Pergeseran perekonomian Indonesia menjadi pusat money laundry dunia? Menguntungkan? Akankah rakyat makmur ikut?
Oleh : William Win Yang – Ahli Strategi Bisnis – penulis buku terlaris
Saya tercenung, saat melihat macan Asia junjungan kita tidak bereaksi, saat Trump menaikan tarif kita dari 32% menjadi 47%, tepat setelah kita menyerah secara sangat berlebihan (meninjau kembali TKDN, Meminta menghapus semua tarif impor, dan lain-lain).
Dan seperti kata Cina:
Kamu kasih seorang pengganggu 1 inci
Dia akan minta 1 juta
Trump mulai meminta lebih kurang terbuka :
1. Menuduh QRIS dan GPN sebagai trade barier (Serius, ini kalau sampai lepas dari kita, atau Amerika sampai dapat mengakses ke data di dalamnya bahaya banget)
2. Menuduh sertifikat halal sebagai trade barier (WTF)
3. Menuduh mangga dua sebagai pusat barang bajakan yang perlu di basmi (Bajakan? Mangga 2? Masih ada gituh? Jaman gini?)
4. Meminta Indonesia membeli lebih banyak barang Amerika, untuk menutup kejomplangan defisit perdagangan antara negara kita dengan mereka. (Beli? Emang lu ada barang yang gua mau?)
5. Dan lain sebagainya
Aneh… sungguh aneh… saya menunggu ucapan gagah para pejabat, terutama sang presiden macan Asia : “ Kedaulatan kita tidak boleh kita melepaskan 1 incipun… “
Tapi tidak ada… ini aneh… ini tidak biasa… negara kita benar-benar dihina dan diinjak-injak harga dirinya oleh Amerika, tapi tidak ada ucapan patriotik sedikitpun dari para pemimpin… padahal ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kegagahan kita… Sebaliknya, kalau ada rakyat yang mengecam tindakan pemerintah, langsung dilawan opininya secara publik, kemudian dihujat di media sosial, dan banyak cerita, mereka datangi aparat (contoh band sukatani). Video kezoliman aparat kepada rakyat juga tersebar luas di media sosial… ada apa… Aku tahu aku melewatkan sesuatu, tapi apa… maka sayapun mundur sejenak, dan mengamati secara gambar besar… dan seketika sayapun tertawa…
Yup, negara kita mungkin sedang mengalihkan fokus ekonominya, dari ekonomi normal menjadi POROS MONEY LOUNDRY DUNIA .
Catatan : bagi yang tidak tahu artinya money loundry , alias mencuci uang : ini adalah proses mengubah uang haram menjadi terlihat halal. Ini penting, karena misalnya Anda adalah pejabat korup yang gajinya hanya 5 juta, tetiba bisa membeli rumah senilai 5 miliar, tentu saja Anda dicurigai melakukan korupsi. Dari mana Anda dapat uang itu? Jika tidak bisa menjawab, Anda akan mendapat masalah. Maka itu, semua uang haram harus dicuci, supaya tampak halal
Ok, Indonesia mau menjadi pusat money laundry dunia. Mengapa? Apa urusannya dengan kita menjadi lemah dihadapan Amerika? Nah, Karena 2 hal :
1. Kita sedang membangun infrastruktur yang sangat pas untuk digunakan untuk permainan cuci duit skala sangat besar, bahkan lebih besar dari apapun yang pernah ada dalam sejarah umat manusia.
2. Kita mengemis tanpa harga diri dihadapan USA. Kenapa? Karena kesuksesan bisnis kotor ini, persetujuan dari USA adalah kunci akhir yang paling krusial.
Akan saya jelaskan satu per satu :
Infrastruktur pencucian uang
Untuk sukses dalam money loundry, kita harus memiliki bisnis dengan ukuran yang sangat besar, dan sangat rumit . Semakin besar dan semakin rumit bisnis itu, semakin mudah bagi uang kotor untuk tuduhan di sana.
