Pecahnya Konflik Besar di Timur Tengah Dapat Memicu Harga Minyak di atas $100 Per Barel
Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik didih awal bulan ini ketika Israel dan anggota OPEC Iran berada di ambang perang, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa pasokan minyak mentah dapat terganggu sebagai dampaknya.
Harga minyak bisa mencapai rata-rata $102 per barel jika konflik yang melibatkan satu atau lebih produsen minyak di Timur Tengah mengakibatkan gangguan pasokan sebesar 3 juta barel per hari, menurut laporan prospek pasar komoditas terbaru Bank Dunia. Guncangan harga sebesar ini dapat menghambat upaya melawan inflasi, menurut laporan tersebut.
Inflasi global menurun sebesar 2% antara tahun 2022 dan 2023 sebagian besar disebabkan oleh anjloknya harga komoditas hampir 40%, menurut Bank Dunia. Harga komoditas kini berada pada level stabil dan lembaga keuangan global memperkirakan penurunan sebesar 3% pada tahun ini dan 4% pada tahun 2025.
“Inflasi global masih belum terkendali,” kata Gill. “Kekuatan utama disinflasi – penurunan harga komoditas – pada dasarnya telah membahas jalan buntu. Itu berarti suku bunga bisa tetap lebih tinggi dari perkiraan saat ini dan tahun depan.”
Meskipun konflik di Timur Tengah menimbulkan risiko kenaikan harga, dunia akan mendapat bantuan jika OPEC+ memutuskan untuk mulai mengurangi pengurangan produksinya pada tahun ini. Harga minyak akan turun hingga rata-rata $81 per barel jika kartel mengembalikan 1 juta barel per hari ke pasar pada paruh kedua tahun ini, menurut Bank Dunia. EDY/Ewindo
