
Hamas mengecam kunjungan Netanyahu ke Tulkarm sebagai “peragaan kegagalan politik dan militer yang menyedihkan,” dan bersumpah hal itu akan memperkuat perlawanan Palestina.
ENERGYWORLD.CO.ID – Gerakan Perlawanan Palestina Hamas mengecam apa yang disebutnya sebagai “kunjungan provokatif” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Jumat ke kamp pengungsi Tulkarm di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki sebagai “pertunjukan putus asa dari kegagalan politik dan militer.”
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan Netanyahu “berusaha menutupi kegagalan berulang dan kemunduran yang dialaminya dalam menghadapi perlawanan heroik Palestina.”
Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yisrael Katz mengunjungi kamp pengungsi, memasuki rumah Palestina setelah mengawasi operasi pembongkaran dan penghancuran.
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu raided a civilian Palestinian house in Tulkarm, in the occupied West Bank, which was turned into a military base after the family was forcibly expelled. pic.twitter.com/zl6YH1bmzk
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) February 21, 2025
“Netanyahu si penjahat terkenal dengan sandiwara kosong seperti itu; ia pernah berdiri di koridor ‘Netzarim’ dan Philadelphi di Gaza sambil mengeluarkan ancaman, namun ia akhirnya dipaksa mundur,” tegas gerakan itu.
“Kami di Hamas menegaskan bahwa kunjungan ini tidak akan mengintimidasi rakyat kami maupun perlawanan kami,” lanjutnya.
“Sebaliknya, hal ini akan semakin memperkuat tekad dan tekad mereka untuk meneruskan jalan jihad hingga mencapai pembebasan dan kemenangan,” imbuh gerakan tersebut.
Penempatan Pasukan Tambahan
Otoritas Penyiaran Publik Israel, KAN, membagikan foto Netanyahu di dalam rumah Palestina bersama para perwira militer, kantor berita Anadolu melaporkan.
Laporan tersebut mencatat bahwa menurut data yang tersedia, kunjungan terakhir Netanyahu yang diumumkan secara publik ke Tepi Barat yang diduduki adalah pada bulan September ketika ia mengunjungi perbatasan Yordania di bagian timur wilayah tersebut.
Selama penyerbuannya, Netanyahu mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan bala bantuan tambahan di Tepi Barat, dengan alasan apa yang digambarkan oleh otoritas Israel sebagai upaya pengeboman bus di dekat Tel Aviv pada hari Kamis.
“Kami menghancurkan seluruh jalan, menghabisi militan, dan saya telah menginstruksikan bala bantuan di Tepi Barat beserta operasi militer tambahan,” kata Netanyahu dalam pernyataan tertulis dari Tulkarem, yang dirilis oleh kantornya, Anadolu melaporkan.
Beberapa alat peledak diledakkan di bus-bus tersebut yang memicu kebakaran tetapi tidak menimbulkan korban luka. Polisi belum menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut kepada kelompok Palestina mana pun.
Warga Israel Ditangkap Terkait Pengeboman Bus
Namun surat kabar Haaretz melaporkan pada hari Jumat bahwa dua warga Israel ditangkap karena dicurigai terlibat dalam ledakan tersebut.
“Kedua tersangka telah dipindahkan ke badan keamanan Shin Bet untuk diinterogasi, meskipun pengadilan telah mengeluarkan perintah untuk tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kasus tersebut,” catat surat kabar tersebut
Pada saat yang sama, situs berita Ynet melaporkan bahwa Shin Bet menangkap tiga tersangka karena “diduga membantu menanam alat peledak” di bus-bus tersebut, “dalam apa yang diyakini pihak berwenang sebagai serangan teror yang gagal.”
Meningkatnya Jumlah Kematian
Selama hampir dua bulan, pasukan Israel telah melakukan operasi militer di kamp-kamp pengungsi Tepi Barat utara, khususnya di Jenin, Tulkarem dan Tubas.
Serangan tentara Israel di Jenin memasuki hari ke-33 pada hari Sabtu, yang mengakibatkan tewasnya 26 warga Palestina dan puluhan lainnya terluka.
Sebelumnya pada hari Jumat, militer mengumumkan pengerahan tiga batalyon tambahan ke Tepi Barat.
Situasi telah meningkat di Tepi Barat yang diduduki, di mana sedikitnya 920 warga Palestina telah tewas dan hampir 7.000 orang terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal Yahudi sejak dimulainya serangan Gaza pada 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan, yang dikutip oleh Anadolu.
Mahkamah Internasional menyatakan pada bulan Juli bahwa pendudukan Israel yang sedang berlangsung atas wilayah Palestina adalah ilegal, dan menyerukan pembongkaran semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.EDY/EWI
sumber: Palestine Cronicle