Kalian mungkin sudah bisa menebak, benda apa itu? Yesss, infrastruktur raksasa yang memungkinkan menjadikan Indonesia sebagai pusat money loundry dunia , adalah DANANTARA : Lembaga keuangan dengan aset 14000 Trilyun. Nilai fantastis ini akan terus bertambah hingga 1 Trilyun USD (16.500 Trilyun berdasarkan kurs saat artikel ini ditulis)
Semua aset negara, seperti tanah dan properti, yang selama ini dikelola Setneg (sekertaris negara) akan dialihkan ke Danantara :
Tapi belum cukup… kita butuh lebih…. Makanya muncul hal macam ini…
Aneh bukan? Bagi yang mengerti dan pernah bekerja dalam manajemen aset, atau mengelola perusahaan skala besar, akan langsung mengerti : mengambil semua aset sangat aneh dan tidak masuk akal. Bagaimana cara mengelolanya? Bagaimana cara mengantisipasi penggelapan? Bagaimana cara menghasilkan uang? Kalaupun bisa, bagaimana cara mengumpulkan uangnya ? dan apakah biaya koleksinya lebih mahal atau lebih murah? Dan lain sebagainya
Intinya, hampir tidak masuk akal aset sebesar itu (terutama HGB yang dirampas dari rakyat), bisa digunakan untuk menghasilkan uang menambal APBN. Yang ada adalah potensi kebocoran, korupsi, dan kemarahan rakyat dimana-mana…. Tapi kenapa tetap harus dilakukan?
Ya ya ya, rampas kembali aset negara, dan lain sebagainya bisa jadi berbagai alasan. Namun alasan paling logis sejauh pemahaman saya adalah : aset ini perlu dikumpulkan untuk semakin menggemukan aset Danantara… mengapa danantara perlu gemuk? Selain untuk membuat proses semakin rumit, tentunya ada alasan lain…. Yaitu : kalau sudah tidak ada lagi uang yang di loundry, maka dia akan mulai memakan dirinya sendiri…
Memakan diri sendiri? Apa maksudnya? Maksudnya adalah REPO
Bagi yang tidak mengerti istilah keuangan ini, REPO alias Repurchase Agreement adalah hutang dengan jaminan saham.
Yang artinya, bisa saja Danantara menjaminkan sahamnya, ditambah saham-saham perusahaan BUMN yang dia miliki (seperti Mandiri, BNI, BRI, dan lain-lain), untuk berhutang. Yang mana untuk menopang hutang ini maka masuk akal, harus menggemukan asetnya setinggi langit, agar pagu hutangnya semakin besar. Maka masuklah jika mereka membutuhkan aset yang jumlahnya sebanyak mungkin … makin besar makin baik… agar bisa berinvestasi sebanyak-banyaknya…
Ironisnya, beberapa waktu lalu Macan asia buat statement begini…
Sayangnya yang mungkin dirampas lebih dulu bukan aset koruptor, tapi aset rakyat. (jangan-jangan akan ada masanya, aset kita tiba-tiba disita orang asing karena dijaminkan DANANTARA)
Namun satu hal yang harus dipahami dari REPO ini… REPO hanya bagus jika harga saham terus naik. Yang mana, kalau harga saham turun, maka si pemberi pinjaman akan berkata: “ HEY, jaminan kamu kurang! Tambah jaminan lagi!” atau, “ Nilai saham perusahaan kamu cuma 100, masak kamu minta 200… saya kasih 50 aja ya”
Demikianlah, maka masuk akal, mengapa para bos-bos negri ini kebakaran jenggot saat tiba-tiba IHSG jeblok tempo hari. Konon, dalam kemarahannya, mereka mendatangi para emiten dan investor untuk membeli saham-saham agar harganya tidak turun (konon dengan ancaman juga). serupa yang mungkin dapat tersirat dari gambar dibawah ini.
Lebih jauh memakan diri
Bagaimana kalau Loundry sudah habis, kemudian melakukan REPO, dan REPOnya tidak ada yang mau beli (sekedar punya perusahaan dan aset besar tidak serta merta langsung diberi hutang. Tidak segampang itu fergusso)….
