Kapal yang sudah terpasang pembangkit listrik ini diharapkan bisa menambah produksi listrik di dalam negeri hingga sekitar 50 persen.
ENERGYWORLD.CO.ID – Infrastruktur energi Suriah rusak parah selama perang saudara yang berlangsung selama satu dekade, dengan sebagian besar wilayah hanya menerima listrik selama dua atau tiga jam sehari.
Qatar dan Turki mengirim dua kapal pembangkit listrik ke Suriah pada hari Selasa untuk membantu mengatasi krisis energi di negara itu yang disebabkan oleh kurangnya pasokan listrik.
Khaled Abu Di, direktur Lembaga Publik Suriah untuk Transmisi dan Distribusi Listrik, mengatakan pembangkit listrik terapung tersebut mampu menghasilkan total 800 megawatt per hari, yang akan meningkatkan jumlah listrik yang dihasilkan di negara itu sekitar 50 persen, kantor berita negara SANA melaporkan, dikutip Arabnews (8/1/2025).
Infrastruktur energi Suriah rusak parah selama lebih dari satu dekade perang saudara di negara itu yang berpuncak pada jatuhnya rezim Assad yang berkuasa pada bulan Desember. Kerusakan tersebut mengakibatkan kekurangan listrik yang parah, dengan banyak daerah hanya menerima listrik selama dua atau tiga jam sehari.
Abu Di mengatakan berbagai upaya tengah dilakukan untuk mengamankan jaringan transmisi guna menyalurkan listrik yang dihasilkan oleh kapal-kapal tersebut. Ia menambahkan bahwa timnya juga tengah berupaya memperbaiki puluhan pembangkit listrik dan jaringan sambungan yang rusak agar jaringan listrik nasional dapat kembali beroperasi. RE