Oleh : Salamuddin Daeng
Sidak yang dilakukan Mendag ke pom bensin adalah pukulan telak bagi uji kejujuran para pedagang bensin alias pemilik pom bensin. Hasil sidak ini cukup mengerikan karena 4 pom bensin langsung disegel karena curang. Wah ngerih. Sehari bisa menutup empati. Apapun konsekuensinya terhadap nama baik pom bensin, apa yang dilakukan Mendag sudah bagus. Tapi kalau bisa bukan hanya segel tapi jalan keluarnya juga harus tepat, sehingga konsumen BBM tidak tertipu dan tertipu lagi.
Sebetulnya ada yang lebih canggih langsung dijual dalam botolnya atau cerigen atau ukuran yang lebih besar. Sebab kalau dijual botolan kita tau sebebanya berapa yang masuk ke dalam tangki kendaraan kita. Tapi kalau penjualan model sekarang, yang terlihat hanya putaran angka. Pembeli BBM sampai pom bensin akan pernah tau apalagi yakin bahwa benar BBM yang masuk ke dalam tangki kendaraannya sejumlah yang tertera pada angka di pom bensin tanpa berkurang atau bertambah satu tetespun.
Konon katanya angka angka tersebut datang dari putaran di dalam mesin pom bensin. Putaran ini dodorong oleh bensin yang keluar. Jadi zat cair yang mendorong. Tapi bisakah dia juga berputar karena didorong angin? Di ruang tertutup hal itu bisa saja terjadi. Jadi yang keluar dari pom bensin dan masuk ke dalam tangki kendaraan kita ada banyak anginnya. Jadi bisa saja angka yang tertera tidak sesuai bensin yang keluar. Yang keluar bensin campur kentutnya bensin.
Tehnik penjualan botolan atau timbang BBM di tempat yang disaksikan oleh penjual dan pembeli secara kasat mata bisa mencapai ketersediaan yang berkembang. Kita sebagai konsumen juga terkadang kita merasa berdosa setiap isi BBM kok rasanya tidak sesuai antara jumlah uang yang keluar dengan jumlah BBM yang masuk. Namanya perasaan utama. Kalau lagi kere sudah pasti terasa seperti dicurangi pemilik pom bensin. Tapi kalau lagi banyak uang ya udah biarin bukan rejeki kita. Jadi cara penjualan BBM sekarang membuat konsumen berprasangka buruk dan rasanya adalah dosa.
Kembalilah ke Botol
Banyak isu beredar katanya kondisi di pom bensin bisa disengaja juga tidak disengaja, bisa karena pemiliknya memang ingin untung dengan cara curang, namun juga bisa karena peralatan pom bensinnya sudah usang. Masalah seperti ini tidak bisa diatasi dengan digitalisasi pom bensin versi pertamina.
Sekarang jalan keluar berakhir saling curiga adalah tehnik botol. Drmgan botol transparan ini akan sangat aman dan mudah mudahan sesuai syariah yakni penjual dan pembeli tau bertahan dan yakin dengan transaksinya tanpa curiga yang menjadi dosa. Jadi sebelum BBM dituang ke tangki mobil ada dua tahap. Tahap satu tuang BBM ke botol yang transparan terlihat setiap mililiternya, setelah yakin melihat maka dituang ke mobil.
Supaya lebih menjamin menyediakan timbangan di setiap pom bensin. Jadi berat mobil.saat masuk pom bensin ditimbang. Saat keluar ditimbang lagi. Selisihnya itulah berat BBM yang masuk. Ngeri loh mengurangi timbangan? Dunia akhirat repot.