…Maka sasaran paling empuk untuk membeli REPO itu adalah bank-bank yang ada di dalam Danantara sendiri…. Bukankah bank-bank itu menyimpan uang rakyat yang begitu besarnya? (dan ini kemungkinan besar pasti nurut). Danantara memiliki bank Mandiri, kemudian merepo saham bank mandiri, kepada bank mandiri. Saat gagal bayar, bank mandiri menyita dirinya sendiri… besoknya di repo lagi…. Lagi… lagi… sampai kapan?
Mungkin sampai uangnya habis, kemudian pemerintah mulai mengumumkan bahwa menabung di bank BUMN adalah tindakan patriotik. Yang kemudian uang itu masuk REPO si DANANTARA. Dan jika kamu berani menolak, atau mengamankan uang kamu di tempat lain, apalagi di luar negri, maka kamu bisa dianggap sebagai pengkhianat bangsa yang tidak mau berjuang bersama para pejabat saat negara dalam keadaan krisis seperti sekarang ini. Bahwa kamu adalah orang yang selama ini sudah menikmati kekayaan negara ini, jadi kaya karena negara ini, makan dari negara ini, tapi tidak tahu diri untuk ikut menabung disaat negara membutuhkan.
Haaallaaaahhhh jangan lebay kamu
Hal itu ga akan membuat kamu miskin
~Pepatah entah dari mana~
(Ya Tuhan, semoga khayalan ini saya semata-mata dan tidak akan pernah terjadi)
Benang kusut yang bikin rumit
Ah saya mulai ngelantur kemana-mana ini, mari kembali membahas infrastruktur yang memungkinan menjadikan Indonesia sebagai poros money loundry dunia… Selain DANANTARA…. Proyek-proyek aneh skala besar yang sangat sulit di audit :
1. Koprasi merah putih yang jumlahnya akan 80.000 lebih, yang mana nanti rakyat bisa langsung menjual hasil pertaniannya ke koperasi tanpa melalui tengkulak. (ya Tuhan, semoga ini tidak jadi BPPC Cengkeh jaman ORBA) – (Yang mau tau apa yang saya maksud BPPC Cengkeh, silahkan search Google)
3. Proyek Tembok Laut Raksasa
4. IKN (tentunya)
5. Dan, jangan lupa ini…
Proyek-proyek raksasa ini di tambah DANANTARA bisa sangat berpotensi untuk menjadi infrastruktur money loundry yang sangat sempurna… begitu besar… dan hampir tidak mungkin dilakukan audit… (iya lah, uang 14000T, ada dana masuk 100T, keluar 100T akan terlihat sangat teramat wajar kan? Apalagi ditambah kerumitan proyek-proyek lainnya)
Tempat di mana uang-uang paling kotor, hasil penggelapan pajak, korupsi, penjualan senjata, judi, narkoba, cengkeramanan, perdagangan manusia, dan lain-lain dari seluruh dunia dapat diserap… diolah, kemudian dikeluarkan sebagai uang bersih, dan pemiliknya bisa segera menikmatinya dengan gembira tanpa pusing ditanya, dari mana asal uangnya…
Lalu kebetulan buat negara apa? Yah, kita dapat komisi 20 – 30% dari proses loundry itu, yang kemudian uangnya bisa digunakan untuk membiayai pembangunan, dan…. BANSOS (tentunya). Dan para penjahat yang uangnya sudah bersih itu, tentu dengan semangat akan membelanjakan uangnya, dan akibatnya adalah : Ekonomi kita akan berputar kembali
Maka benarlah nubuat orang ini :
Lalu apa hubungannya dengan Amerika?
Karena untuk bisa sukses sebagai mesin loundry terbesar di dunia harus dapat restu USA. Mengapa? Selain karena sistem transfer dunia bernama SWIFT dikuasai mereka, yang utama adalah karena CRS (Common Reporting Standard) yang dikembangkan oleh OECD pada tahun 2014 lalu. Yang konon diusulkan di desain langsung oleh Mentri Keuangan kita : Sri Mulyani yang agung, yang sampai hari ini masih menjadi tokoh keuangan yang sangat disegani dunia, dan selalu menjadi pembicara terhormat, di forum-forum bergengsi seperti IMF dan Bank Dunia. Sang Sri Mulyani, yang isu pengunduran dirinya saja dalam sekejab langsung membuat IHSG terperosok 5%.
