Home Dunia Berharap Kamala Harris Mengalahkan Donald Trump

Berharap Kamala Harris Mengalahkan Donald Trump

179
0
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris saat berpidato dalam kampanye calon gubernur Virginia, Terry McAuliffe, di Peter G Decker Half Moone Center, Norfolk, Virginia, 29 Oktober 2021.(AFP PHOTO/MANDEL NGAN)

Berharap Kamala Harris Mengalahkan Donald Trump

Jaya Suprana, Sandro Gatra Tim Redaksi

SEBAGAI warga Indonesia sebenarnya saya tidak perlu peduli siapa yang akan menjadi Presiden Amerika Serikat pada masa bakti setelah kepresidenan Joe Biden.

Apalagi saya tidak pernah merasa bersalah terhadap seluruh Presiden Amerika Serikat kecuali Abraham Lincoln.

Namun setelah Joe Biden menyatakan batal nyapres dan mendukung wapres Kamala Harris untuk berlaga menghadang Donald Trump jangan sampai kembali menjadi Presiden Amerika Serikat, maka sebagai penulis buku Kelirumologi Genderisme saya merasa berkepentingan untuk mengharap Kamala Harris berjaya mengalahkan Donald Trump.

Alasan saya bukan akibat antipati terhadap Donald Trump yang jauh lebih kolerik maka lebih menghibur dibandingkan Joe Biden yang memang secara de facto datar maka membosankan, namun lebih bersifat genderistik.

Menurut pendapat saya sebagai penulis buku Kelirumologi Genderisme, sudah bukan hanya cukup lama namun sudah terlalu lama tahta kepresidenan Amerika Serikat dimonopoli oleh kaum lelaki.

Di sisi lain kinerja kaum laki-laki tidak terlalu menjanjikan, namun akibat semua presiden Amerika Serikat terbukti berjenis kelamin laki-laki, maka terkesan demokrasi Amerika Serikat secara gender hanya berpura-pura demokratis karena terbukti tidak memberi kesempatan kepada kaum perempuan untuk menjadi presiden.

Ketimpangan genderistik rawan memicu tuduhan bahwa demokrasi Amerika Serikat bersifat monarki sekaligus chauvinistik laki-laki sambil menindas kaum perempuan.

Segenap citra buruk tersebut akan tertepis jika Kamala Harris yang kebetulan perempuan dan keturunan India berhasil mengungguli Donald Trump yang kebetulan lelaki macho pendukung gerakan The White Supremacist pada pilpres mendatang. Jika Kamala Harris terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, hal itu merupakan kesempatan untuk membuktikan pada kenyataan secara tak terbantahkan bahwa perempuan mampu memimpin negara secara lebih baik dibandingkan lelaki seperti yang telah dibuktikan oleh Angela Merkel di Jerman.

Kepresidenan Kamala Harris kelak bisa jadi bukti bahwa sebenarnya tidak ada yang namanya identitas politik karena semua politik pasti memiliki identitas.

Kepresidenan Kemala Harris juga merupakan kesempatan untuk membenarkan keyakinan saya terhadap keunggulan perempuan seperti yang saya tulis dalam buku Kelirumologi Genderisme bahwa poros kehidupan pada hakikatnya bukan maskulin, namun feminin. Indikasi supremasi perempuan tersirat pada istilah Mother Nature, bukan Father Nature; Ibu Negara, bukan Ayah Negara; Ibu Pertiwi, bukan Bapak Pertowo; Ibu Kota Nusantara, bukan Bapak Kota Nusantara; serta kromosom perempuan lebih rancak X semuanya daripada kromosom laki-laki dengan sempalan satu Y .

 Insya Allah, Kamala Harris tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bahwa hakikatnya perempuan lebih unggul dibandingkan laki-laki dalam memimpin negara.

Namun, jika kinerja Kamala Harris sebagai Presiden Amerika Serikat nanti terbukti alih-alih lebih baik malah lebih buruk dibandingkan Donald Trump di masa lalu, maka terbukti bahwa perempuan memang tidak mampu memimpin negara secara lebih baik dari lelaki.

<span;>Ternyata kualitas kinerja manusia memang tidak bergantung pada agama, ras, suku, apalagi jenis kelamin.  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.