Richard Dearlove: Kesepakatan menguntungkan kedua belah pihak dalam ‘jangka pendek hingga menengah’
Kesepakatan ini membuat Iran ‘terekspos’ karena sekutu Lebanonnya untuk sementara tidak berdaya
ENERGYWORLD.CO.ID – Kesepakatan gencatan senjata yang dicapai minggu ini antara Israel dan Hizbullah tidak mungkin terwujud, mantan kepala MI6 telah memperingatkan.
Richard Dearlove, yang mengepalai badan intelijen Inggris dari tahun 1999 hingga 2004, mengatakan kepada Sky News bahwa kesepakatan tersebut, yang mulai berlaku pada hari Rabu, merupakan “perjanjian yang diulang dari tahun 2006.”
Dikutipndari Arabnews, Kamis (28/11), kesepakatan awal tersebut dirancang untuk menjauhkan Hizbullah dari wilayah perbatasan dengan Israel, yang diawasi oleh militer Lebanon dan PBB, namun pada praktiknya “sama sekali tidak menghasilkan apa pun,” katanya.
Kesepakatan minggu ini menguntungkan Israel dan Hizbullah “dalam jangka pendek hingga menengah,” kata Dearlove, seraya menambahkan: “Israel pasti tahu seberapa banyak infrastruktur Hizbullah yang telah mereka hancurkan … Mereka belum menghancurkannya sepenuhnya, tetapi mungkin negara Lebanon dapat menegaskan kembali sebagian kewenangannya sebagai pemerintah Lebanon dan menjaga Hizbullah tetap terkendali. Kita hanya perlu menunggu dan melihat apa yang terjadi.”
Ia mengatakan kesepakatan gencatan senjata akan menjadi pukulan bagi pendukung Hizbullah, Iran, yang akan membuat negara tersebut “terekspos” sementara salah satu sekutunya akan lumpuh sementara.
Namun, ia memperingatkan bahwa hal ini dapat meningkat menjadi konfrontasi “langsung” antara Israel dan Iran jika Iran meluncurkan serangan rudal balistik lainnya..RE/EWI