Home BUMN Robohnya Sumber Energi Kami (BAGIAN 3)

Robohnya Sumber Energi Kami (BAGIAN 3)

375
0

Robohnya Sumber Energi Kami (BAGIAN 3)

Membongkar Mafia Migas di Pertamina: Sebuah Keniscayaan?

Isu mafia migas di tubuh Pertamina kembali mencuat, menambah daftar panjang dugaan penyimpangan yang merugikan negara dan masyarakat. Industri minyak dan gas (migas) yang seharusnya menjadi tulang punggung energi nasional justru kerap menjadi ladang permainan segelintir elit yang mencari keuntungan pribadi.

Pertamina, sebagai BUMN strategis, sering kali dikaitkan dengan praktik korupsi, kartel, serta permainan harga yang tidak transparan. Mulai dari dugaan pengaturan tender, impor BBM yang tidak efisien, hingga manipulasi stok dan distribusi bahan bakar, semua ini menunjukkan betapa kuatnya cengkeraman mafia migas dalam sistem.

Pola Permainan Mafia Migas yang masuk  9 Tersangka Kasus Korupsi Pertamina dan Perannya, dari VP, Direktur, hingga Broker adalah Edward Corne (EC) selaku VP Trading Operation Pertamina Patra Niaga Agus Purwono (AP) selaku Vice President (VP) Feedstock Management PT Kilang Pertamina International Baca juga: Direktur Pemasaran dan VP Trading PT Pertamina Patra Niaga Jadi Tersangka Baru Kasus Korupsi  Riva Siahaan (RS) selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Sani Dinar Saifuddin (SDS) selaku Direktur Feedstock And Product Optimization PT Pertamina International Maya Kusmaya (MK) selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Baca juga: Jadi Tersangka, Dua Pejabat Pertamina Patra Niaga Ditahan di Rutan Salemba  Yoki Firnandi (YF) selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping,  Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR) selaku Beneficial Owner PT Navigator Katulistiwa, Dimas Werhaspati (DW) selaku Komisaris PT Navigator Katulistiwa dan Komisaris PT Jenggala  Direktur Pemasaran Perintahkan Pertamax Dioplos dan  Gading Ramadhan Joedo (GRJ) selaku Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak

Impor BBM yang Janggal: Banyak kasus di mana impor BBM dilakukan dengan harga yang lebih mahal dibanding harga pasar, menimbulkan pertanyaan tentang adanya persekongkolan antara oknum di Pertamina dan pihak pemasok luar negeri. Manipulasi Distribusi: Kelangkaan BBM yang terjadi di beberapa daerah sering kali bukan karena kekurangan pasokan, tetapi akibat permainan distribusi untuk menciptakan kenaikan harga.

Penggelapan Dana dan Mark-up: Mulai dari penggelembungan biaya eksplorasi, pengadaan alat, hingga pembangunan infrastruktur migas, semua ini menjadi ladang basah bagi mafia migas untuk menguras uang negara.

Dugaan keterlibatan tokoh-tokoh beredar di medsos sanga banyak ada nama seperti Ego Syahrial, Boy Thohir, Riza Chalid, Erick Thohir, dan lainnya dalam mafia migas memang  menjadi perbincangan. Sejumlah video juga beredar yang isinya dikutip, menerangkan:

Boy Thohir – Sebagai pengusaha besar di sektor energi dan infrastruktur, ia memiliki banyak kepentingan di sektor migas. Erick Thohir – Saat menjabat sebagai Menteri BUMN, ia memiliki pengaruh besar dalam kebijakan energi nasional, termasuk di Pertamina. Ego Syahrial – Pernah menjabat sebagai Sekjen Kementerian ESDM, ia memiliki akses ke kebijakan strategis di sektor migas. Kini dia tercatat sebagai komisaris Pertamina Patra Niaga. Dr. Ir. Ego Syahrial MScLahir di Ampenan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 01 Juli 1962. Menempuh pendidikan S1 Teknik Perminyakan di Universitas Trisakti dan meraih gelar Master dan Doctor bidang Petroleum Engineering di Imperial College of Science di London, United Kingdom. (sayang website  https://pertaminapatraniaga.com/) saat ini hang.

Lantas dugaan Permainan di Sektor Migas yang saat ini ramai itu 9 itu perannya telah menjadi pengaruh Politik dalam Bisnis Energi apakah ada keterkaitan antara pejabat, pengusaha, dan partai politik dalam distribusi serta kebijakan migas.

Siapa yang Bermain?

Mafia migas bukan hanya terdiri dari oknum di dalam Pertamina, tetapi juga melibatkan pihak eksternal seperti politisi, pengusaha hitam, bahkan pejabat di pemerintahan. Jaringan ini bekerja secara sistematis dengan melindungi satu sama lain. Saat ini memang Reformasi Total sektor Migas belum terjadi untuk membongkar mafia migas, langkah konkret harus segera dilakukan lakukan Audit dan Transparansi: Pemerintah harus melakukan audit menyeluruh terhadap kebijakan impor, distribusi, serta pengelolaan proyek migas.

Penegakan Hukum yang Tegas: Oknum yang terlibat harus ditindak tanpa pandang bulu, termasuk mereka yang berada di lingkaran elite. Digitalisasi dan Sistem Pengawasan Independen: Penggunaan teknologi untuk memantau arus migas dari hulu ke hilir dapat meminimalisir celah penyimpangan.

Jika mafia migas dibiarkan terus beroperasi, rakyat akan terus menjadi korban akibat harga BBM yang mahal dan kebijakan energi yang tidak berpihak kepada kepentingan nasional. Reformasi menyeluruh di sektor migas, khususnya di Pertamina, bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Kalau tak dilakukan maka kita memang saat ini sektor energi sedang dirobohkan. (TAMAT)

TIM EWINDO, AM| edy, ron, wi, her

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.