Mengungkap Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina
Oleh: Revki Maraktifa
Kejaksaan Agung akhir2 ini mengungkap korupsi tata Kelola minyak mentah pertamina dengan kerugian negara yang ditimbukan sebesar 193,7 triliun rupiah, memang sungguh menggoda hati makhluk2 bengis yang tega melakukannya di tengah ekonomi nasional yang semakin terpuruk oleh berbagai penjarahan-penjarahan di semua sektor.
Tulisan ini disajikan secara sederhana untuk melihat betapa mudah para maling mendapatkan uang haram yang berakibat semakin susah ekonomi rakyat kita.
MyPertamina membuat aturan untuk pembelian pertalite, tidak mudah untuk kebanyakan rakyat untuk akhirnya dengan terpaksa membeli pertamax yang lebih mahal, sebut saja selisih per liter sebesar Rp. 2.500,- Ini adalah awal dari kebocoran itu, memang sangat cerdik memaksa rakyat beralih dari pertalite ke pertamax. Perhitungan bisa dikalikan ke dalam puluhan ribu liter per hari, betapa menggoda hati iblis yang tega menyengsarakan siapa saja yang mengkonsumsi bbm.
Lalu pertalite bisa jadi diborong untuk selanjutnya dioplos menggunakan toluene solvent yang populer digunakan untuk menaikkan oktan RON (Research Octane Number) 90 ke RON 92 di samping jenis solvent lainnya yang lebih murah seperti xylene,ethanol, methanol(atau campurannya), methyl tertiary butyl e3ther dan lain sebagainya.
Mari kita lihat hitungan sederhananya, mencampurkan toluene, misalnya, ke dalam Pertalite sebesar 3% dapat meningkatkan angka oktan bahan bakar. Toluene (C₆H₅CH₃) memiliki angka oktan yang tinggi, biasanya sekitar 114 RON (Research Octane Number), sehingga pencampurannya dengan bahan bakar beroktan lebih rendah seperti Pertalite (RON 90) dapat meningkatkan nilai oktan keseluruhan. Komposisi awal Pertalite sendiri sudah mengandung zat aditif tertentu yang memengaruhi respons terhadap penambahan toluene. Syaratnya cuma sekedar pencampuran harus merata agar efek peningkatan oktan optimal. Secara kasar, pencampuran 3% toluene ke dalam pertalite bisa meningkatkan oktan sekitar 1-2 poin, tergantung pada kondisi awal bahan bakar. Jadi, Pertalite bisa naik ke sekitar RON 91-92. Jika ingin peningkatan lebih signifikan, persentase toluene bisa ditingkatkan.
So, berapa adding cost yang muncul jika para bajingan itu mengoplos dengan anggap saja 3 % solvent jenis toluene? Untuk menghitung adding cost dalam meningkatkan oktan Pertalite (RON 90) ke RON 92 dengan toluene (RON 114) sebanyak 3%, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor utama seperti berikut,
Jika harga Pertalite per liter (asumsi sekitar Rp 10.000/liter, bisa berubah tergantung kondisi pasar) dan harga toluene per liter (rata-rata sekitar Rp 25.000/liter di pasaran industri, tergantung sumbernya), maka untuk setiap 1 liter Pertalite, kita mencampurkan 3% toluene adalah 30 ml (0,03 liter) toluene, biaya tambahan per liter bahan bakar akan berada di kisaran
0,03 liter × Rp 25.000 = Rp 750/liter.
Jika harga awal Pertalite adalah Rp 10.000/liter, maka setelah pencampuran biaya totalnya menjadi Rp 10.000 + Rp 750 = Rp 10.750/liter, asumsi biaya oplos dan lain-lain taroh lah sebesar Rp. 500/liter, maka biaya akhir hasil oplosan menjadi RON 92 cuma Rp. 11.250/liter.
Lalu, berapa kira-kira konsumsi pertalite dan pertamax secara garis besar di negeri kita ?
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 30,2 juta kiloliter (KL). Ini berarti rata-rata konsumsi harian Pertalite sekitar 82.740 KL.
Untuk BBM jenis Pertamax, selama periode Ramadan tahun 2025, penjualan diproyeksikan mencapai 21.713 KL per hari, meningkat 16,7% dari rata-rata penjualan pada Januari 2025 yang sebesar 18.600 KL per hari.
Dari data ini kita dipersilakan membuat asumsi dengan memperkirakan berapa persennya yang dioplos tuan-tuan besar bajingan itu, sekecil apa pun asumsi persentasenya, mereka merampok luar biasa.
Benar bahwa ini hanya estimasi kasar, biaya bisa bervariasi tergantung pada harga pasar Pertalite dan toluene, serta efisiensi pencampuran, tapi di balik itu semua kita diminta untuk membaca hal yang lebih luas, kebijakan memaksa migrasi dari pertalite ke pertamax, berkurangnya pasokan pertalite di pasaran dan seabreg intrik terkait hal ini memudahkan kita untuk membaca bahwa ternyata ada maling ngoplos pertalite lalu dijual dengan harga pertamax, bertahun-tahun dan berjuta liter, silakan hitung sendiri!