Apa itu CRS? Intinya begini : Setiap negara yang tergabung dalam CRS, jika menerima tabungan di negaranya yang bukan dimiliki oleh warga negara yang bersangkutan, maka wajib melaporkannya ke negara asal… sesimple itu… dan dengan kekuasaan Amerika sang polisi dunia, seluruh negara dipaksa untuk memegang tangan, bahkan termasuk Swiss yang terkenal sebagai pusat penyimpanan uang paling aman di dunia…. Yang mana jika tidak tanda-tangan, siap-siap menghadapi kemarahan Paman Sam…
Demikianlah, seluruh negara memaksakan tanda tangan… namun ada 1 negara yang tidak menunjukkan tangan dengan sengaja. Tebak siapa? ….itu adalah…. Amerika sendiri… yang artinya, dia adalah Safe Heaven. Ahhh sungguh menyebalkan sekali bukan? Tapi dia bisa menjadi bos dunia ini. Bisakah apa kita? mau bikin prorgam Amerika kita setrika seperti jaman Bung Karno?
Dari sini jelaslah, jika kita memang mau menjadi poros money loundry dunia, restu Amerika sangatlah penting… hal ini dapat merasionalisasi sikap kita yang dengan mudahnya menyerah dengan segera tanpa harga diri di hadapan paman Donald… bahkan setelah Amerika menghina kita dengan menaikan tarif 47%, mengancam keberadaan GPN, mengkritisi sertifikat halal, dan mangga dua (serius? Emangnya masih ada barang bajakan di Mangga dua jaman sekarang?), sambil meminta kita membeli lebih banyak barang Amerika…
Mungkinkah kita pasti mau jadi poros money laundry dunia?
Mungkin ya, mungkin juga tidak. Namun yang pasti, secara sistematis dan masif, kita sedang membangun infrastruktur yang sangat mungkin untuk dilakukan hal semacam itu. Lalu kelakuan kita yang sangat rendah dan begitu tidak ada harga diri di hadapan Amerika (hal yang membuat gemas banyak sekali rakyat). Dan bukankah ada Thaksin , yang membuat kualitas ini menjadi semakin beralasan? Sedang apa, mantan pengangguran menjadi pengurus di DANANTARA?
Kalau jawaban pak presiden sih begini :

Ya ya ya, walaupun rasanya saya sangat yakin, ada banyak orang yang punya jaringan besar lainnya siap bekerja tanpa dibayar untuk mengelola aset senilai 14000 Trilyun itu. Orang yang mempunyai janji dan tidak kontroversial seperti Om Thaksin.
Kemungkinan lainnya adalah : Thaksin masuk kesana untuk mengawasi uang haramnya sendiri dibersihkan di mesin cuci uang terbesar sejagad raya ini… entahlah…
Untung Rugi Jadi Pusat Money Loundry Dunia
Apapun kedepannya apakah Indonesia akan menjadi pusat money loundry dunia, biarlah yang terjadi, terjadilah. Toh saya bukan siapa-siapa yang mampu mengubah arah kebijakan negri ini. Tapi mari kita analisa untung ruginya
Keuntungan :
1. Komisi hasil cuci duit masuk kas negara, bisa jadi oli pembangunan dan BANSOS
2. Para penjahat yang uang haramnya sudah bersih itu akan dengan gegap gempita membelanjakan uangnya, yang artinya mungkin saja akan menggerakan perekonomian nasional. Meski rasanya tidak akan menggerakan sektor manufaktur seperti yang kita harapkan (punya uang haram jumlah banyak, bangun pabrik di Indonesia? Oh tolong… mendingan bikin hotel dan beachclub kali ya). Tapi kemungkinan besar berasal dari sektor real estate, infrastruktur, hiburan (film, klub pantai, resor, dll) dan perdagangan, terutama barang-barang mewah. Mungkin juga masuk ke layanan keuangan. Namun demikian, mengingat jumlah manusia mereka yang sedikit, namun menggeliat banyak, apakah nantinya akan menghasilkan keuntungan yang signifikan untuk mensejahterakan seluruh rakyat? Saya meremehkannya
Namun sekali lagi, tidak bertanya itu ferguso… karena ada kerugiannya…
Kerugiannya :
1. Pertama, kita tentunya akan merasa sakit hati dan siku. Menyaksikan para penjahat melenggang dengan gagah di jalan-jalan, memamerkan kekayaan hasil kejahatan mereka tanpa dihukum. Sementara kita yang bekerja keras dengan jujur, hidupnya begini-begini saja.
