ENERGYWORLD.CO.ID – Para korban jebolnya bendungan Mariana pada tahun 2015 di Brasil meminta kompensasi sekitar 3 miliar pound ($3,8 miliar) dari perusahaan pertambangan Vale (VALE3.SA), membuka tab barudan Samarco dalam gugatan baru yang diluncurkan di Belanda, kata pengacara mereka pada hari Selasa.
Kompensasi tersebut diklaim atas nama hampir 1.000 pelaku usaha dan lebih dari 77.000 individu yang terkena dampak bencana, dalam gugatan Belanda yang diajukan oleh Ações do Rio Doce, sebuah yayasan nirlaba Belanda, dikutip dari Reuters (19/3/2024).
Kasus ini diajukan di Belanda oleh perusahaan Belanda Lemstra Van der Korst dan perusahaan Inggris Pogust Goodhead, yang sebelumnya mengajukan kasus serupa di Inggris terhadap perusahaan pertambangan Australia BHP (BHP.AX), membuka tab baru.
Vale, yang memiliki Samarco bersama BHP, mengatakan pihaknya “memperkuat komitmennya untuk mendukung perbaikan penuh kerusakan yang disebabkan oleh runtuhnya bendungan Fundao,” dan menambahkan bahwa pada akhir Februari pihaknya telah mengalokasikan 36,51 miliar reais ($7,3 miliar) untuk tindakan reparasi dan kompensasi.
Runtuhnya bendungan di tenggara kota Mariana menyebabkan tanah longsor raksasa yang menewaskan 19 orang dan mencemari sungai Rio Doce, mengganggu saluran air menuju saluran keluarnya di Samudera Atlantik.
Hakim federal Brazil tahun ini memutuskan bahwa Vale, BHP dan perusahaan patungan mereka Samarco harus membayar 47,6 miliar reais ($9,4 miliar) kepada dana negara sebagai ganti rugi atas jebolnya bendungan tersebut.
Keputusan itu tidak berlaku untuk masing-masing korban, kata Pogust Goodhead pada bulan Januari.
Kasus ini diluncurkan di Belanda terhadap Vale SA dan Samarco Iron Ore Europe BV, anak perusahaan Samarco di Belanda. Pengacara mengatakan mereka telah memastikan aset anak perusahaan Vale di Belanda akan dipagari jika klaim tersebut berhasil. EDY/Ewindo
($1 = 5,0457 reais) ($1 = 0,7877 pon)