Surat itu diakhiri dengan daftar panjang tuntutan yang ditujukan kepada para pemimpin Uni Eropa agar memberikan tekanan pada Israel agar mencabut semua pelanggaran yang dilakukannya terhadap kebebasan pers.
ENERGYWORLD.CO.ID – Dalam surat yang ditujukan kepada Uni Eropa, lebih dari 60 organisasi media internasional memohon agar Uni Eropa “mengambil tindakan terhadap pembunuhan jurnalis yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh otoritas Israel dan pelanggaran kebebasan media lainnya” dan meminta penghentian Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel selain mengenakan sanksi yang ditargetkan kepada mereka yang bertanggung jawab.
Surat yang ditujukan kepada Perwakilan Tinggi Uni Eropa Josep Borrell, Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis, dan kementerian luar negeri negara anggota Uni Eropa menggambarkan pembunuhan terhadap jurnalis yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh otoritas Israel dan pelanggaran kebebasan media lainnya sebagai pelanggaran kewajiban hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional.
Organisasi-organisasi tersebut menyatakan bahwa praktik-praktik ini “merupakan bagian dari pelanggaran yang meluas dan sistematis yang dilakukan oleh otoritas Israel di Gaza, Tepi Barat, Israel dan di tempat lain, sebagaimana didokumentasikan atau diakui oleh LSM Israel, Palestina dan internasional, para ahli PBB, Mahkamah Internasional, dan dalam permintaan surat perintah penangkapan oleh Jaksa Penuntut Mahkamah Kriminal Internasional.”
Sejalan dengan ini, para penandatangan melihat bahwa pelanggaran ini layak mendapatkan penghentian Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel dan penegakan sanksi yang ditargetkan terhadap mereka yang bertanggung jawab.
Jurnalis Palestina Ibrahim Muhareb, 26 tahun, dibunuh oleh pasukan Israel di Gaza. (Foto: via media sosial)
Para penandatangan meminta tindakan segera terkait sejumlah pelanggaran Israel, yaitu; pembunuhan jurnalis yang belum pernah terjadi sebelumnya, pembunuhan jurnalis yang ditargetkan, larangan akses media independen ke Gaza, penahanan sewenang-wenang dalam jumlah tertinggi, penghilangan paksa, tuduhan penyiksaan dan penganiayaan, penyensoran, dan pembatasan kebebasan media yang mengerikan serta kegagalan untuk menyelidiki atau meminta pertanggungjawaban para pelaku, sesuai surat tersebut.
Ditekankannya, banyak wartawan yang terbunuh mengenakan lencana pers, yang menegaskan bahwa pembunuhan dan pemindahan korps pers di Gaza berarti semakin sedikit wartawan lokal yang tersisa untuk meliput permusuhan.
Surat itu selanjutnya mengkritik pelarangan Israel terhadap outlet berita internasional seperti Al-Jazeera dan Associated Press, dan penyensoran yang diberlakukan di Israel sendiri.
Surat itu diakhiri dengan daftar panjang tuntutan yang ditujukan kepada para pemimpin Uni Eropa agar memberikan tekanan kepada Israel agar mencabut semua pelanggaran yang dilakukannya terhadap kebebasan pers guna menjamin perlindungan terhadap jurnalis, akses bebas bagi jurnalis dari semua negara ke Gaza, dan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan terhadap jurnalis. EDY/Ewindo
Sumber: Palestine Chronicle