Home Kolom Nasib Tragis Sektor Migas; Pilunya Hati Rakyat

Nasib Tragis Sektor Migas; Pilunya Hati Rakyat

95
0

Nasib Tragis Sektor Migas; Pilunya Hati Rakyat

Oleh : Salamuddin Daeng

Satu dekade terakhir benar benar menjadi masa paling memilukan bagi sektor migas. Walau terlihat pesta pora kekayaan pejabat dalam lingkungan sektor migas yang tidak akan habis 7 turunan, namun kenyataan pahit harus dihadapi oleh negara republik tercinta Indonesia.

Apa itu? semua hal yang berkaitan dengan migas menurun, hanya harga BBM dan rekan rekannya yang naik. Produksi minyak menurun, ekspor minyak menurun, sumur sumur minyak makin lama hanya mengeluarkan setetes minyak. Semua kenyataan di depan mata terpuruk dan semua pejabat dalam lingkungan migas hanya bisa menonton.

Hal yang sangat menyakitkan hati di tengah kemewahan hidup pejabat migas adalah pendapatan negara dari bagi hasil migas yang tinggal secuil. Makin lama pendapatan ini hanya seupil. Sekarang berapa besar pendapatan negara dari migas? tinggal setai kuku dibandingkan kontribusi sektor lain.

Tahun 2014 kontribusi sektor migas dalam APBN mebcapai 14,19 persen. Masih lumayan, meskipun dimasa yang lampau kontribusi migas bisa 70-75 persen.terhadap APBN. Sekarang Tajun.2023 pendspatan negara dari migas hanya 4,75 persen. Ini sungguh aneh, industri makin bertambah, kendaraan bermotor makin banyak, pendusuk makin banyak, sebaliknya sektor energi migasnya hanya menyumbang setai kuku kepada APBN.

Akibat hancur leburnya sektor mingas tanpa ada pengganti yang significant mengakibatkan negara terpaksa berhutang untuk membiayai pemerintahan dan memungut pajak sedalam dalamnya kepada masyarakat hingga ke tulang, hingga ngilu. Pajak telah merampas daya beli masyarakat dan orang miskin.

Padahal jika migas dikelolah dengan benar, dengan jujur dan.transparan. Bersama kekayaan alam yang lain diusahakan dengan patriotik, dengan semangat cinta tanah air dan bangsa, semangat tidak memperkaya diri sendiri, maka seharusnya rakyat tidak perlu bayar pajak. Rakyat Indonesia pada jaman perjuangan kemerdekaan dulu cita citanya adalah lepas dari pajak kolonial. mengapa sekarang ada lagi. sementara kekayaan migas Indonesia siapa yang colong?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.