Home Kolom Selalu Ada Cara Licik Dari Peradaban Barat

Selalu Ada Cara Licik Dari Peradaban Barat

19
0

Selalu Ada Cara Licik Dari Peradaban Barat

Pendahuluan

Semburat harapan baru bagi Palestina seolah muncul di tengah gelapnya penjajahan. Pada Sidang Umum PBB September 2025, dunia menyaksikan sebuah fenomena yang jarang terjadi: dukungan untuk kemerdekaan Palestina mengalir dari berbagai negara, tanpa kecuali negara-negara sekutu Barat. Namun, di balik dukungan yang tampak kecewa ini, kita harus jernih melihat sejarah dan motif terselubung yang telah lama menjadi ciri khas peradaban Barat. Apakah pembelaan ini benar-benar tulus, atau hanya cara licik yang lain?

1. Dukungan yang Telat dan Penuh Tanda Tanya

Dunia memang mendapat sedikit harapan. Namun, kita harus bertanya: mengapa dukungan ini baru bergaung sekarang? Dukungan itu datang setelah wilayah Palestina tersisa Gaza dan Tepi Barat, yang kondisinya telah porak-poranda, dengan sebagian besar penduduk hidup dalam kemiskinan dan kelaparan yang akut. Di mana suara “pembelaan” mereka ini dimulai sejak tahun 1948, ketika PBB dengan tidak adil hanya mengakui Israel sebagai negara yang sah, sambil mengabaikan hak bangsa Palestina yang telah berabad-abad tinggal di tanah tersebut? Ketiadaan suara mereka selama puluhan tahun penuh penderitaan ini adalah bukti bisu dari keberpihakan yang sebenarnya.

2. Apresiasi yang Tetap Harus Waspada

Sikap dunia Barat saat ini, yang seolah-olah berpihak pada Palestina, patut diapresiasi sebagai sebuah langkah politik. Namun, sejarah panjang hubungan mereka dengan Timur Tengah tidak boleh dilupakan. Kita tidak bisa memungkiri bahwa mereka selalu punya agenda tersembunyi untuk tanah suci Palestina. Kepentingan strategi, ekonomi, dan pengaruh geopolitik selalu menjadi pertimbangan utama, mengalahkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan yang mereka gemborkan.

3. Agenda Tersembunyi: Pragmatisme dan Rencana Jangka Panjang

Agenda tersembunyi Barat diduga kuat memiliki dimensi yang sangat pragmatis. Pertama, mereka ingin mengalienasi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump telah mempermalukan sekutu-sekutunya dalam konflik Ukraina. Dengan mengambil posisi “pro-Palestina”, mereka mencoba memulihkan citra dan pengaruh global mereka.

Kedua, ada motif jangka panjang yang lebih berbahaya: ingin menempatkan orang dari dunia Barat untuk mengelola Palestina pasca-konflik. Mereka berharap, setelah Hamas dan Gaza dihancurkan, mereka dapat membangun sebuah otoritas baru yang tunduk pada kepentingan mereka. Rencana ini tampaknya mengandalkan dukungan dari negara-negara kaya Arab yang anti-Hamas dan dianggap menganut gaya hidup hedonis, yang mudah untuk dibujuk dan diarahkan.

4. Kotak Pandora: Tony Blair dan Wajah Asli Kepentingan Barat

Pengusulan Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris, untuk menjadi kepala otorita Gaza membuka kotak pandora dari niat baik mereka yang diragukan. Siapa Tony Blair? Dia bukan hanya politisi biasa. Dalam dunia keuangan global, Tony Blair dikenal sebagai “bankirnya” keluarga Rothschild, simbol dari elit global yang kebijakannya sering bertentangan dengan kepentingan rakyat kecil. Lebih mengerikan lagi, dalam disiplin eskatologi Islam, sosok seperti ini dan kekuatan yang ditempatkannya dipandang sebagai pengejawantahan dari Yakjuj wa Makjuj, kekuatan perusak yang akan membawa kerusakan di muka bumi. Pengangkatannya adalah alarm bagi umat Islam untuk tidak tertipu.

5. Seruan untuk Umat Islam: Kembali pada Ajaran Agama

Dalam situasi seperti ini, umat Islam tidak boleh sekali-kali menyerahkan urusan dan nasibnya kepada orang lain, apalagi kepada pihak yang jelas-jelas memiliki konflik kepentingan. Allah SWT telah dengan tegas melarangnya dalam firman-Nya:

QS. Al-Ma’idah (5): 51
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka inti dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Ayat ini adalah peringatan yang sangat jelas untuk tidak bersekutu dengan sekutu Yahudi-Nasrani dalam memutuskan perkara umat Islam.

Namun, kita tidak perlu pesimis. Di tengah segala kelicikan dan rencana jahat, pertolongan Allah SWT pasti akan datang. Nabi Muhammad SAW telah memberikan kabar gembira tentang penjagaan Allah atas negeri Syam, yang di dalamnya terdapat Palestina:

Hadits Riwayat Ahmad dan Thabrani:
“Senantiasa ada di muka bumi ini sekelompok orang dari umatku yang teguh di atas kebenaran. Mereka tidak akan terpengaruh oleh orang yang menghina mereka maupun yang menyelisihi mereka, sampai keputusan datang Allah (hari Kiamat) dan mereka dalam keadaan seperti itu.” (Kelompok inilah yang di dalam beberapa riwayat lain disebut sebagai Waliyul Abdal yang menjadi penopang bumi).

“Orang-orang yang baik (al-abdal) di negeri Syam berjumlah empat puluh empat orang. Setiap kali seorang dari mereka meninggal dunia, Allah menggantikannya dengan orang lain. Melalui merekalah, kalian diberi hujan, ditolong (dari musuh), dan adzab ditolak dari penduduk bumi.” (HR.Ahmad dan Thabrani)

September 2025
Rabiul Akhir 1477
Salas Aly Temur

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.