Semakin Banyak Maskapai Mengumumkan Penghentian Penerbangan ke Tel Aviv Israel
20.maskapai penerbangan asing yang menangguhkan penerbangan ke dan dari Israel
ENERGYWORLD.CO.ID – Semakin banyak maskapai penerbangan internasional yang mengumumkan penangguhan penerbangan mereka ke dan dari Tel Aviv, karena Israel meningkatkan kewaspadaan keamanannya di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.
“Karena perkembangan geopolitik di Timur Tengah dan untuk memastikan keselamatan penumpang dan awaknya, ITA Airways telah memutuskan untuk memperpanjang penangguhan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 12 Agustus,” kata maskapai penerbangan Italia ITA di situs webnya. “Situasinya terus berkembang.” dikutip Palestine Chronicle Jumat (9/8).
Maskapai penerbangan Spanyol Vueling juga memberitahukan penumpang tentang pembatalan penerbangannya ke Israel dan Amman hingga akhir Oktober, “mengingat situasi terkini di Israel.”
“Karena situasi saat ini, yang berada di luar kendali Vueling,” penerbangan ke atau dari Tel Aviv dan Amman, ibu kota Yordania, “telah dibatalkan hingga 26 Oktober.”
Air India mengatakan pada hari Jumat, “Mengingat situasi terkini di beberapa wilayah Timur Tengah, jadwal penerbangan kami ke dan dari Tel Aviv ditangguhkan mulai saat ini hingga pemberitahuan lebih lanjut.”
“Kami terus memantau situasi ini,” tambah maskapai itu dan menawarkan “pengembalian uang penuh” kepada penumpang yang telah melakukan pemesanan tiket untuk perjalanan ke dan dari Tel Aviv.
Awal bulan ini, maskapai penerbangan AS Delta dan United <span;>
mengumumkan penangguhan penerbangan ke Israel karena “masalah keamanan.”
Hingga Rabu, jumlah total maskapai penerbangan asing yang telah menangguhkan penerbangan ke dan dari Israel mencapai 20, kantor berita Anadolu melaporkan, mengutip media Israel.
AS, Inggris, dan Prancis juga mengeluarkan nasihat perjalanan yang meminta warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon atau segera meninggalkan negara itu
Pejabat Dibunuh
Minggu lalu, Israel mengumumkan akan menaikkan tingkat kewaspadaan keamanannya sebagai respons terhadap potensi serangan balasan dari Iran, Hamas, dan Hizbullah.
Keputusan itu diambil setelah pasukan Israel membunuh dua pejabat senior Perlawanan, komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran.
Eskalasi ini terjadi dengan latar belakang serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 39.700 orang sejak Oktober lalu menyusul operasi perlawanan 7 Oktober. EDY/Ewindo