidak hanya memberikan strategi bagi Pemerintah Indonesia, namun juga memberikan sinyal positif bagi perekonomian global lainnya yang berarti meningkatkan target dekarbonisasi mereka melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung,” kata Ken Yap, Komersial Vice President bisnis Elektrifikasi ABB di Indonesia, keterangan tertulisnya Jumat (8/12/2023).

“Teknologi terdepan dari ABB merupakan bagian penting dalam distribusi energi terbarukan yang andal dari pembangkit listrik tenaga fotovoltaik (PV) terapung pertama dengan skala utiliti di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara. Distribusi infrastruktur yang kuat sangat penting bagi keberhasilan rencana Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energinya, dan kami sangat antusias dapat mengambil bagian dari perjalanan tersebut”, tambahnya.

Solusi ABB yang mencakup 17 panel MV primer AIS UniGear ZS1, yang dilengkapi relai proteksi Relion® ini, bertujuan mengontrol, melindungi, dan mengisolasi peralatan listrik serta memastikan ketersediaan pasokan listrik. Perangkat tersebut juga memerlukan pemeliharaan minimum yang memungkinkan tingkat pengembalian investasi yang optimal.

Lebih lanjut lagi, perlindungan dan kontrol pengumpan rangkaian produk Relion®, REF615 dapat meningkatkan keselamatan karena memungkinkan untuk dioperasikan dan dikendalikan dari jarak jauh. Selain itu, jumlah <span;> switchgear  <span;>ini dapat dengan mudah ditambah, seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembangkit di masa mendatang. Adapun keuntungan lainnya dari PV terapung adalah modul-modulnya tetap terjaga dalam kondisi dingin karena dikelilingi udara di sekitarnya sehingga berdampak pada efisiensi yang optimal.

Saat ini, energi terbarukan baru menyumbang 14 persen dari total bauran energi di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah telah menargetkan penambahan 60 instalasi PV terapung lainnya seperti pembangkit listrik Cirata untuk mencapai target 23 persen energi terbarukan pada tahun 2025, dan 31 persen pada tahun 2050. Didukung 100 waduk dan 521 danau alami di seluruh negeri, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mewujudkan target yang sangat besar tersebut, dan proyek Cirata akan menjadi cetak biru (blue print) untuk mereplikasi lebih banyak pembangkit listrik tenaga surya terapung di berbagai wilayah Indonesia maupun di seluruh penjuru dunia.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata mempekerjakan lebih dari 1.400 warga lokal selama proses konstruksinya, serta mencatatkan lebih dari 2 juta jam kerja tanpa kecelakaan.  EDY/EWINDO

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.