2. Kita akan dikepung oleh masyarakat dunia. Hinaan Indon yang ada di Malaysia, tidak lagi terkonotasi dengan tukang rubuh, malas, dan pekerja kasar. Tapi lebih banyak lagi di sarang money loundry dunia. Dimana kita adalah antek para penjahat paling tercela di dunia untuk membersihkan uangnya. Bayangkan saat kita bertemu orang asing. Dan dengan penghinaan mereka menyebut : “ Dasar Indo” . Untuk melampiaskan semua kekesalannya. Sekali… dua kali… tapi kalau selalu dianggap begitu, risih juga kali ya… Tapi ada juga yang mengatakan : “ Gapapa, asal kita kaya. Mereka aja sirik” . Mungkin juga. Tapi kamu bisa ngomong begitu kalau kamu kebagian. Masalahnya, kamu bagian ga? Atau kebagian hinaannya saja?
3. Kita akan dihujat oleh seluruh dunia, karena menjadi sarang money loundry. Tentunya dunia sakit hati dan marah. Kita ini seenaknya mencuci uang-uang haram yang mana kejahatannya dilakukan di negara mereka, dan sudah membuat kerugian signifikan di negara mereka (misalkan human traficing alias menyembunyikan orang-orang untuk penjualan, narkoba, penggelapan pajak, korupsi, dan hasil kejahatan keji lainnya)
4. Setelah di kecam, kita akan mulai dihukum dunia… mulai dari penghinaan verbal, seperti yang disebutkan diatas, kemudian melakukan serangan balasan seperti sangsi dagang (ini ga enak loh. Tuh, baru di ancam sangsi sama paman donal aja, kita udah kayak gini. Gimana kalau seluruh dunia)
5. Efek selanjutnya, kita akan mulai dikucilkan dunia seperti Korea Utara dan Iran. Yang akibatnya, mesin loundry kita tidak akan berguna nantinya. Karena uang yang masuk ke kita tidak akan bisa dikeluarkan. Dan uangpun akan dicegah oleh seluruh dunia untuk bersentuhan dengan Indonesia. Dan semua uang dari dan menuju Indonesia akan dianggap uang haram, dan keterlibatannya akan dianggap penjahat. Jika demikian, maka tidak ada gunanya lagi DANANTARA. Bahkan seluruh saham dan infrastrukturnya akan hancur tak bernilai… dan sebuah plot twist yang mungkin terjadi adalah : Amerika akan ikut menyerang kita dari belakang dengan ikut memusuhi dan mengisolasi kita.
6. Tapi mungkin saja, dengan kelihaiyan para bos-bos negri ini, perkara money loundry ini akhirnya hanya sekedar isu, tanpa bukti nyata. Maka demikian, kita akan merombak tatanan dunia. Para penjahat akan menempel pada kita, dan uang-uang kotor akan masuk dan memutar perekonomian kita, sementara negara lain hanya bisa menatap kita dengan geram. Dengan demikian, para penjahat dunia akan mulai mendominasi perekonomian, dan menjadikan dunia menjadi dunia penjahat. Dimana para mahkluk-mahkluk paling tercela dan keji berkuasa, setelah melakukan kejahatannya.
7. Tapi jangan senang dulu…. Jika ini terbukti berhasil, maka negara lain akan mulai meniru model bisnis kita, dan mencoba menarik para nasabah kita ke negaranya… yang pada akhirnya menyebabkan komisi yang kita dapat semakin rendah ( bersaing karena komisi), dan yang terburuk kita akan kekurangan nasabah, hingga kembali terjembab ke jurang resesif.
