Home Ekbiz TENAGA SURYA IESR : Jawa Tengah Mempunyai Potensi Energi Surya yang Tingginya Mencapai 194...

IESR : Jawa Tengah Mempunyai Potensi Energi Surya yang Tingginya Mencapai 194 GW

161
0

IESR : Jawa Tengah Mempunyai Potensi Energi Surya yang Tingginya mencapai 194 GW

ENERGYWORLD.CO.ID – Jawa Tengah mempunyai modal yang kuat untuk mempercepat transisi beralih ke energi terbarukan dan menumbuhkan ekonomi yang rendah emisi. Secara ekonomi, Jawa Tengah menunjukkan daya saing yang kompetitif dengan lima kawasan industri unggulan. Pada tahun 2023, sektor manufaktur menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yakni sebesar 34,03 persen. 

Jawa Tengah juga menjadi tujuan investasi yang diminati banyak negara, antara lain Singapura, Jepang, dan Tiongkok. Selama periode 2020-2024, total realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) mencapai Rp88,44 triliun. 

Selain itu, Jawa Tengah mempunyai target bauran energi terbarukan sebesar 21,32 persen pada tahun 2025 yang hingga 2024 baru tercapai 18,58 persen. Jawa Tengah dapat memanfaatkan melimpahnya potensi teknis energi terbarukan hingga 201 GW, untuk mendongkrak pencapaian target bauran energi terbarukan dan menarik lebih banyak investasi di sektor energi terbarukan.

Untuk mendukung transformasi ekonomi hijau di Jawa Tengah, Institute for Essential Services Reform (IESR) bekerja sama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, menggelar  Central Java Renewable Energy Investment ForumMembuka Potensi Investasi Energi Terbarukan dan Industri Hijau di Jawa Tengah  (26/6/2025), di Semarang. Diselenggarakan setiap tahun sejak 2022, forum ini mempertemukan pemangku kepentingan, investor, dan pelaku industri.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi dalam berbagainya yang diwakili oleh Sujarwanto Dwiatmoko, Asisten Ekonomi dan Pembangunan menyampaikan bahwa Pemerintah Jawa Tengah turut mendorong dan memfasilitasi rencana investasi energi baru terbarukan melalui forum-forum investasi. Berbagai upaya ini bertujuan untuk mewujudkan keseimbangan energi di masa depan.

“Di Jawa Tengah, kami terus berupaya mewujudkan transisi energi yang berkeadilan, berbasis kearifan lokal, dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Salah satunya melalui Program Desa Mandiri Energi sebagai bentuk apresiasi kepada desa dan masyarakat yang telah mengembangkan potensi energi baru terbarukan di wilayahnya. Begitu juga dengan mendorong masuknya investasi hijau melalui DPMPTSP dan mengajak industri untuk berpartisipasi dengan menggunakan energi terbarukan seperti PLTS atap untuk operasional pabrik,” katanya.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR mengungkapkan Jawa Tengah mempunyai potensi energi surya yang tingginya mencapai 194 GW. Analisis IESR menemukan potensi proyek PLTS yang layak secara finansial mencapai 13,5 GW. Tersebar di 12 wilayah di Jawa Tengah, yang di antaranya di Kabupaten Wonogiri, Boyolali, Semarang, Brebes, Kudus, Rembang, Wonosobo, dan Banjarnegara. Meskipun demikian, RUPTL 2025–2034 baru merencanakan pengembangan PLTS di Jawa Tengah sebesar 3,8 GW pada tahun 2034.

Secara geografis, Jawa Tengah juga berada di jalur utama perekonomian nasional. Lokasinya yang strategis memberikan kemudahan akses ke Pelabuhan Tanjung Emas, Tanjung Perak, dan Tanjung Priok. Keunggulan ini semakin diperkuat dengan tersambungnya jaringan jalan tol, yang memberikan nilai tambah dalam rantai pasok industri hijau.

Lebih lanjut, Fabby menyoroti bahwa dunia tengah mengalami tren pertumbuhan investasi energi terbarukan yang meningkat dua hingga tiga kali lebih cepat dibandingkan investasi di energi fosil.

“Investor global kini semakin memfokuskan pendanaannya pada aset-aset hijau atau yang memenuhi prinsip Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) dan mulai meninggalkan proyek energi fosil yang kotor. Arah investasi juga mulai beralih ke kawasan Asia Pasifik,” jelas Fabby dalam berbagainya.

Fabby menekankan lima prioritas aksi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendorong Jawa Tengah menjadi pusat industri hijau yang berdaya saing.  Pertama, menyusun peta jalan investasi hijau ( Green Investment Roadmap ) 2025-2035  yang mengintegrasikan target energi terbarukan, strategi transformasi industri, dan rencana pembangunan infrastruktur hijau.  Kedua , membentuk unit khusus investasi hijau , sebagai layanan pusat terpadu bagi investor, lengkap dengan prosedur khusus dan insentif yang mendukung.

Ketiga , peluncuran Kawasan Industri Hijau (Green Industrial Park)  di lokasi-lokasi strategis. Kawasan industri ini harus mendukung penerapan energi terbarukan, ekonomi sirkular, dan teknologi manufaktur ramah lingkungan, termasuk untuk UMKM dan IKM.   Keempat , memastikan memperkuat kemitraan dengan lembaga keuangan  untuk menyediakan berbagai skema pendanaan hijau yang inovatif.  Kelima , berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia  melalui program pelatihan keterampilan hijau, dan kolaborasi penelitian dengan perguruan tinggi.

Sebagai upaya memudahkan investor dalam mengenali peluang investasi energi terbarukan di Jawa Tengah, IESR bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerbitkan  Book of Prospect . Dokumen ini memuat 16 profil proyek-proyek energi terbarukan, lengkap dengan data dan infografis potensi investasi sekitar USD8,26 miliar atau Rp132 triliun di berbagai wilayah Jawa Tengah. RE/EWI

iesr.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.