
ENERGYWORLD.CO.ID – Harga minyak naik tipis pada hari Jumat, menuju kenaikan minggu keempat berturut-turut, karena sanksi terbaru AS terhadap perdagangan energi Rusia meningkatkan ekspektasi akan gangguan pasokan minyak.
Minyak mentah Brent berjangka diperdagangkan naik 36 sen atau 0,4 persen menjadi $81,65 per barel pada pukul 2:13 siang waktu Saudi, setelah naik 2,4 persen sejauh minggu ini.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 53 sen atau 0,7 persen menjadi $79,21 per barel, setelah naik 3,5 persen selama seminggu.
Jumat lalu, pemerintahan Biden mengumumkan sanksi yang lebih luas yang menargetkan produsen minyak dan kapal tanker Rusia.
“Kekhawatiran pasokan akibat sanksi AS terhadap produsen minyak dan kapal tanker Rusia, dikombinasikan dengan ekspektasi pemulihan permintaan yang didorong oleh potensi pemotongan suku bunga AS, memperkuat pasar minyak mentah,” kata Toshitaka Tazawa, analis di Fujitomi Securities.
“Peningkatan permintaan minyak tanah yang diantisipasi akibat cuaca dingin di Amerika Serikat merupakan faktor pendukung lainnya.”
Para investor juga dengan cemas menunggu untuk melihat apakah akan terjadi lebih banyak gangguan pasokan setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih Senin depan.
“Risiko pasokan yang meningkat terus memberikan dukungan luas terhadap harga minyak,” tulis analis ING dalam catatan penelitian, seraya menambahkan bahwa pemerintahan Trump yang baru diperkirakan akan mengambil sikap keras terhadap Iran dan Venezuela, dua pemasok utama minyak mentah.
Harapan akan permintaan yang lebih baik memberikan sedikit dukungan bagi pasar minyak. Data menunjukkan inflasi mereda di AS, ekonomi terbesar di dunia, sehingga meningkatkan harapan akan penurunan suku bunga.
Para pedagang juga menilai data terbaru dari China, importir minyak terbesar di dunia. Perekonomiannya memenuhi ambisi pemerintah untuk pertumbuhan 5 persen tahun lalu.
Namun, produksi kilang minyak China pada tahun 2024 turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade, kecuali pada tahun 2022 yang dilanda pandemi, data pemerintah juga menunjukkan pada hari Jumat.
Yang membebani harga minyak adalah ekspektasi penghentian serangan milisi Houthi Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah setelah kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Serangan Houthi telah mengganggu pengiriman global, memaksa kapal melakukan perjalanan yang lebih jauh dan lebih mahal di sekitar Afrika selatan selama lebih dari setahun.
Kabinet Israel akan menyetujui kesepakatan dengan kelompok militan Hamas untuk gencatan senjata di Gaza, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Jumat. EDY/EWI