Home Kolom ISRAEL HANCUR,  HAMAS TERLALU KUAT

ISRAEL HANCUR,  HAMAS TERLALU KUAT

73
0

ISRAEL HANCUR,  HAMAS TERLALU KUAT

KEMENANGAN PALESTINA TINGGAL MENUNGGU HARI …..

 

Oleh : Memet Hakim

Pengamat Sosial, Wanhat APIB & APP TNI

 

Walau Hamas merupakan sebuah organisasi politik di negara Palestina, akan tetapi hampir 1 tahun perang, Hamas mampu bertahan terhadap serbuan negara kuat yakni Israel dibantu oleh negara Amerika, Inggris, Jerman dan sekutunya. Semakin hari dukungan kepada Hamas bertambah, sedangkan sekutu Israel satu persatu meninggalkannya.

Korban di pihak Palestina sudah lebih dari 40.000 an korban tewas dan 92.500 korban luka-luka yang di dominasi oleh anak-anak, wanita dan lansia. Korban laskar atau pasukan Hamas dkk tidak terdeteksi, tapi diduga sangat kecil mengingat Hamas melakukan perang gerilya. Tempat persembunyiannya pada puing-puing reruntuhan gedung dan terowongan dibawah tanah.

Korban tentara Israel (IDF) tercatat 10.000 orang, atau setara dengan 100 SSK tentara IDF yang tewas dibantai Brigade al Qassam, pasukan Hamas dkk. Dilaporkan pula tidak kurang dari 20.000 orang terluka (200 SSK) dan dan 8.298 (83 SSK) diklasifikasikan sebagai cacat 2024). Sungguh ini kerugian yang luar biasa, tidak heran jika IDF memutuskan untuk berhenti perang, walaupun PM Israel tetap meminta tentaranya berperang (Tribunnews.com, 5 Agustus 2024). Ini sinyal kuat Israel kalah, walaupun sikapnya menyatakan pura-pura menang.

Banyak kota dan Pelabuhan, markas militer telah dihancurkan laskar Hamas, Hizbulah dan Houthi, sehingga pengungsian penduduk terus terjadi. Tidak ada tempat yang aman di Israel. Pasukan IDF sudah rapuh mentalnya, mereka tidak siap perang, apalagi tentara wanitanya. Hanya Bibi (Benyamin Netanyahu) yang selalu bersikap tidak mau tahu dan tidak mau melihat kenyataan kekalahan ini. Dalam kondisi seperti ini sekarang IDF menghadapi 5 front peperangan yakni melawan Hamas, Fatah di Tepi Barat, Hizbulah di Libanon (Bagian Utara), Houthi Yaman di Selatan dan Barat), Iran. Negara Irak, Turki dan Suriah membantu secara tidak langsung. Mesir belum menyatakan perang tapi sudah dalam kondisi combat ready juga, seandainya garis Philadelphia dikuasai Israel.

Saat ini Hizbullah sedang gencar2 nya menghancurkan fasilitas militer IDF, sedang Iran setiap saat dapat menyerang dengan rudal2nya yang akurat dan Houthi tetap membuat blockade laut sampai serangan ke Haifa, Pelabuhan di bagian Selatan. Rusia, China dan Korea Utara akan membantu secara tidak langsung. Yang menarik adalah 2 negara tetangga enggan membela Palestina yakni Mesir dan Yordania dengan berbagai alasan.

Dipihak Israel hanya Amerika sebagai teman setia yang telah menyirimkan 2 kapal induknya dan memperkuat persenjataan di pangkalan2 militer di Syiria. Inggris, Jerman, Perancis, sekutu Israel sudah berubah posisi, karena tekanan di dalam negeri yang lebih mendukung Palestina. Di dalam negeri Israelpun tanda2 kekalahan sudah banyak bermunculan adanya demo berulangkali minta sandera dibebaskan, mundurnya beberapa Menteri cabinet perang, pembangkangan di tubuh IDF, penolakan panggilan jadi tentara Cadangan, banyaknya personel IDF yang sakit jiwa, banyaknya korban tewas dan luka2, pengungsian penduduk Israel beserta para dokternya serta besarnya biaya perang.

