Kredit Macet Bank Muamalat Rp700 Milyar
ENERGYWORLD.CO.ID – Tetiba saja manajemen Bank Muamalat Indonesia (BMI), Selasa (24/6/2024), perusahaan menyebutkan perubahan pengurus perusahaan mengacu kepada anggaran dasar perseroan di mana periode jabatan direksi, komisaris, ataupun dewan pengawas syariah selama 5 tahun.
Selain itu berdasarkan peraturan OJK, perubahan pejabat di perusahaan dilakukan dalam RUPS. Selain agenda perubahan arah, komisaris, atau dewan pengawas syariah Bank Muamalat, manajemen juga mengusulkan agenda RUPS untuk persetujuan laporan keuangan tahun buku 2023.
Yang menjadi pertanyaan, ada apa dibalik RUPS Bank Muamalat ini?
Innalillahi, Terbongkar Kredit bernilai Rp. 700 miliar langsung macet di Bank Muamalat
Bank Syariah kebanggaan negeri muslim terbesar di dunia ini tak disangka memiliki banyak skandal yang dilakukan oknum internal petinggi Bank Muamalat yang kini dikenal sebagai Bank Muamalat Indonesia atau BMI.
Dari informasi yang beredar di kalangan jurnalis, kabar tak sedap ini menerpa bank muamalat yang lahir dari rahim MUI dan satu-satunyanya bank syariah 100% milik ummat.
Ada rumor pertama yang terendus jurnalis, saat ini lagi menjadi trending topik khususnya isu rencana merger BMI dengan BTN syariah yg menurut istilah majalah tempo (17/3/24) adalah *kawin paksa Bank Syariah, apa konsekurnsinya ?*.
Sebelumnya, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu juga mengatakan bahwa langkah akuisisi Bank Muamalat masih dalam proses uji tuntas. Kemungkinan besar proses uji tuntas akan rampung pada Maret mendatang. Jika sudah selesai, perseroan akan mengambil keputusan akuisisi pada April 2024 (bidnid.com 21/2/24).
Bank Syariah yang dirindukan itu telah merugi
Ya benar sekali, banyak umat Islam dininabobokan dengan hiruk pikuk aktivasi isu besar sehingga ada sebuah skandal di Bank Muamalat tak terendus jelas pilpres 2024 ini.
Tak disangka, Bank Muamalat sejak 10 tahun terakhir ini terungkap selalu dirundung masalah internal yang semoga tidak perlu terjadi. Dan tentu ini melukai perasaan umat Islam Indonesia jika skandal ini terbongkar.
Kami berkali-kali meminta waktu untuk mewawancarai Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia terkait masalah internal ini. Namun hingga berita ini diturunkan belum memberikan waktu untuk wawancara.
Sebab kisruh Muamalat terendus awak media karena sejak Mei-Juni 2024 beredar kabar Muamalat “dikemplang” alias kredit macet yang tidak dibayar sebesar Rp. 700 miliar.
Karenanya Umat Islam berhak mengawali dan membuka skandal terkait masalah utama BMI yaitu terjadinya salah kelola (mismanagament) sehingga kondisi kinerja keuangan BMI mengalami pendarahan tiada henti.
Sehingga berbagai masalah yang terjadi belum tuntas penyelesaiannya namun sisi lain manajemen dengan sengaja dan terencana menciptakan masalah baru yang lebih besar.
Belum menyelesaikan kasus Bank Syariah Indonesia yang ditinggalkan PP Muhammadiyah yang akan menarik uangnya sebesar Rp. 15 Trilyun di BSI, akankah Muhammdiyah menarik pula uangnya dari Bank Muamalat Indonesia ?
Ihwal Kasus PT. HDC merugi Rp. 700 miliar dan macet di cicilan pertama
Kasus terkini yang heboh di intenal Bank Muamalat Indonesia adalah aroma tak sedap tercium ke awak media terkait penyaluran pembiayaan bodong yang besarnya sangat fantastis sebesar Rp. 700 Miyar yang disalurkan kreditnya kepada nasabah korporasi yaitu PT. HCD.
Penyaluran pembiayaan bodong Rp. 700 miliar ini kepada PT. HDC terjadi pada bulan November 2023 yang menurut informasi langsung macet pada cicilan bulan pertama (first payment default).
Dari informasi yang didapat bahwa proses pengajuan pembiayaan bodong ini begitu cepat hanya dalam waktu beberapa bulan dari pengajuan proposal hingga pencairan.
Secara layanan ini adalah proses yang bagus, namun secara regulasi dan SOP internal Bank Muamalat Indonesia tentunya ada yang dilanggar (no patuh) sehingga pembiayaan bodong sebesar Rp. 700 M ini masuk kondisi FPD (First Payment Default).
First Payment Default (FPD) adalah salah satu istilah dalam dunia pembiayaan yang dijadikan indikator awal oleh perusahaan untuk melihat baik atau buruknya seorang pelanggan dalam melakukan pembayaran kewajibannya.
Dalam hal ini PT. HDC adalah pelanggan yang memiliki indikator buruk dalam melakukan pembayaran kewajibannya. Inilah yang menjadi tanda tanya besar mengapa PT. HDC ini terjadi kemacetan pada cicilan pertama. Padahal dalam proses persetujuan pembiayaan tentunya melalu regulasi dan SOP ketat internal mulai dari Komite Pembiayaan, unit manajemen risiko, kelayakan oleh dewan arahan hingga pengawasan dewan komisaris.
Mengapa PT HDC begitu mudah mendapat kredit sebesar Rp. 700 milyar ?
Info yang kami dapat bahwa PT. HDC adalah perusahaan yang bergerak di bidang IT dan dimiliki oleh seorang pengusaha mata sipit yang secara etika bisnis sedang bermasalah dengan proses hukum.
Dalam kontek ini secara SOP calon nasabah ini tidak layak untuk mendapatkan persetujuan pembiayaan dari sisi apapun. Lalu kenapa proses pembiayaannya cepat dan disetujui oleh BMI ?
Ini yang menjadi tandaranya besar. Dari informasi yg kami peroleh bahwa pengajuan kredit PT. HDC ini adalah referral langsung dari orang nomor satu BMI yaitu dirut.
Apalagi dalam proses dirut mengawal langsung agar proses cepat dan tidak ada kendala yang menghambat.
Siapa yang kotor BMI?
Beliau adalah Indra Faletehan seorang bankir syariah muda yang kariernya berawal dari Bank Syariah Mandiri (BSM), lalu menjadi Dirut BJB Syariah dan terakhir adalah Dirut Bank Syariah Bukopin (BSB).
Dalam puncak karir sebagai bankir syariah profesional, ia ikut serta dalam proses seleksi calon Dirut BMI melalui seleksi ketat oleh BPKH sebagai PSP BMI. Akhirnya dia terpilih dengan mengalahkan ratusan calon lainnya dan ditetapkan sebagai Dirut BMI pada RUPSLB pada 22 November 2022 silam dan baru aktif defenitif setalah lulus F&P oleh ojk pada bulan Maret 2023. Pertanyaannya ada apa dengan dirut muda yang mirip moncer ini?.
Hingga berita ini diturunkan, sejak Mei hingga awal Juni, Dirut Bank Muamalat belum siap menerima awak redaksi, mari kita tunggu jawaban BMI.**
VoaIslam