ENERGYWORLD.CO.ID – Aramco Perusahaan Minyak Arab Saudi, menempatkan lebih dari setengah penjualan saham Aramco senilai $11,2 miliar dengan investor asing, dua orang yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Reuters pada hari Sabtu (8/6).
Arab Saudi telah berusaha memikat investasi internasional untuk menggelontorkan puluhan miliar dolar ke dalam proyek-proyek untuk melakukan diversifikasi agar tidak bergantung pada minyak. Namun investasi asing berulang kali meleset dari target.
“Ada banyak pesanan dari AS, Inggris, Hong Kong, dan Jepang,” kata salah satu sumber.
Arab Saudi siap untuk mengumpulkan lebih dari $11,2 miliar dengan menjual lebih banyak saham di raksasa minyak Aramco, mengumpulkan dana segar untuk rencana belanja Arab Saudi, perusahaan tersebut pada hari Jumat.
Permintaan internasional untuk penjualan saham sekunder lebih besar dibandingkan IPO Aramco pada tahun 2019, kata sumber sebelumnya kepada Reuters.
Aramco mengatakan pada hari Jumat bahwa saham-saham tersebut dihargai 27,25 riyal ($7,27) setelah perusahaan menetapkan kisaran harga 26,70-29,00 riyal.
Penawaran sekunder, dengan nama sandi Project Bond oleh bank-bank yang terlibat, membutuhkan perencanaan berbulan-bulan.
Sebagai hasil dari transaksi tersebut, lebih dari 120 investor internasional baru akan ditambahkan ke Aramco, kata salah satu sumber.
“Permintaan keseluruhan terhadap penawaran ini lebih besar dari $65 miliar di seluruh institusi blue chip global dan penawaran ritel dalam negeri,” katanya.
Visi 2030 Putra Mahkota Penguasa de facto Saudi Mohammed bin Salman mendanai berbagai upaya seperti kendaraan listrik hingga membangun kota-kota futuristik di gurun pasir, terutama melalui Dana Investasi Publik (PIF).
Dana negara senilai $925 miliar tersebut, setelah mengurangi beberapa proyek besarnya, bertujuan untuk mempertajam fokusnya guna memajukan visi tersebut.
Hasil dari penjualan saham kemungkinan akan disalurkan ke PIF, kata sumber dan analis, meskipun dana tersebut juga dapat membantu menutup defisit anggaran kerajaan yang meningkat karena harga minyak melemah. EDY/Ewindo
