
ASEAN Butuh Investasi Minimal US$3 Triliun untuk Transisi Energi 2050
ENERGYWORLD.CO.ID – Malaysia mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk merangkul perubahan mendasar dalam strategi pembiayaan guna mencapai tujuan transisi energi yang ambisius di kawasan tersebut dengan investasi kumulatif yang diperkirakan lebih dari US$3 triliun pada tahun 2050.
Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia, Fadillah Yusof, mengatakan negaranya membutuhkan lebih dari USD 143 miliar untuk memenuhi target energi terbarukan (ET) di bawah Peta Jalan Transisi Energi Nasional.
“Angka-angka ini menggarisbawahi kebenaran yang sederhana namun mendalam: keuangan publik saja tidak cukup,” katanya dalam pidato di Pertemuan Transisi Energi ASEAN: Membina Kerja Sama Regional di Malaysia di tengah rangkaian KTT ASEAN ke-46 di Kuala Lumpur, Senin, 26 Mei, dikutip dari The Star.
Oleh karena itu, lanjutnya, sangat penting bagi pemerintah di seluruh kawasan ASEAN untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan dan kuat untuk mengkatalisasi investasi swasta, baik domestik maupun internasional, melalui reformasi kebijakan yang terkoordinasi dan instrumen keuangan yang inovatif.
Fadillah, yang juga Menteri Transisi Energi dan Divisi Udara Malaysia, mengatakan instrumen tersebut mencakup mekanisme keuangan campuran dan jaminan publik untuk mengurangi risiko proyek energi terbarukan tahap awal.
Ia menambahkan bahwa ASEAN juga harus memperkuat pasar modalnya melalui penerbitan obligasi hijau, instrumen keuangan Islam seperti sukuk, dan pinjaman terkait keberlanjutan untuk menyalurkan modal ke proyek energi bersih.
“Kerangka penetapan harga karbon yang mencerminkan biaya emisi riil sangat penting untuk memberikan insentif bagi peralihan ke teknologi rendah karbon,” katanya.
“Digitalisasi ekosistem energi, termasuk jaringan pintar, alat peramalan berbasis kecerdasan buatan, dan sistem manajemen sisi permintaan, akan memainkan peran penting dalam meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi sistem di seluruh kawasan,” lanjut Wakil PM Malaysia.
Sumber VOI