Harga Minyak mentah Brent naik 22 sen, atau 0,3 persen, menjadi $73,80 per barel
ENERGYWORLD.CO.ID – Harga minyak naik tipis pada hari Kamis di tengah perdagangan libur yang sepi, didorong oleh harapan akan stimulus tambahan fiskal di China, importir minyak terbesar dunia, sementara antisipasi penurunan persediaan minyak mentah AS juga memberikan dukungan, menurut Reuters.
Dikutip dari Arabnews (26/12), Harga minyak mentah Brent naik 22 sen, atau 0,3 persen, menjadi $73,80 per barel pada pukul 07:50 waktu Saudi. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS berada pada harga $70,34 per barel, naik 24 sen, atau 0,3 persen, dari penutupan pada hari Selasa.
Tiongkok berencana untuk meningkatkan dukungan fiskal untuk konsumsi tahun depan dengan meningkatkan dana pensiun dan subsidi asuransi kesehatan bagi masyarakat serta memperluas perdagangan barang-barang konsumen, menurut pengumuman menteri keuangan pada hari Selasa.
Sementara itu, otoritas Tiongkok telah setuju untuk menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 3 triliun yuan ($411 miliar) tahun depan, Reuters melaporkan pada hari Selasa, mengutip dua sumber, saat Beijing meningkatkan stimulus fiskal untuk menghidupkan kembali perekonomian yang sedang goyah.
“Harga minyak mentah naik minggu ini, didorong oleh berita bahwa otoritas Tiongkok sedang menerapkan stimulus fiskal senilai 3 triliun yuan yang memecahkan rekor untuk meningkatkan perekonomian mereka yang sedang berjuang,” kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova..
“Selain itu, penurunan persediaan minyak mentah AS, yang menunjukkan permintaan yang sehat, juga telah mendukung harga.”
Satoru Yoshida, analis komoditas di Rakuten Securities, mengatakan ekspektasi peningkatan produksi dan permintaan bahan bakar fosil setelah Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat bulan depan juga mendorong harga minyak.
Jajak pendapat Reuters yang diperpanjang menunjukkan pada hari Selasa bahwa persediaan minyak mentah diperkirakan turun sekitar 1,9 juta barel dalam seminggu hingga 20 Desember. Persediaan bensin dan sulingan terlihat turun masing-masing sebesar 1,1 juta barel dan 0,3 juta barel.
Stok minyak mentah dan sulingan AS turun minggu lalu, kata sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.
Data terbaru dari Badan Informasi Energi, badan statistik Departemen Energi AS, akan dirilis pada Jumat hari pukul 9.00 malam waktu Saudi.
Di sisi pasokan, Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) mengatakan pada hari Rabu bahwa produksi minyak mentah rata-rata negara itu pada tahun 2024 melebihi targetnya sekitar 1,4 juta barel per hari. RE/EWI