Kalaulah melihat sinyal diatas, sebenarnya Israel sudah kalah lawan Hamas, sebuah organisasi politik di Palestina. Haniyeh Ismail alm dan Yahya Sinwar  berhasil membuka dan mengambil hati Masyarakat dunia dengan perilaku Islaminya, sehingga dukungan dan simpati masyarakat dunia semakin hari semakin bertambah, bahkan negara yang memusuhi Hamas sekalipun akhirnya menjadi pendukung. Sebaliknya Israel semakin hari semakin ditinggalkan oleh sekutunya karena perilakunya yang kejam, keras kepala dan tidak masuk akal sehat. Mereka banyak sekali membunuh anak-anak, Wanita dan lansia yang tidak terkait dengan perang, mereka juga memperlakukan tahanan Palestina dengan penyiksaan yang brutal.

Bisa dikatakan semua Brigade perlawanan terhadap Israel bersatu padu menyerang Israel, Brigade Al Quds (AQB) adalah sayap bersenjata dari Jihad Islam Palestina (PIJ). Jihad Islam Palestina juga telah memperluas pengaruhnya di Tepi Barat dan sering berkolaborasi dengan Brigade Martir al-Aqsa yang dipimpin oleh Fatah, sehingga praktis seluruh Palestina melakukan perlawanan.

Brigade Al-Nasser Salah al-Din adalah sayap bersenjata dari Komite Perlawanan Rakyat. Kelompok ini terdiri dari pejuang dari berbagai faksi Palestina dan terlibat dalam serangan roket, serangan lintas perbatasan, serta serangan bersenjata terhadap militer Israel. Kelompok ini sangat aktif di Kota Nablus, bagian utara Tepi Barat, dan Jenin, yang beroperasi di bawah naungan ‘Batalyon Jenin’. Brigade Abu Ali Mustafa merupakan sayap militer dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP)

Sangat mengejutkan Hamas, Ketika IDF meninggalkan gelanggang perang dan menyatakan selesai perang, ini “hadiah terindah bagi rakyat Palestina”. Tetapi secara resmi PM Israel belum mau menyerah dan masih ngotot karena merasa masih kuat ada Amerika sebagai sekutu setianya.. Pasukan Israel sebanyal 300.000 orang yang dikirim ke killing field di Gaza, yang kata Benyamin Netanyahu dan akan selesai dalam 6 jam, kenyataannya hampir 1 tahun perang, malah Israel yang kebobolan. Israel sejak Perdana Menterinya, medianya gemar berbohong, bahkan fitnah, kejam dan bengis terutama pada kaum yang lemah seperti anak2m Wanita dan lansia.

Amerika yang merasa menjadi polisi dunia, dijebak oleh Israel supaya ikut berperang membantu penjajahan atau memang Amerika sengaja membiarkan Israel berbuat apa saja dengan sepengetahuan Amerika.

Gencatan senjata berupa pembebasan para sandera dan mengakhiri perang yang diusulkan PBB terlihat sangat alot dan sulit. Hamas berkeras tak akan membebaskan sandera yang tersisa, kecuali terjadi gencatan senjata skala penuh yang disertai oleh mundurnya semua pasukan Israel dari Gaza. Saat Joe Biden mengumumkan rencana baru itu bulan lalu, ia mengatakan bahwa rencana itu sudah mencakup dua hal yang diminta Hamas tersebut. Di sisi lain, Netanyahu berkata bahwa Israel masih ingin menghancurkan kekuatan militer dan pemerintahan Hamas. Hal ini penting bagi mereka guna memastikan Hamas tak lagi melakukan serangan seperti yang terjadi pada 7 Oktober tahun lalu. Jadi gencatan senjata telihatannya dead lock. Perang Dunia ke 3 didepan mata.

 

Bandung, 23.8.2024

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.