8. Dan seperti yang saya sebut sebelumnya… setelah semua money loundry habis, kita akan mulai memakan dirinya sendiri… dan kemudian kembali ke jurang resesis..
Aiiiihhhh, udah dianggap kriminal, jadi miskin pula….
Kejutan dalam cerita
Mari kita berasumsi, kita sukses menjadi pusat cuci uang dunia. Maka PR kita belum selesai. Seperti yang ditulis di poin no 2 bagian keuntungan diatas, jumlah uang yang di loundry mungkin besar, namun jumlah manusianya sedikit sekali. Hingga jika kita diharapkan akan menjadi pemutar ekonomi negara, sangat kecil sekali. Namun demikian, jika sukses, maka negara akan mendapat limpahan uang tunai. Yang mana uang itu dapat digunakan untuk membuat proyek-proyek yang dapat memutar roda perekonomian. Namun bagaimana bagi mereka yang tidak dapat bagiannya?
Jawabnya sederhana : BANSOS. Dengan demikian, mereka tidak akan kelaparan dan berontak.
Namun demikian, BANSOS sekedarnya tidak akan terasa oleh mereka yang berada di kelas menengah keatas. Dan yang jelas mereka tidak akan puas. Dan ketidakpuasan bisa memicu revolusi seperti gerakan #indonesiagelap atau #kaburajadulu. Maka idealnya, masyarakat yang tidak sebagian besar haruslah miskin. Dengan demikian mereka akan bersyukur terhadap BANSOS, dan takut kehilangan BANSOS jika ada pemberontakan.
Dan yaaaa, hampir saja terlupa… pemerintah juga bisa menyisihkan sebagian uang untuk memasukkan ORMAS tertentu secara diam-diam, yang mengirimkan melakukan ancaman dan serangan (jika diperlukan), pada masyarakat yang berpotensi memberontak. Selain membuka lapangan kerja tambahan, pasukan tidak resmi ini dapat digunakan untuk mencegah kekuatan berevolusi bergabung dan berkoordinasi untuk melakukan pemberontakan…
Jika demikian, apakah nanti bos-bos negri akan melakukan konspirasi untuk memiskinkan semua kelas menengah yang tidak kebagian jatah? (ataukah malah hal ini sudah dimulai?)
Entahlah…
Apa yang harus dilakukan masyarakat?
Saya tidak akan mengajarkan rakyat melakukan ini dan itu, karena masyarakat begitu luas. Tapi kalau saya… saya loh ya… saya sedang masuk ke fase wait and see. Alias mode krisis.
Dan kalau mau tau arti krisis mode, sebagaimana yang saya tulis dalam buku saya “ Dragon Slayer Trading Strategy” , adalah demikian :
Kalau kondisi normal, besok kita tanya mau buat apa?
Saat krisis, kita yanya : dengan kondisi sekarang, kita mampu bertahan berapa lama?
Jika ini sudah terpenuhi, tinggal menunggu kesempatan baik datang
~William Win Yang~
Strategi Perdagangan Pembunuh Naga
Maka, saya tidak menentang ataupun mendukung Indonesia menjadi Poros Money Loundry dunia. Mungkin saja nanti akan berdampak baik, atau mungkin saja berdampak buruk. Jika ada kesempatan datang, saya mungkin akan mengambilnya, tapi jika tidak ada, ya tunggu kesempatan lainnya. Apakah mau meneruskannya sebagai poros loundry dunia atau tidak terserah para penguasa tentunya. Dan artikel ini diharapkan memberi wawasan atas risiko yang mungkin dihadapi masa depan
Akhir kata
Ada ramalan, bahwa suatu hari nanti, akan ada Satrio Piningit (satrio yang memimpin dari belakang layar), penerima Mandat dari Langit (Mandat Surga), yang akan memimpin Nuswantara (Indonesia) menjadi Poros dunia.
Entah ramalan itu benar atau tidak, siapa sangka, mungkin saja yang dimaksud adalah kita menjadi poros money loundry dunia….
-ii-