Home Energy “Wajah Kotor Bisnis Energi Terbarukan”, Indonesia tidak Serius Menjalankan Upaya Transisi Energi

“Wajah Kotor Bisnis Energi Terbarukan”, Indonesia tidak Serius Menjalankan Upaya Transisi Energi

61
0
Jurnalis Tempo Dheayu Jihan (kiri), Wakil Ketua KPK 2015-2019 La Oda M. Syarif, Manajer Kampanye Bioenergi Trend Asia Amalya Reza dan Manajer Kampanye Satya Bumi Sayyidatiihayaa Afra menjadi pembicara dalam diskusi publik "Screening Film Dokumenter dan Launching Riset: Wajah Kotor Bisnis Energi Terbarukan" di Teater Sjuman Djaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 6 Oktober 2025

“Wajah Kotor Bisnis Energi Terbarukan”, Indonesia tidak Serius Menjalankan Upaya Transisi Energi

ENERGYWORLD.CO.ID – Indonesia tidak serius menjalankan upaya transisi energi. Alih-alih menjadikan agenda ini sebagai sebuah transformasi sistem, Indonesia hanya menjadikannya sebagai momentum pergantian teknologi, atau pemberian label hijau pada bisnis energi lama. Hasil penelusuran Koalisi Transisi Bersih menemukan enam grup bisnis di balik upaya transisi energi yang merupakan pemain industri energi kotor. Akibatnya, cara-cara lama yang kerap melanggar HAM, merusak lingkungan, dan menimbulkan konflik di tengah masyarakat tetap terjadi. Situasi ini kontradiktif dengan cita-cita transisi energi.

Di sisi lain, laporan Koalisi Transisi Bersih juga menemukan jejaring Politically Exposed Persons (PEPs) di enam grup bisnis transisi energi. Keterlibatan PEPs membuka celah konflik kepentingan, penyalahgunaan wewenang, dan korupsi dalam upaya transisi energi.

Semua dinamika tersebut terangkum  dalam pemutaran film dokumenter TV Tempo “Screening Film Dokumenter dan Lunching Riset: Wajah Kotor Bisnis Energi Terbarukan” di Teater Sjuman Djaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 6 Oktober 2025.

Film dokumenter TV Tempo ini menyoroti ancaman terhadap kampung-kampung di sekitar Sungai Kayan, Kalimantan Utara, akibat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan. Proyek yang sempat mangkrak 12 tahun itu ditetapkan sebagai proyek strategis nasional oleh Presiden Prabowo dan ditargetkan selesai dalam lima tahun.

TV Tempo berkolaborasi dengan Koalisi Transisi Bersih mengulas sisi lain proyek energi baru terbarukan yang diklaim ramah lingkungan tetapi kenyataannya menimbulkan kerusakan lingkungan yang masif, berdampak kepada keanekaragaman hayati hingga kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Dokumenter ini juga menyoroti bagaimana proyek yang digadang-gadang “hijau” tersebut justru dikendalikan oleh para pemain lama yang memiliki pengaruh besar dalam lingkaran politik atau dekat dengan lingkungan pemerintahan..EDY/Ewi

https://www.instagram.com/reel/DPa4oCQD_nt/?igsh=MTczdWxrejFpZm5qZw==

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.