Ditjen Gakkum ESDM Dinilai Bakal Tumpul, Ibarat Kucing Ompong Mengejar Tikus
ENERGYWORLD.CO.ID – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menilai pembentukan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Ditjen Gakkum) Kementerian ESDM, tidak akan banyak membantu pemberantasan kegiatan penambangan ilegal. Faktanya, Ditjen Gakkum Kehutanan yang sudah ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (sekarang Ditjen Gakkum Kehutanan), sangat minim prestasi.
“Potensi konflik kepentingannya sangat tinggi dengan Kementeriannya sendiri,” ujar Yusri Usman kepada LIRANEWS di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Yusri mengungkapkan, selama ini yang terjadi adalah kegiatan penambangan ilegal justru melibatkan oknum-oknum di kementerian terkait yang menjalin kongkalikong dengan penguasa tambang ilegal dan oknum aparat serta markus. “Sehingga menurut saya pembentukan Gakkum ESDM hanya menghabiskan anggaran saja,” kritik dia.
Dikatakan Yusri, saat ini juga dibentuk Satgas Tambang Ilegal. Namun lagi-lagi, praktik penambangan ilegal masih tetap marak. “Tambang ilegal juga dibeking oknum aparat berpangkat tinggi, sudah pasti Gakkum ESDM juga tumpul dalam menghadapinya. Paling yang ditindak penambang kelas teri. Ini ibarat kucing ompong mengejar tikus,” sindirnya.
Ketimbang menghabiskan anggaran dengan membentuk Gakkum ESDM, Yusri memperingatkan agar Presiden Prabowo mendorong aparat penegak hukum seperti Polri, Kejaksaan, dan KPK untuk bekerja lebih serius.
“Presiden bisa ancam Jaksa Agung dan Kapolri harus tegas mengusut kegiatan penambangan ilegal yang merugikan negara dan merusak lingkungan. Jika tetap tak mampu, copot Kapolri dan Jaksa Agungnya,” pungkas Yusri.
Sebelumnya, ada pernyataan menarik dari Direktur Jenderal Penegakan Hukum (Dirjen Gakkum) Kementerian ESDM, Rilke Jeffri Huwae. Berbekal pengalaman sebagai jaksa di wilayah yang dikenal sebagai pembuat tambang, Jeffri mengaku sudah paham betul tentang manuver para mafia tambang.
“Saya tahu lubang tikusnya di mana. Ada jual beli surat, saya tahu,” ucap Jeffri usai dilantik Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (25/6/2025).**